Sukses

OJK Catat Kinerja Pasar Modal Syariah Lesu hingga Akhir Maret 2023

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutukan, indeks ISSI melemah 2,97 persen menjadi 211,26 hingga Maret 2023. Sementara itu, kapitalisasi pasar susut 0,53 persen menjadi Rp 4.760 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan kinerja pasar modal syariah turun hingga akhir Maret 2023. Hal ini tercermin baik dari sisi indeks maupun kapitalisasi pasar.

Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi menuturkan, hingga 31 Maret 2023 Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) terkoreksi 2,97 persen menjadi 211,26 dari tahun sebelumnya 217,73. 

Sedangkan, untuk kapitalisasi pasarnya menurun 0,53 persen menjadi Rp 4.760,83 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4.786,02 triliun. "Kami masih berjuang untuk bagaimana penurunan yang tahun 2020 itu (40,84 persen), supaya bisa kembali, tapi itu tidak mudah karena memerlukan peran dari investor yang sangat-sangat besar," kata Fadilah dalam Media Briefing, Selasa (11/4/2023).

Selain itu, kinerja reksa dana syariah meningkat 5,02 persen di angka Rp 42,65 triliun. Namun, capaian tersebut belum bisa menyamai realisasi kinerja ketika sebelum pandemi COVID-19 sebesar Rp 53,74 triliun.

Ia menuturkan, kinerja sukuk korporasi meningkat 1,25 persen menjadi Rp 43,03 triliun hingga akhir Maret 2023. Kinerja sukuk negara juga meningkat 2,24 persen menjadi Rp 1.374,48 triliun per kuartal I 2023.

"Sukuk korporasi kami melihat market sharenya masih di bawah 10 persen, sekitar 9,5 persen dan sukuk negara sekitar 8,5 persen keduanya masih berada di bawah 10 persen," kata dia.

Dengan demikian, ia menegaskan, pihaknya akan menggenjot sukuk negara dengan menjadikannya prioritas dalam rangka mencapai proporsi sebesar 20 persen dari total surat berharga negara.

2 dari 4 halaman

OJK Perluas Literasi Pasar Modal Syariah hingga ke Turki dan Prancis

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) berkolaborasi mendorong diaspora Indonesia masuk pasar modal syariah tanah air.

Kepala Pengawas Eksekutif Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan upaya itu dalam rangka pengemabnagan pasar modal syariah nasional. Kolaborasi OJK dan MES berupa peluncuran video sejarah pasar modal syariah dan video edukasi pasar modal syariah serta berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi yang telah dilakukan selama ini, yang dikukuhkan dengan penandatangan MoU.

"Pada tahun ini, sosialisasi tersebut telah menjangkau mas diaspora Indonesia di beberapa negara melalui kegiatan roadshow pasar modal syariah bersama MES perwakilan khusus Turki dan Perancis,” kata Inarno dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Oktober, Kamis (3/11/2022).

Selain pasar modal syariah, OJK juga melakukan kebijakan lain untuk memperkuat perlindungan investor melalui kerangka pengaturan terkait mekanisme permohonan kepailitan dan PKPU di pasar modal, khususnya perusahana efek.

"Adanya payung hukum atas pelaksanaan kewenangan OJK dalam permohonan pailit dan PKPU diharapkan dapat meningkatkan  kepercayaan investor,” kata Inarno.

Di samping itu, OJK turut memperkuat investor pasar modal melalui implementasi pelaporan transaksi efek new dalam rangka meningkatkan layanan kepada partisipan dan integritas data pelaporan transaksi efek bersifat utang dan sukuk atau EBUS. Ia menilai, pembaharuan infrastruktur TI dan fitur akan mempermudah pelaporan transaksi sekaligus meningkatkan validitas laporan melalui koneksi data PLTE dan SID KSEI.

 

 

 

3 dari 4 halaman

OJK Harap Pasar Modal Syariah Berperan Dukung Keuangan Berkelanjutan

Sebelumnya, Indonesia dipercaya memegang posisi presidensi di G20 Tahun 2022. Tema yang akan diusung adalah ‘Recover Together, Recover Stronger’.  Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida menilai, kepercayaan untuk memegang presidensi G20 juga berarti kepercayaan terhadap kemampuan Indonesia dalam memulihkan diri dari pandemi.

Pada saat bersamaan, Nurhaida mengatakan dunia akan memantau bagaimana Indonesia melanjutkan program-program pemulihan. Dia menuturkan, ini adalah kesempatan sekaligus juga tentunya tantangan.

“Untuk menjawab tantangan tersebut, saya berharap pasar modal syariah juga dapat berperan dalam mendukung agenda yang diusung G20 yang salah satunya adalah terkait dengan sustainable finance,” kata Nurhaida dalam opening ceremony Sharia Investment Week 2021, Kamis (11/11/2021).

Sebetulnya agenda tersebut bukan hal yang baru di pasar modal syariah. Ini sudah terdapat di road map pasar modal syariah 2020-2024. Salah satu program pengembangan produk syariah yaitu pengembangan produk pasar modal syariah berbasis socially responsible investment.

Saat ini, terdapat produk pasar modal syariah yang terkait dengan sustainable finance. Yaitu Green Sukuk Global dan Green Sukuk Ritel yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia melalui perusahaan penerbit SBSN.

“Di masa mendatang, diharapkan terdapat green sukuk atau efek syariah lain yang bertemakan sustainable finance yang diterbitkan oleh korporasi,” ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Harus Diikuti Literasi

Nurhaida menambahkan, keseluruhan upaya untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional melalui sektor pasar modal harus diiringi dengan peningkatan literasi. Hal ini mengingat masih banyak investor pemula yang belum memahami risiko berinvestasi di pasar modal.

Dalam hal ini, OJK bersama SRO dan seluruh pelaku pasar modal terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Serta terus peningkatan pengetahuan investasi pada instrumen keuangan agar investor memiliki pemahaman yang memadai dalam membuat keputusan investasi.

"Salah satu upaya tersebut adalah mengadakan acara Sharia Investment Week ini,” sebut Nurhaida.

"Semoga rangkaian acara Syariah investment week 2001 ini dapat bermanfaat, khususnya investor di pasar modal syariah maupun investor aktif agar lebih bersemangat berinvestasi di pasar modal syariah dan dapat mengelola investasinya dengan baik di pasar modal syariah di Indonesia," ujar dia.