Sukses

Profil Singkat Erwin Moeslimin, Stafsus Mahfud MD yang Jadi Komisaris Baru Adhi Karya

RUPST PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memutuskan mengangkat komisaris baru yakni Erwin Moeslimin sebagai komisaris independen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Perseo) Tbk (ADHI) menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa ,11 April 2023. RUPST menyetujui pengangkatan komisaris baru, Erwin Moeslimin sebagai Komisaris Independen.

Melansir berbagai sumber, Erwin merupakan seorang aktivis sekaligus politikus kelahiran Lubuk Linggau, Sumatera Selatan pada 28 Maret 1959. Ia diketahui menjabat sebagai Staf Khusus (Stafsus) Menko Polhukam periode 2019-2024.

Sebelum itu, ia merupakan Anggota Subtim I Tim Pengkaji UU Informasi dan Transaksi Elektronik Kemenko Polhukam (2021), dan Anggota Komisi VIII dan II DPR RI (2014-2019).

Tidak hanya itu saja, Erwin juga diketahui merupakan Anggota Pansus RUU Pemilu (2016-2017), Anggota Badan Musyawarah (BAMUS) DPR RI (2-11-2014), Tim Delegasi Indonesia Badan Kerjasama Antar Parlemen (2012), dan Wakil Ketua Pansus Lintas Komisi tentang Perlindungan Pekerja Indonesia Luar Negeri (2012).

Di awal-awal era Reformasi, Erwin menjadi Anggota Panitia Adhoc 2 Badan Pekerja MPR RI sebagai Ketua Percepatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Kolusi Nepotisme (1999-2001), Anggota MPR/DPR RI (1999-2004), dan Wakil Sekretaris MPR RI Fraksi PDI Perjuangan (2000-2004). Erwin memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Ia melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar Magister Hukum dari Universitas Sriwijaya dan Doktor Hukum dari UII. Selain penunjukan Erwin untuk mengisi kursi di dewan Komisaris, pemegang saham Adhi Karya juga menunjuk dua direksi baru. Yakni Bambang Krisminarno sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko menggantikan A.A.G. Agung Dharmawan. Kemudian mengangkat Ki Syahgolang Permata sebagai Direktur Human Capital dan Sistem menggantikan Agus Karianto.

2 dari 4 halaman

Adhi Karya Ubah Susunan Pengurus

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) baru saja menyelesaikan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada hari ini, Selasa 11 April 2023. Dalam rapat tersebut, perseroan mengusung sejumlah agenda.

Di antaranya penetapan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2022 dan perubahan susunan pengurus perseroan. Pada mata agenda penggunaan laba bersih 2022, pemegang saham sepakat tidak ada pembagian dividen. Adapun sebesar 20 persen dari laba bersih yang diraih perseroan, akan digunakan sebagai cadangan wajib.

"ADHI telah mencatatkan laba bersih Perseroan sebesar Rp 81,2 miliar pada tahun buku 2022, sehingga sejumlah Rp 16,2 miliar merupakan cadangan wajib Perseroan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Perundangan tentang Perseroan Terbatas, bahwa perseroan wajib memiliki cadangan wajib minimal sebesar 20 persen," ungkap Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto dalam keterangan resmi, Selasa (11/4/2023).

Pada agenda perubahan susunan pengurus, pemegang saham menyetujui pemberhentian Cahyo A. Muzhar, sebagai Komisaris. Bersamaan dengan itu, masuk Erwin Moeslimin sebagai Komisaris Independen. Pada jajaran Direksi, pemegang saham menunjuk dua direksi baru. Yakni Bambang Krisminarno sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko menggantikan A.A.G. Agung Dharmawan.

Kemudian mengangkat Ki Syahgolang Permata sebagai Direktur Human Capital dan Sistem menggantikan Agus Karianto. Dengan demikian, susunan Komisaris dan Direksi Adhi Karya menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama: Dody Usodo Hargo Suseno

Komisaris: Widiarto

Komisaris: Yustinus Prastowo

Komisaris Independen: Abdul Muni

Komisaris Independen: Hironimus Hilapok  

Komisaris Independen: Erwin Moeslimin

Jajaran Direksi

Direktur Utama: Entus Asnawi Mukhson

Direktur Operasi I: Suko Widigdo

Direktur Operasi II: Pundjung Setya Brata

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Bambang Krisminarno

Direktur Human Capital dan Sistem: Ki Syahgolang Permata

Direktur QHSE dan Pengembangan Bisnis: Vera Kirana

3 dari 4 halaman

Adhi Karya Bidik Tambah Laba hingga 25 Persen pada 2023

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membidik pertumbuhan pendapatan 10-15 persen dan laba bersih 20-25 persen pada 2023.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menuturkan pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan, dan laba bersih pada tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.

"Naik dari tahun lalu 20-25 persen (laba bersih) seperti 2022 kemarin rencana naik 25 persen realisasi 47 persen," kata Entus saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Dia bilang, pendapatan tersebut akan ditopang oleh sejumlah proyek yang telah digarap Adhi Karya. "(Yang akan berkontrbusi besar terhadap pendapatan selain proyek LRT) ada beberapa proyek tol, ada penyelesaian tol Sigli-Banda Aceh, proyek-proyek IKN ada, tol Solo-Yogyakarta, tol Yogyakarta-Bawean dan proyek lainnya," katanya. 

Sementara itu, Adhi Karya tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam mencapai target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada tahun ini. Salah satunya adalah fokus dalam percepatan pembangunan terhadap kontrak yang sudah dikantongi.

"Kalau strategi pendapatan kita fokus dalam percepatan pembangunan terhadap kontrak-kontrak yang sudsh ditangan di mana saat ini, tahun lalu kita punya kontrak baru Rp 2,37 triliun. Kemudian, sampai awal Februari kita punya kontrak Rp 4,3 triliun, harapannya bisa terus meningkat," Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto.

4 dari 4 halaman

Sasar Proyek dengan Sumber Pembiayaan yang Pasti

Selanjutnya, perseroan juga menyasar proyek-proyek dengan sumber pembiayaan yang pasti.

"Kita upayakan bisa menyasar proyek-proyek yang sudah clear sumber pembiayaan sama sudah clear dari sisi lahan juga agar bisa dipastikan bisa digarap dan dikerjakan tahun ini," kata Farid.

Sementara itu, Adhi Karya juga menyiapkan strategi untuk mengerek laba bersih, salah satunya dengan melakukan efisiensi.

"Ada banyak faktor selain kita genjot produksi kita juga coba melakukan upaya-upaya efisiensi dari metode kerja dengan menggunaka teknologi buliding information modeling kita gunakan tenaga kerja yang handal agar proses kerja kita maksimal efisien dan tidak mandek dan sesuai spek yang diharap pemberi kerja," ujar dia.

Tak hanya itu, Farid mengaku, pihaknya melakukan efisiensi dengan menurunkan pinjaman agar tidak menambah beban bunga.

"Selain itu. kita coba efisiensi melalui menurunkan pinjaman. Harapannya enggak menambah beban bunga karena buga itu bisa menggerus bottom line," ujar dia.