Sukses

Prodia Widyahusada Tebar Dividen Tunai Rp 237,9 per Saham

RUPST PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) memutuskan membagikan dividen tunai Rp 223 miliar untuk tahun buku 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 223 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 237,9 per lembar saham.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menuturkan, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 223 miliar.

"Prodia konsisten dan berkomitmen untuk membagikan dividen setiap tahun, bahkan mencapai 60 persen dari laba bersih dalam 3 tahun terakhir," kata Dewi, Kamis (13/4/2023).

Prodia mampu beradaptasi di masa normalisasi setelah pandemi Covid-19 dengan capaian pendapatan bersih sebesar Rp 2,18 triliun sepanjang 2022. 

"Prodia berhasil mempertahankan kinerja yang positif dan membukukan profitabilitas di tahun 2022. Hal ini dapat diraih berkat ragam inovasi pengembangan tes yang variatif serta berbagai fitur digital guna memaksimalkan layanan kesehatan melalui 276 outlet Prodia yang tersebar di 34 provinsi. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya secara disiplin serta dukungan oleh seluruh Insan Prodia yang kompeten dan tangguh pun turut berkontribusi dalam capaian ini", kata dia.

Sepanjang 2022, jumlah kunjungan mencapai angka lebih dari 2,8 juta. Prodia juga telah mengembangkan 18 tes baru dari Next-Generation Lab termasuk pemeriksaan genomik terkait gaya hidup dan risiko penyakit, serta pemeriksaan preventif dan prediktif. 

Dalam hal akselerasi digital, Prodia menghadirkan anak perusahaan PT Prodia Digital Indonesia yang fokus mengembangkan aplikasi U by Prodia, pengembangan Prodia Mobile for Doctor, serta menyediakan pemesanan layanan Home Service dengan jangkauan hingga lebih dari 1.000 lokasi per hari di seluruh Indonesia. 

Selain itu, Prodia juga selalu membangun kolaborasi dengan para penyedia layanan kesehatan lainnya, di antaranya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Alia Hospital, IHH Healthcare Malaysia, serta kemitraan digital lainnya.

Dewi menuturkan, dengan berbagai inisiatif dan inovasi, Prodia Widyahusada mampu menaklukkan berbagai tantangan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan terciptanya paradigma sehat. 

"Sebagai upaya berkelanjutan, kami menyiapkan berbagai strategi seperti perluasan jejaring outlet termasuk jenis tes dan layanan yang disediakan, penerapan customer centric model, hingga penekanan transformasi digital untuk mendukung konsistensi performa Prodia pada 2023," ujar dia.

2 dari 5 halaman

Fokus Tingkatkan Jumlah Pelanggan

Di sisi lain, Prodia akan terus memaksimalkan pemanfaatan saluran digital demi memberikan pengalaman terbaik dan kemudahan akses bagi pelanggan, salah satunya dengan penerapan omnichannel untuk segmen Business to Consumer (B2C). Hal ini didukung dengan hadirnya PT Prodia Digital Indonesia, anak usaha Perseroan, yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan volume dan pendapatan. 

"Untuk segmen Business to Business (B2B), kami memperkuat transformasi digital melalui ProdiaLink, yaitu interoperability system yang dapat mempermudah proses referal ke lab kami," imbuhnya.

Prodia juga berfokus untuk meningkatkan jumlah pelanggan secara organik melalui beberapa inisiatif seperti memaksimalkan penggunaan aplikasi U by Prodio, mengoptimalkan Home Service, penambahan kapasitas tes baru, pembenahan tampilan outlet, serta penambahan channel Prodia melalui kolaborasi dan kemitraan strategis. 

"Berbagai rencana matang untuk dijalankan pada tahun ini adalah sebagai wujud komitmen kami untuk selalu hadir menjawab kebutuhan diagnosis dan konsisten memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat," ujar Dewi.

 

 

3 dari 5 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mengumumkan hasil kinerja hingga akhir 2022. Emiten laboratorium kesehatan ini membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan Rp 2,18 triliun pada 2022, menurun 17,73 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,65 triliun. 

Mengutip laporan keuangan Prodia Widyahusada, ditulis Jumat (17/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 854,53 miliar atau turun 16,18 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 1,01 triliun. 

Dengan demikian, laba bruto Prodia Widyahusada menyusut 19,01 persen menjadi Rp 1,32 triliun pada 2022 dari Rp 1,63 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan penurunan laba usaha 41,07 persen menjadi Rp 447,04 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 758,68 miliar.

Hingga akhir 2022, Prodia Widyahusada mengantongi laba bersih sebesar Rp 371,64 miliar. Laba bersih perseroan turun 40,36 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 623,23 miliar.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 2,66 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 2,70 triliun. Kemudian, liabilitas PRDA Rp 358,44 miliar hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 391,72 miliar. Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 2,31 triliun hingga akhir 2022 naik tipis dari akhir tahun lalu Rp 2,31 triliun.

 

4 dari 5 halaman

Target Pendapatan 2023

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) proyeksikan pendapatan dan laba naik dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Direktur Bisnis dan Marketing Prodia Widyahusada Indriyanti Rafi Sukmawati menuturkan, pihaknya optimistis menatap kinerja 2023 melalui transformasi digital. Dengan demikian, Prodia memproyeksikan pertumbuhan pendapayan dan laba dua kali dari pertumbuhan Indonesia.

Saat ditanya apakah pertumbuhan pendapatan dan laba mencapai 10 persen, Indriyanti menegaskan sekitar angka tersebut.

"Kita harus tumbuh jelas, 2021 kita tumbuh bagus, 2022 dibilang satu base yang baru, Covid-19 2023 sudah gak ada, kita selalu mengacu pertumbuhan mengikuti CAGR biasanya Prodia ikuti berapa pertumbuhan ekonomi indonesia, biasanya kita double dari pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Indriyanti kepada awak media, Selasa (24/1/2023).

Sementara itu, Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Muliaty mengatakan, pihaknya berharap kinerja pendapatan bisa kembali seperti sebelum pandemi COVID-19, bahkan lebih dari itu.

"Ya tentu harus didukung makro ekonomi juga dan faktor-faktor eksternal lainnya, semoga aman, inflasi terkendali, tidak ada resesi, politik juga aman dan biasanya tahun-tahun saat kampanye tidak ada masalah, bahkan ada pertumbuhan ekonomi," kata Dewi.

Dengan begitu, Dewi berharap pada 2023 bisa stabil seperti sebelum pandemi COVID-19. Namun, Prodia Widyahusada akan terus bertumbuh, harapannya bsia lebih dari sebelum pandemi

Lantas, apakah pertumbuhan tersebut bisa lebih dari 9-10 persen? 

Dewi menyebutkan, pihaknya berharap pertumbuhan kinerja berada di angka tersebut.

"Harapannya begitu, banyak faktor, kalau dulu kita bisa prediksi 3-5 tahun, sekarang susah. Lihat satu tahun ke depan juga sulit, jadi enggak bisa terlalu publish apa yang buat kita planning," ujar dia.

 

5 dari 5 halaman

Strategi Kerek Kinerja Keuangan

Selain itu, Prodia juga memiliki rencana kerja, akan tetapi ada beberapa skenario karena terdapat beberapa faktor makro yang mungkin dapat berpengaruh.

Lantas, seperti apa strategi yang disiapkan Prodia untuk mengerek kinerja tahun ini?

Perseroan menyiapkan strategi melalui peningkatan frekuensi orang yang menggunakan layanan Prodia. Dengan begitu, semakin meningkatnya pasien maka pendapatan Prodia akan meningkat. Selain itu, untuk memudahkan masyarakat, Prodia menyediakan layanan digital untuk perawatan kesehatan.

"Strateginya bagaimana kita meningkatkan frekuensi orang dateng, tentunya pasien lebih banyak lama kelamaan revenue meningkat, pasien mudah ke prodia salah satunya lewat digital," ujar Indriyanti.

Tak hanya itu, Prodia juga memiliki aplikasi yang bisa membantu masyarakat.

"Kita punya aplikasi itu sangat banyak membantu masyarakat, Insyaallah tahun ini 50 tahun Prodia kita launching aplikasi kita layanannnya ditingkatkan. Kami harapkan bisa dimanfaatkan masyrakat, kita launching digital service kita lebih dari layanan yang eksisting saat ini ada," kata Indriyanti.

Adapun, belanja modal yang dianggarkan pada tahun ini sekitar Rp 200 miliar - Rp 250 miliar. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis, antara lain membuka cabang baru dan transformasi digital.

Prodia Widyahusada menargetkan untuk membuka sekitar dua cabang baru pada tahun ini. Cabang baru tersebut akan dibuka di wilayah Jabodetabek dan luar Jabodetabek.

"Untuk pembukaan outlet 1-2 cabang mandiri, lokasi cabang mandiri sekitar Jabodetabek dan luar Jabodetabek," kata Indriyanti.

Indriyanti menegaskan, kedua cabang tersebut akan dibuka pada kuartal I dan III 2023. Selain itu, Prodia ingin fokus melakukan transformasi digital.

"Untuk tahun ini lebih fokus ke digital, aksesibilitas akan lebih luar, dari physical akses sedikit, karena fokus digitalisasi, itu jadi fokus kita. Kita berharap dari digitalisasi bisa lebih memudahkan akses ke Prodia," ujar dia.

 

Video Terkini