Sukses

Menengok Kinerja Keuangan Emiten Pengelola Alfamart dan Indomaret pada 2022, Siapa Juaranya?

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) umumkan laporan keuangan 2022. Dua emiten ini catat pertumbuhan dari sisi laba dan pendapatan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) selaku induk Indomaret, telah mengumumkan kinerja tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, duo ritel ini kompak membukukan kinerja positif dengan adanya pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan kedua perusahaan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/4/2023), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi dari sisi laba bersih. Sepanjang 2022, Sumber Alfaria Trijaya membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,86 triliun, naik 48,26 persen.

Sedangkan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,3 triliun. Laba itu naik 39,13 persen dibandingkan laba 2021 sebesar Rp 926,92 miliar. Namun, dari sisi pendapatan, DNET lebih unggul.

Pada 2022, pendapatan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk naik 34,81 persen menjadi Rp 1,14 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 844,41 miliar. Sementara AMRT mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 14,16 persen menjadi Rp 96,92 triliun pada 2022, dari Rp 84,9 triliun pada 2021. 

Total Gerai

Melansir laman resmi perseroan, jaringan ritel PT Indoritel Makmur Internasional Tbk, Indomaret berkembang sangat pesat dengan jumlah gerai Indomaret hingga Desember 2022 adalah 21.251.

Sebagian besar pasokan barang dagangan untuk seluruh gerai berasal dari 42 pusat distribusi Indomaret yang menyediakan lebih dari 5.000 jenis produk. Kini, keberadaan Indomaret makin diperkuat dengan kehadiran Indogrosir, anak perusahaan dengan konsep bisnis Pusat Perkulakan.

Sementara jumlah gerai Alfamart diketahui telah mencapai 17.816 per Desember 2022. Jumlah ini sejalan dengan target perseroan untuk penambah 800-1.00 gerai baru pada 2022, di mana perseroan sebelumnya memiliki 16.492 gerai beroperasi pada 2021.

2 dari 4 halaman

Kinerja Saham

Pada Kamis 13 April 2022, saham AMRT ditutup turun 2,14 persen ke posisi 2.740. Saham AMRT dibuka pada posisi 2.770 dan bergerak pada rentang 2.730-2.770.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham AMRT tercatat sebanyak 4.804 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 122.984 lot saham senilai Rp 33,6 miliar. Dalam sepekan, harga saham AMRT telah turun 2,5 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham AMRT masih naik 92,25 persen.

Pada sesi yang sama, saham DNET ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen ke posisi 4.000. Berdasarkan data RTI, saham DNET terpantau jalan di tempat sejak perdagangan Selasa, 11 April 2023. Dalam sepekan, harga saham DNET naik 0,25 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham DNET naik 25 persen.

3 dari 4 halaman

Bos Indomaret vs Alfamart, Siapa Paling Tajir?

Sebelumnya, beberapa nama yang keluar dari situs Forbes tidak asing bagi kalangan pebisnis dan masyarakat umum, diantaranya Bos Indomaret dan Alfamart, masih masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes untuk tahun 2023.

Hal tersebut didorong oleh kinerja bisnis retail modern dari dua perusahaan itu sepanjang tahun 2022. Lantas siapa yang paling tajir di antara kedua bos retail modern Indomaret dan Alfamart?

1. Anthoni Salim

Anthoni Salim menduduki posisi kelima orang terkaya di Indonesia, dilansir dari Forbes Minggu (5/2/2023), ia mencatat kekayaan bersih USD 7,5 miliar. Posisi turun dibandingkan tahun 2022, dia berada di posisi ketiga dengan total kekayaan bersih USD 8,5 miliar.

Adapun kekayaannya itu berkat usahanya membangun perusahaan mi instant dan tepung terigu, Anthony Salim pernah dinobatkan sebagai taipan terkaya nomor 3 di Indonesia oleh Majalah Globe Asia.

Selain itu, Anthoni Salim memimpin Salim Group, dengan investasi di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi.

Salim merupakan pendiri serta CEO Indofood salah satu pembuat mi instan terbesar di dunia. Pendapatan di perusahaan ini mencapai USD 6,4 miliar.

Tidak hanya itu saja, keluarga Salim memiliki saham perusahaan investasi First Pacific yang terdaftar di Hong Kong, yang memiliki kepentingan di Indofood dan perusahaan telekomunikasi PLDT Filipina.

Anthoni adalah anak bungsu dari tiga bersaudara mendiang Liem Sioe Liong, seorang taipan yang selama puluhan tahun sangat dekat dengan Presiden Soeharto. Pada tahun 2022, Salim memimpin sebuah konsorsium yang menginvestasikan USD 1,6 miliar di perusahaan tambang batu bara Indonesia, Bumi Resources.

4 dari 4 halaman

2.Djoko Susanto

Berbeda dengan bos Alfamart Djoko Susanto, dia terpaut 5 jarak dari deretan orang terkaya di Indonesia, dia berada di posisi ke-10 dengan total kekayaan USD 4,6 miliar. Kekayaannya tersebut meningkat dibandingkan tahun 2022 sebesar USD 4,1 miliar.

Djoko Susanto merupakan pendiri Alfamart yang memiliki lebih dari 19.000 minimarket di seluruh Indonesia dan lebih dari 1.200 toko di Filipina.

Dia adalah anak keenam dari 10 bersaudara. Dia mulai mengelola usahanya dari warung makan sederhana orang tuanya di dalam pasar tradisional di Jakarta pada usia 17 tahun. Kemudian bermitra dengan taipan rokok kretek Putera Sampoerna untuk membuka kios serupa dan kemudian rantai supermarket diskon.

Ketika Putera menjual bisnis rokoknya kepada Philip Morris pada tahun 2005, Susanto membeli bisnis retail tersebut dan mengembangkannya menjadi jaringan Alfamart. Lalu, pada Juni 2022, perusahaan membeli saham senilai USD 30 juta di Bank Aladin Syariah, yang menyediakan layanan keuangan sesuai syariah.

Â