Sukses

Jurus Smartfren Pertahankan Laba Bersih pada 2023

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengantongi laba bersih Rp 1,06 triliun pada 2022. Perseroan berharap dapat tumbuh lebih baik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akhirnya berhasil membukukan laba positif pada tahun buku 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,06 triliun dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 435,32 miliar.

Direktur Smartfren Telecom, Gisela Yenny Lesmana mengatakan, perseroan akan mempertahankan tren kinerja ini dengan target laba minimal pada angka yang sama untuk 2023.

"Target pendapatan, kita selalu berharap tumbuh lebih baik dari sebelumnya dan selalu ada progres karena kita harus bertanggung jawab pada seluruh stakeholder. Kami upayakan minimal sama seperti tahun sebelumnya (2022), dan optimis itu bisa tercapai dengan strategi yang kita telah rencanakan," kata dia kepada wartawan, Kamis (13/4/2023).

Meski telah mencatatkan laba, tetapi perseroan belum memastikan pembagian dividen. Mengingat ini kali pertama perseroan mencetak laba, maka manajemen tengah melakukan pertimbangan untuk tetap berkomitmen memaksimalkan shareholder value. Lebih lanjut, perseroan tahun ini masih akan fokus untuk mempertahankan operasional agar dapat mempertahankan kinerja yang diperoleh pada 2022.

"Di tahun 2023 ini memang ada pengukuhan strategi terutama network, kita banyak optimasi sepanjang ramadhan. Tapi untuk skala nasional sepanjang tahun kita akan optimasi hampir di seluruh titik. Bersamaan dengan perkuatan jaringan, kita mulai menambahkan lineup produk baru yang tetap bisa menjawab kebutuhan pasar dari sisi network pada produk sehingga bisa improve revenue dan menambah customer engagement," ujar dia.

Belanja Modal

Tahun ini, Smartfren Telecom menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD 200 juta atau setara Rp 3 triliun. Gisela mengatakan, belanja modal utamanya akan dialokasikan untuk optimalisasi dan pengembangan jaringan.

"Kita selalu maintance capex sekitar USD 200 juta atau Rp 3 triliun. Kita akan fleksibel untuk kebutuhan kami, tapi prinsip fix mobile konvergensi adalah untuk satu kebutuhan konektivitas dalam satu rekening bisa share ke keluarga lainnya. dan bisa juga ott selain konektivitas. Untuk mencapai itu butuh integrasi plan dan proses sangat kompleks," beber dia.

2 dari 4 halaman

Mengintip Persiapan Smartfren Jelang Mudik Lebaran 2023

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) telah melakukan sejumlah persiapan jelang mudik Lebaran 2023. VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengatakan, perusahaan akan melakukan optimasi jaringan pada jalur utama mudik.

Dia menjabarkan, pada setiap periode mudik terjadi perpindahan subscriber atau pengguna smartfren dari Jabodetabek sebesar 12 persen ke arah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Diperkirakan, tahun ini juga akan terjadi tren serupa.

"Lebaran tahun kemarin begitu PPKM dibuka, ada perpindahan sekitar 12 persen. Paling banyak di Jawa barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tahun ini kita perkirakan akan sama," kata Agus dalam temu media di Auditorium Kantor Smartfren, Kamis (13/4/2023).

Tahun lalu, terdapat empat jalur utama mudik uang menjadi fokus perseroan. Yakni Tol Trans-Jawa, jalur kereta api Jawa, bandara Soekarno Hatta, dan pelabuhan Merak. Untuk tahun ini, Smartfren menambah wilayah optimasi jaringan. Antara lain, Tol Trans-Jawa, jalur kereta api, tol Sumatera, jalur pantai utara, jalur pantai selatan, dan 11 tol segmen baru.

"Jadi sampai saat ini optimasi jaringan sudah dilakukan hampir 100 persen, di jalur utama mudik. Ini kita tambah karena pemudik motor kami perkirakan akan meningkat. Jadi kami optimasi yang luar utara dan selatan yang jadi rute pemotor," imbuh Agus.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengantongi pendapatan sebesar Rp 11,20 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut naik 7,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,45 triliun.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/4/2023), bersamaan dengan kenaikan pendapatan , perseroan mencatatkan peningkatan beban usaha 3,62 persen menjadi Rp 10,57 triliun dari R 10,20 triliun pada Desember 2021.

Dengan demikian, laba sebelum pajak Smartfren Telecom melesat menjadi Rp 1,76 triliun pada 2022 dari rugi sebelum pajak Rp 566,28 miliar pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 152,09 persen menjadi Rp 623,12 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 247,18 miliar.

Hingga akhir tahun 2022, Smartfren mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,06 triliun dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 435,32 miliar.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 46,49 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 43,35 triliun. Kemudian, liabilitas FREN Rp 30,73 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 30,70 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 15,75 triliun naik hingga akhir tahun 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 12,65 triliun.

 

 

4 dari 4 halaman

Smartfren Bakal Perluas Pemerataan 4G di Indonesia

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bakal perluas pemerataan jaringan 4G di berbagai daerah Indonesia pada 2023.

VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan di Sumatera, hanya Bengkulu yang masih belum terjangkau 4G. Selain itu, menurut Agus ada beberapa lokasi yang akan dijadikan prioritas dalam pemerataan jaringan 4G.

“Kalimantan tinggal Kalimantan Tengah, Sulawesi tinggal Sulawesi Tengah dan Tenggara,” kata Agus pada konferensi pers di Yogyakarta, Kamis (9/3/2023). 

Saat ini, Smartfren sudah mengcover 288 kabupaten kota di Indonesia untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk Indonesia bagian timur Smartfren masih melakukan analisis bisnis.

“Ambon dan Papua, secara potensi bisnis dan komitmen terhadap pemerintah, hal ini sedang kami analisis secara mendalam,” tutur Agus. 

Demi memperluas kekuatan jaringan 4G, Smartfren akan menggunakan modal belanja 50 persen pada tahun 2023 untuk membangun BTS di berbagai lokasi. 

“Salah satu penambahan jaringan itu kita anggarkan tentu saja ada beberapa untuk BTS, Core Network, dan 5G. Untuk penambahan BTS kita sudah ada angkanya, sekitar 50 persen dari Capex untuk BTS,” pungkas Agus.