Sukses

Wall Street Melesat Usai Rilis Data Inflasi AS Melandai

Wall street menguat pada perdagangan Kamis, 13 April 2023. Indeks Nasdaq pimpin penguatan dengan naik 1,9 persen.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan saham Kamis, 13 April 2023. Wall street menguat seiring investor menyambut baik laporan yang menunjukkan inflasi AS yang mendingin.

Dikutip dari CNBC, Jumat (14/4/2023), indeks S&P 500 naik 1,33 persen menjadi 4.146,22, yang merupakan penutupan tertinggi sejak Februari 2023. Indeks Nasdaq bertambah 1,99 persen menjadi 12.166,27. Indeks Dow Jones menguat 383,19 poin atau 1,14 persen ke posisi 34.029,69.

Indeks harga produsen pada Maret, ukuran harga yang dibayarkan oleh perusahaan dan sering kali menjadi indikator utama inflasi konsumen turun 0,5 persen secara month over month dibandingkan harapan ekonom untuk harga menjadi datar. Ini tidak termasuk makanan dan energi, pembacaan harga grosir inti melemah 0,1 persen month over month, lebih baik dari kenaikan 0,2 persen yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.

Data PPI konfirmasi tren pelonggaran inflasi dari laporan indeks harga konsumen pada Maret yang naik hanya 0,1 persen dari bulan ke bulan. Harga konsumen tumbuh 5 persen secara tahunan, kenaikan terkecil dalam hampir dua tahun.

Saham-saham teknologi yang termasuk yang paling terpukul selama periode kenaikan inflasi dan suku bunga melonjak pada perdagangan Kamis pekan ini, Baik sektor layanan komunikasi dan teknologi informasi termasuk di antara pemenang yang menonjol di indeks S&P 500.

Saham teknologi kapitalisasi besar menguat dengan saham Amazon naik 4,7 persen. Saham induk usaha Google, Alphabet dan Meta masing-masing naik 2,7 persen dan 3 persen. Saham Tesla juga melonjak hampir 3 persen.

“Pasar sedikit siap untuk berpotensi naik seiring berita yang positif.  Dalam hal ini, angka PPI sedikit lebih baik dari yang diharapkan,” ujar Rhys Williams dari Spouting Rock Asset Management dikutip dari CNBC.

 

2 dari 4 halaman

Risalah The Fed Sempat Bayangi Pasar

Ia menilai, hal itu memberi orang kenyamanan bagaimana sebenarnya the Federal Reserve (the Fed) mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga dalam pertemuan berikutnya. Pada perdagangan Rabu pekan ini menandai penurunan beruntun dalam dua hari untuk S&P 500 karena risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal atau Federal Open Market Committee (FOMC) yang menunjukkan the Fed berharap krisis perbankan baru-baru ini menyebabkan resesi ringan pada akhir 2023.

“Pasar mungkin sedikit terlalu terburu-buru, sejauh ini optimis, the Fed akan dapat memotong ketika pasar menghargai itu,” tutur Megan Horneman dari Verdence Capital Advisors.

“Saya tidak berpikir the Fed akan mampu melakukan itu. Saya pikir the Fed harus menahan lebih lama dari yang diantisipasi orang, dan kemungkin mungkin penurunan suku bunga tahun depan, tapi saya pikir mereka harus tetap menahan karena kita masih berada dala lingkungan inflasi yang sangat kaku,” ia menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Saham Netflix Menguat

Sementara itu, saham Netflix menguat 4 persen setelah Wells Fargo menuturkan bullish menuju laba.Saham Netflix menguat setelah Wells Fargo rekomendasikan bullish jelang laporan laba.

Analis Steven Cahali menuturkan, fokusnya akan lebih sedikit tentang laba dan lebih banyak pada komentar tentang peluncuran program berbagi berbayarnya di Amerika Serikat. Awal tahun ini, perusahaan menguraikan bagaimana rencana itu akan berhasil di Kanada, Selandia Baru, Portugal dan Spanyol. Netflix telah uji program ini secara internasional sebelum menerapkan biaya di Amerika Serikat.

“Kami optimis pada NFLX untuk kinerja kuartal I 2023 karena kami pikir manajemen akan optimis pada peningkatan P&L dari penerapan pembagian berbayar,” ujar dia.

Sementara itu, saham Netflix telah naik hampir 17 persen pada 2023. Saham Netflix yang reli pada 2023, saham masih diperdagangkan lebih dari 45 persen di bawah penutupan pada 2021.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street Rabu 12 April 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Rabu, 13 April 2023 seiring kekhawatiran resesi yang bebani wall street Bahkan ketika pelaku pasar menilai rilis data inflasi yang lebih dingin dari perkiraan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (13/4/2023), indeks Dow Jones hentikan penguatan beruntun dalam empat hari. Indeks Dow Jones menguat 38,29 poin atau 0,11 persen ke posisi 33.646,50. Sebelumnya, indeks acuan tersebut menguat lebih dari 200 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 0,41 persen ke posisi 4.091,95. Indeks Nasdaq susut 0,85 persen ke posisi 11.929,34.

Pergerakan wall street itu terjadi setelah risalah dari pertemuan kebijakan the Federal Reserve (the Fed) pada Maret 2023 menunjukkan pejabat khawatir ekonomi dapat masuk ke resesi ringan pada akhir 2023 setelah krisis perbankan Amerika Serikat.

“Mengingat penilaian mereka tentang dampak ekonomi potensial dari perkembangan sektor perbankan baru-baru ini, proyeksi staf pada staf pertemuan Maret termasuk resesi ringan mulai akhir tahun ini, dengan pemulihan selama dua tahun berikutnya,” demikian mengutip dari ringkasan tersebut.

Sementara itu, dalam wawancara dengan CNBC, Presiden the Federal Reserve Richmond Thomas mengatakan, puncak inflasi mungkin berasa di belakang. “Kita masih memiliki cara untuk pergi,” ujar dia.

Adapun kekhawatiran resesi terus membebani investor bahkan ketika indeks harga konsumen pada Maret 2023 datang lebih dingin dari yang diharapkan, menunjukkan kenaikan 0,1 persen. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones berharap CPI naik 0,2 persne dari bulan ke bulan.

“Ini menggembirakan karena menunjukkan arah yang diinginkan the Fed, tapi saya pikir itu tidak cukup untuk menyebabkan the Fed berhenti menaikkan suku bunga,” ujar Sam Stovall dari CFRA.

 

Video Terkini