Sukses

Salip Bos Alfamart, Ini Sosok Dewi Kam Orang Terkaya ke-8 Indonesia

Sosok Dewi Kam menjadi pengusaha wanita yang masuk ke dalam deretan 10 orang terkaya di Indonesia. Tercatat harta kekayaan Dewi Kam sebanyak USD 4,2 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi pengusaha sukses tidak hanya dilakukan seorang laki-laki saja. Terbukti, sosok Dewi Kam menjadi satu-satunya pengusaha wanita yang masuk ke dalam deretan 10 orang terkaya di Indonesia.

Melansir dari Forbes Real Time Billionaires, Jumat, (14/4/2023), hingga saat ini tercatat harta kekayaan Dewi Kam sebanyak USD 4,2 miliar atau setara dengan Rp 61,57 triliun (asumsi kurs Rp 14.661 per dolar AS).

Adapun kekayaan bersih secara real time per 13 April 2023, Dewi Kam memiliki peningkatan harta 4,86 persen atau Rp 224 juta menjadi USD 4,6 miliar. Dengan demikian, ia menjadi orang kaya ke-627 di dunia pada saat ini.

Jumlah kekayaan Dewi pun membawanya masuk ke urutan orang paling kaya ke-8 di Indonesia. Bahkan, ia juga mengalahkan kekayaan bos Alfamart, Djoko Susanto yang berada tepat di bawahnya.

Menarik untuk diketahui, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai sosok Dewi Kam dari berbagai sumber.

Dewi Kam merupakan seorang pengusaha. Adapun, sebagian besar kekayaannya berasal dari saham minoritas di perusahaan tambang batu bara Bayan Resources di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, saham Bayan Resources atau saham BYAN naik tiga kali lipat pada 2022 di tengah krisis energi global. Wanita berusia 72 tahun ini juga memiliki kepentingan dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Dalam laporan Indonesia Corruption Watch (ICW), Dewi Kam juga terdaftar sebagai pemilik PT Sumbergas Sakti Prima, pemegang saham PT Sumber Energi Sakti Prima.

PT Sumber Energi Sakti Prima adalah perusahaan yang kepemilikan akhirnya dikuasai oleh Dewi Kam dan Richard Jasin. Dewi Kam dan Richard Jasin adalah pemilik PT Sumbergas Sakti Prima, yang menguasai 91 persen saham PT Sumber Energi Sakti Prima. Adapun 9 persen saham PT Sumber Energi Sakti Prima dikuasai oleh Racecourse Investments Ltd. 

2 dari 4 halaman

Pemegang Saham Sejumlah Perusahaan

Dewi Kam adalah pemilik PT Sumbergas Sakti Prima dengan penguasaan 91 persen saham. Namanya tercatat dalam database offshore leaks ICIJ. Bersama dengan Mohamad Abdullah Jasin, dia terafiliasi dengan dua perusahaan yang berdomisili di British Virgin Islands dan Samoa.

Dewi tercatat merupakan pemegang saham Birken Universal Corporation dan Direktur Savill Universal Ltd yang berlokasi di Britisih Virgin Islands, dan pemegang saham Overseas Finance Ltd yang bertempat di Samoa. 

Dia diketahui merupakan nominee director Execorp Limited, dan nominee Shareholder Portcullis Nominees (BV) Limited, dan Sharecorp Limited. Pada 2006 ketika Indonesia dan Cina melakukan kesepakatan kontrak proyek energi sebesar USD 3,56 triliun, dia menghadiri penandatanganan kontrak.

Proyek yang ia kelola yaitu Coal Based Chemical Plant di Balocci, Pangkep, Sulawesi Selatan dengan nilai USD 687 juta.

3 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengumumkan kinerja keuangan hingga akhir 2022. Perseroan membukukan pendapatan USD 4,70 miliar atau Rp 72,70 triliun (asumsi kurs Rp 15.458 per dolar AS) naik 64,91 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya USD 2,85 miliar.

Hingga akhir 2022, Bayan Resources mengantongi laba bersih sebesar USD 2,17 miliar atau Rp 33,67 triliun. Laba bersih perseroan meningkat 79,33 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 1,21 miliar.

Mengutip laporan keuangan Bayan Resources, Jumat (10/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai USD 1,54 atau meningkat 40 persen dari realisasi sebelumnya sebesar USD 1,10 miliar.

Dengan demikian, laba bruto Bayan Resources melesat 81,60 persen menjadi USD 3,16 miliar pada 2022 dari USD 1,74 miliar pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan 82,53 persen menjadi USD 2,30 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya USD 1,26 miliar.

Sementara itu, aset perseroan senilai USD 3,94 miliar hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar USD 2,43 miliar. Kemudian, liabilitas BYAN USD 1,95 miliar hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 570,80 juta.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar USD 1,99 miliar hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu USD 1,86 miliar.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 11 Maret 2023, saham BYAN melemah tipis 0,13 persen ke posisi Rp 18.650 per saham. Saham BYAN dibuka stagnan di posisi Rp 18.675 per saham. Saham BYAN berada di level tertinggi Rp 18.700 dan terendah Rp 18.450 per saham. Total frekuensi perdagangan 220 kali dengan volume perdagangan 1.362 lot saham. Nilai transaksi Rp 2,5 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Prediksi Harga Batu Bara

Sebelumnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memandang optimistis pada prospek batu bara tahun ini, Pandangan Ini disampaikan di tengah tren harga batu bara yang mulai landai tetapi relatif stabil dibandingkan tahun lalu yang sempat mencapai USD 400 per ton.

"Komoditi batu bara ada siklusnya naik turun, kuncinya adalah bagaimana menjaga ongkos produksi yang rendah. Sehingga apabila terjadi penurunan volatilitas maka berpengaruh ke revenue tapi dapat di manage dari waktu ke waktu,” kata Direktur PT Bayan Resources Tbk, Alexander Ery Wibowo dalam CNBC Economic Outlook, ditulis Rabu (1/3/2023).

Dia menyebutkan, harga batu bara newcastle tahun ini diperkirakan berkisar USD 250–300 per ton dengan asumsi kondisi pasar normal atau tidak ada anomali yang sebabkan volatilitas harga kembali tinggi. Di sisi lain, Alex mengatakan permintaan batu bara akan meningkat, didukung pembukaan ekonomi China.

"Pasarnya batu bara Indonesia adalah China, kemudian negara Asean dan luar Asean seperti Bangladesh dan India.Khusus untuk reopening China, saya pikir ada impact tapi tidak terlalu besar. Artinya (kenaikan) 2022 karena ada anomali tertentu tapi trennya naik. Tapi (tahun ini) kami harap trennya tidak naik secara volatile, tapi secara perlahan jadi lebih sehat bagi buyers maupun produsen,” imbuh Alex.

 

Video Terkini