Sukses

Terkuak, Alasan Mitratel Tebar Dividen 99 Persen dari Laba 2022

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel akan tebar dividen Rp 1,76 triliun. Dividen 2022 itu setara 99 persen dari laba bersih perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berencana membagikan dividen sekitar Rp 1,76 triliun. Besaran dividen itu setara 99 persen dari laba bersih Mitratel untuk tahun buku 2022.

Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama menjelaskan, pembagian dividen itu telah mempertimbangkan kecukupan kas perusahaan.

"Kenapa 99 persen, kita memang merencanakan untuk melakukan inorganik berupa akuisisi 6.000 tower dalam waktu 2-3 tahun sejak IPO, tapi itu semua bisa kami percepat di 2022 sudah selesai. Sehingga dari sisi pendanaan working capital kita sudah secure. Termasuk untuk capex," ujar Hendra dalam paparan publik Mitratel, Jumat (14/4/2023).

Untuk tahun ini, Mitratel menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 7 triliun untuk menunjang rencana pengembangan usaha organik dan inorganik di tahun ini yang diharapkan bisa meningkatkan performa kinerja perusahaan.

“Untuk melanjutkan pertumbuhan kinerja positif di tahun ini, Perseroan menyusun strategi pengembangan ekosistem menara dengan terus menjaga pertumbuhan bisnis organik, ekspansi layanan pada ekosistem menara, dan menangkap peluang inorganik,” tutur Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko yang akrab disapa Teddy.

Rencana bisnis ini menegaskan Mitratel sebagai perusahaan solusi infrastruktur digital (Digital InfraCo) terbesar yang independen lantaran memiliki menara telekomunikasi terbanyak yang memiliki tower sebanyak 35.418 unit, dilengkapi layanan pendukung digital dalam ekosistem menara seperti Tower Fiberization, Power-as-a-service, dan infrastructure-as-a-service untuk mendukung peningkatan layanan dari operator seluler.

2 dari 4 halaman

Tebar Dividen 2022

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 di Four Seasons Hotel, Jakarta, pada Jumat, 14 April 2023.

Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai dan dividen spesial atas laba bersih tahun buku 2022.

"Mitratel akan bagikan dividen sebesar 70 persen dari laba bersih 2022, ditambah 29 persen spesial dividen yang akan kita bagikan kepada pemegang saham saat ini," kata Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko yang akrab disapa Teddy dalam paparan publik usai RUPST perseroan, Jumat (14/4/2023).

Teddy mengatakan pembagian dividen sebagai bentuk komitmen Mitratel untuk memberikan value terbaik kepada para pemegang saham. Sebagai gambaran, Mitratel mencatat pendapatan senilai Rp 7,73 triliun pada 2022 atau naik sebesar 12,51 persen dari Rp 6,87 triliun pada 2021.

Pada periode ini, Mitratel mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,78 triliun, melonjak 29,25 persen dari Rp 1,38 triliun pada tahun sebelumnya. Pada kesempatan yang sama, direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama mengatakan total dividen payout ratio yakni 99 persen. Dengan demikian, maka total dividen yang akan dibagikan sekitar Rp 1,76 triliun.

"Untuk tahun buku 2022 kita tambahkan dividen bonus 29 pesne sehingga totalnya adalah 99 persen. Itu dividen payout ratio in total yang akan didistribusikan paling lambat 1 bulan setelah RUPS ini. Diperkirakan sebelum 17 Mei," imbuh Hendra.

3 dari 4 halaman

Meneropong Saham Mitratel Jelang Pemilu 2024

Sebelumnya, saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel diperkirakan moncer jelang pemilihan umum (pemilu) 2024. Senior Research Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Hardy mengatakan saham infrastruktur telekomunikasi merupakan saham yang prospektif pada 2023, menyongsong masa pemilihan umum (pemilu)pada 2024. Hal ini diproyeksikan berdampak terhadap lonjakan lalu lintas data.

Selain itu, kinerja emiten infrastruktur telekomunikasi didukung adopsi teknologi 5G yang diharapkan lebih luas, penetrasi fixed broadband, dan persaingan penyedia layanan telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

“Dengan demikian, kami menginisiasi industri ini dengan peringkat overweight dengan Mitratel sebagai pilihan utama. Selain neraca yang relatif lebih sehat dengan hanya 33,0 persen net gearing per Desember 2022 jika dibandingkan TOWR dan TBIG yang masing-masing 309,5 persen dan 224,3 persen,” tutur Robertus dalam risetnya, dikutip Kamis, 13 April 2023.

Oleh karena itu, lanjut Robertus, MTEL tidak hanya memiliki peluang untuk membayar dividen yang lebih tinggi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk membelanjakan lebih banyak anggaran Capex belanja modal untuk meningkatkan jumlah aset menara, melalui build-to-suite maupun akuisisi.

Aset MTEL memiliki valuasi yang murah, yaitu rasio enterprise value (EV)/tower per Desember 2022 itu senilai Rp2 miliar. Dalam catatannya, angka ini lebih dari 35 persen diskon dari TOWR dan TBIG yang EV per tower masing-masing sebesar Rp 3,1 miliar dan Rp 3,3 miliar.

4 dari 4 halaman

Rasio Utang

Kemudian, Mitratel tidak memiliki eksposur risiko fluktuasi mata uang asing lantaran seluruh pinjaman dalam denominasi rupiah.  Utang perseroan di tahun lalu itu turun menjadi Rp 15,29 triliun dari Rp 18,07 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pada 2022 turun menjadi 0,45 kali dari sebelumnya 0,54 kali.  

"Dengan demikian, Mitratel memiliki ruang yang cukup longgar untuk berekspansi karena DER-nya semakin turun dan ekuitasnya di tahun lalu naik sebesar 0,5 persen atau menjadi Rp 33,80 triliun," ujar Robertus.

Mitratel optimistis prospek bisnis pada 2023 akan tetap mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri. Hal ini berdasarkan strategi dan model bisnis Mitratel yang solid, dengan didukung oleh pertumbuhan organik seperti peningkatan kolokasi (tenancy ratio), dan dibarengi aksi organik serta inorganik untuk memacu Mitratel untuk mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.