Sukses

Produsen Air Minum CLEO Milik Taipan Hermanto Tanoko Prediksi Penjualan Tumbuh Dua Digit saat Lebaran 2023

PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), produsen air minum kemasan CLEO prediksi momen Lebaran 2023 bakal dongkrak penjualan dua digit.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) milik Taipan Hermanto Tanoko, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) memperkirakan momentum Lebaran akan dapat mendongkrak penjualan perseroan hingga dua digit. 

“Berdasarkan pengalaman yang terjadi beberapa tahun sebelumnya, pada kuartal II di mana terdapat momen Ramadhan, penjualan CLEO cenderung bertumbuh dobel digit,” kata Wakil Direktur Utama Sariguna Primatirta, Melisa Patricia dalam keterangan resminya, dikutip Senin, (17/4/2023).

Peningkatan aktivitas masyarakat pada masa Ramadhan hingga perayaan Lebaran diperkirakan akan mendorong penjualan AMDK lebih meningkat, hingga mencapai pertumbuhan positif yang lebih tinggi dibandingkan hari biasa. 

"Terkait produk AMDK Perseroan sendiri, CLEO selalu memperhatikan kualitas air murni yang dihasilkan maupun kualitas kemasan yang digunakan dengan hanya menggunakan kemasan BPA-free. Karena BPA merupakan zat kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan, hormon, sistem reproduksi, termasuk menjadi pemicu resiko kanker pada manusia," kata dia.

Pada momen Ramadhan hingga Lebaran, biasanya permintaan produk CLEO kemasan kecil untuk botol dan cup cenderung diminati oleh masyarakat, karena mudah dibawa kemanapun, serta cocok dihidangkan ketika berkumpul bersama keluarga atau kerabat. 

Persiapan Perseroan

Mengantisipasi peningkatan permintaan pada masa Lebaran tersebut, perseroan sudah mempersiapkan produksi menjelang Lebaran. Selain itu, persiapan dan pengecekan yang lebih detil terhadap jaringan distribusi dan transportasi juga telah dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terkait kepadatan arus mudik. 

Secara keseluruhan, perseroan melihat bisnis CLEO semakin prospektif tahun ini, terutama karena pemerintah telah mencabut aturan pembatasan kegiatan masyarakat. CLEO memperkirakan penjualan perseroan pada 2023 ini akan tumbuh 30 persen, sehingga laba bersih diharapkan dapat tumbuh dobel digit.

"Kita bisa berharap bahwa mobilitas dan aktivitas masyarakat yang lebih tinggi tahun 2023 ini otomatis akan membuat permintaan air minum termasuk produk-produk CLEO meningkat,” tandasnya.

 

 

2 dari 4 halaman

Wadirut Sariguna Primatirta Beli 269,65 Juta Saham CLEO

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) Melisa Patricia melalui PT Mulia Prima Tunggal membeli saham CLEO pada 19 September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (25/9/2022). Melisa membeli 269.650.000 saham dengan harga Rp 450 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham CLEO tersebut sekitar Rp 121,34 miliar.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan tidak langsung,” tulis Melissa dalam keterbukaan informasi BEI.

Adapun kepemilikan dalam transaksi pembelian saham ini melalui PT Mulia Prima Tunggal. PT Mulia Prima Tunggal dimiliki oleh Melisa Patricia sebesar 99,96 persen.

Setelah transaksi pembelian saham CLEO tersebut, kepemilikan langsung 52.000.000 lembar saham atau setara 0,43 persen, kepemilikan tidak langsung sebesar 310.000.000 lembar saham atau setara 2,58 persen. Jumlah kepemilikan menjadi 362.000.000 lembar saham CLEO.

Sebelum transaksi, kepemilikan langsung 52.000.000 lembar saham atau 0,43 persen, kepemilikan tidak langsung sebesar 40.350.000 lembar saham atau 0,34 persen dan jumlah kepemilikan 92.350.000 lembar saham atau 0,77 persen.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 23 September 2022, saham CLEO naik 0,40 persen ke posisi Rp 500 per saham. Saham CLEO dibuka stagnan Rp 498 per saham. Saham Sariguna Primatirta berada di level tertinggi Rp 520 dan terendah Rp 500 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.809 kali dengan volume perdagangan 324.914 saham. Nilai transaksi Rp 16,4 miliar.

 

3 dari 4 halaman

Sariguna Primatirta Mulai Pasang PLTS Atap di Pabrik Terbesar Pandaan

Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) emiten produsen air minum dalam kemasan (AMDK) berkomitmen mendukung program ketahanan energi pemerintah yaitu mempercepat pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia sebesar 23 persen pada 2025 dan mencapai net zero carbon emission pada 2060. 

Selain menjadi strategi ramah lingkungan di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), hal ini juga sesuai dengan komitmen aktif Sariguna Primatirta dalam pemanfaatan energi bersih dan berkelanjutan yang dapat menjaga kelestarian lingkungan sejalan dengan nilai sustainability pada aspek environmental, social dan governance (ESG) di seluruh unit bisnis.

"Saat ini, Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) telah memasuki tahun kelima. Dengan turut serta dalam penandatanganan deklarasi GNSSA ini, Perseroan menunjukkan komitmennya secara sungguh-sungguh melalui pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang terhubung dengan jaringan PLN melalui sistem on-grid di delapan pabrik Perseroan yang tersebar dari Jawa Barat hingga Jawa Timur,” ujar  Corporate Secretary,  Lukas Setio Wongso Wong, dikutip dari keterangan resmi, ditulis Jumat (16/9/2022).

Langkah perseroan dimulai dengan pemasangan PLTS Atap di pabrik terbesar di Pandaan, yang kemudian disusul oleh tujuh pabrik lainnya yaitu di Kediri, Mojokerto, Bojonegoro, Kudus, Cirebon, Gunung Sindur, dan Citeureup.

4 dari 4 halaman

Dioperasikan pada Akhir 2022

"Seluruh PLTS Atap tersebut diharapkan sudah dapat dioperasikan di akhir 2022. Tidak berhenti di situ saja, komitmen manajemen PT Sariguna Primatirta Tbk terhadap EBT masih berlanjut dengan rencana pembangunan PLTS Atap di tahun-tahun berikutnya,” tulis Perseroan.

Selain merupakan salah satu cara ideal dalam upaya untuk meningkatkan bauran EBT, mengingat karena letak geografis Indonesia yang sangat mendukung, bagi Perseroan pemanfaatan PLTS juga membantu peningkatan efisiensi energi yang bermuara pada penurunan biaya operasional. 

Sementara itu, potensi bauran energi terbarukan Perseroan dari penggunaan PLTS tersebut mencapai 10 persen dari total pemakaian energi listrik yang ada setiap tahun. 

Pemanfaatan PLTS tersebut juga berpotensi mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 4.022-ton CO2 per tahun.

 

Video Terkini