Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi sebesar 7,2 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 634,3 triliun.
Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini menjelaskan, pertumbuhan kredit pada kuartal I 2023 didorong oleh segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2 persen YoY menjadi Rp 234,0 triliun, diikuti oleh segmen enterprise atau Large Commercial yang meningkat 13,2 persen YoY menjadi Rp 52,2 triliun, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8 persen YoY menjadi Rp 50,1 triliun.
Baca Juga
"Sementara, segmen konsumer secara keseluruhan tumbuh 11,9 persen YoY menjadi Rp 113,4 triliun, dengan personal loan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi mesin pertumbuhan dengan masing-masing meningkat 19,2 persen YoY menjadi Rp 44,5 triliun dan tumbuh 8 persen YoY menjadi Rp 54,5 triliun," ujar Widya dalam Public Expose Kuartal I 2023 BNI, Selasa (18/4/2023).
Advertisement
BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada komposisi portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir kuartal I-2023 tersisa Rp 45,8 triliun, atau hanya mencapai 7,3 persen dari total kredit, jauh menurun dari kuartal I tahun lalu yang masih mencapai 12 persen dari total kredit.
Penurunan ini terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi yakni restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, mengindikasikan bisnis debitur kembali pulih.
"Kami tentunya sangat bersyukur bahwa portofolio kredit restrukturisasi terdampak pandemi terus mengalami penurunan. Penurunan tersebut berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi dan mengindikasikan bisnis debitur mulai pulih,” kata Novita.
Jaga LIkuiditas dan Permodalan
Selain pertumbuhan bisnis yang selektif dan berkualitas, Novita menambahkan, penting bagi Perseroan saat ini untuk menjaga tingkat likuiditas dan permodalan. Pertumbuhan DPK yang sehat terutama dari CASA mampu membawa BNI menjaga posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di level 85,4 persen. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal I 2023 tumbuh sebesar 7,4 persen YoY atau mencapai Rp 743,7 triliun.
Indikator kecukupan likuiditas lainnya seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) juga terus berada pada posisi yang sangat kuat, jauh di atas ketentuan regulator.
"Sementara itu, tingkat kecukupan permodalan terus meningkat dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 21,6 persen, naik 230 bps secara tahunan. Kecukupan likuiditas dan permodalan Perseroan ini menjadi bekal penting untuk terus tumbuh dengan tetap memiliki ketahanan yang kuat dalam mengantisipasi risiko di masa depan serta menjaga kepercayaan nasabah dan seluruh stakeholders," pungkas Novita.
Advertisement
BNI Bidik Pertumbuhan Kredit hingga 10 Persen pada 2023
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) membidik pertumbuhan kredit hingga 10 persen dengan non performing loan (NPL) kurang dari 2,5 persen pada akhir 2023.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menuturkan, hingga Januari 2023, BNI berhasil menumbuhkan kredit secara sustain di kisaran 10 persen year on year (yoy).
"Sampai dengan Januari 2023, BNI berhasil menumbuhkan kredit secara sustain di kisaran 10 persen yoy. Kami proyeksikan ini dapat kami jaga secara sustain hingga akhir 2023," kata Novita dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).
Dia bilang, optimisme BNI terhadap pertumbuhan itu didasari proyeksi pertumbuhan ekonomi indonesia pada 2023 ini diperkirakan mencapai 5 persen.
"Ini kalau kita bandingkan relatif resilien dari negara lain. Kita juga melihat seiring dengan pertumbuhan ekonomi membaik, kita proyeksikan ekspansi bisnis dan juga kegiatan investasi dari nasabah-nasabah kami akan terus berjalan sehingga permintaan pinjaman akan terus ada," kata dia.
Selain itu, kualitas aset BNI terus terjaga di mana fokus perseroan adalah ekspansi yang berkualitas dan juga perbaikan bisnis proses. Dengan demikian, hal itu akan menjamin perbaikan di kualitas aset BNI.
"Tahun ini NPL BNI kita proyeksikan semakin membaik di bawah level 2,5 persen. Dalam melakukan strategi pertumbuhan kredit kami menjaga diversifikasi kredit ke dalam berbagai sektor industri dan tetap fokus kami adalah melanjutkan ekspansi pada top klien beserta value chain bisnisnya," ujarnya.
Dengan strategi tersebut, BNI yakin dapat menghasilkan kualitas aset yang lebih tangguh dan juga peluang diversifikasi aset.
Target BNI
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, target pertumbuhan neraca yang berkualitas tersebut, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap profitabilitas perseroan, sehingga NIM diproyeksikan berada di atas 4,8 persen dan ROE di kisaran 15,7 - 16 persen.
"Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, perseroan mengembangkan solusi transaksi dan pembiayaan ekosistem untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam," kata Royke.
Perseroan juga mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital dalam rangka peningkatan kemampuan transaksional, terutama pada aplikasi BNI Mobile Banking dan BNIDirect dengan tujuan untuk menjadi top-of-mind transactional bank bagi nasabah.
"Perseroan juga gencar melakukan perluasan partnership melalui platform open API dan pengembangan teknologi terkini seperti AI, blockchain, hingga metaverse dalam rangka memperluas eksosistem bisnis dan meningkatkan customer experience," ujarnya.
Advertisement