Sukses

Mau Tahu, Inilah Daftar Emiten Kendaraan Listrik di BEI

Menarik untuk diketahui, berikut daftar emiten yang berkecimpung di bisnis kendaraan listrik di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah emiten mulai menggenjot bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Hal itu sejalan dengan langkah pemerintah yang mendukung transisi energi bersih dengan memasifkan penggunaan kendaraan listrik.

Sebagaimana diketahui, pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tidak main-main. Pemerintah pun memberikan insentif untuk kendaraan listrik sebagai salah satu langkah mendorong terbentuknya ekosistem mobil dan motor listrik.

Menarik untuk diketahui, Liputan6.com akan membagikan daftar emiten yang berkecimpung di bisnis kendaraan listrik dari berbagai sumber.

Siapa saja emiten kendaraan listrik tersebut?

1. PT Astra International Tbk (ASII) 
 
PT Astra International Tbk (ASII) melalui Toyota Astra Motor (TAM) memproduksi Toyota Kijang Innova Zenix hybrid pada akhir 2022. Ini merupakan model elektrifikasi pertama yang diproduksi langsung di Indonesia.
 
Pada, Selasa, 21 Februari 2023, Toyota melakukan ekspor perdana Kijang Innova Zenix hybrid ke luar negeri. Toyota pun membidik ekspor Kijang Innova Zenix sebanyak 8.000 unit pada 2023.
 
Di sisi lain, Direktur Astra International Henry Tanoto mengatakan, untuk kendaraan roda empat akan mengikuti kebutuhan mobilitas dari masyarakat Indonesia. 
 
"Kita lihat market juga cukup baik tahun ini diperkirakan akan sama seperti tahun lalu jadi kita akan menyiapkan mobil-mobil, kendaraan termasuk kendaraan elektrifikasi harapannya bisa memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat di Indonesia," kata Henry dalam paparan publik, dikutip Kamis (20/4/2023).
 
Sementara itu, Direktur Astra International Johannes Loman mengatakan, pihaknya akan mengembangkan motor listrik dan semester II 2023 akan memperkenalkan produknya ke pasar.
 
"Astra Honda Motor sudah mengumumkan roadmap untuk pengembangan motor listrik yang kita siapkan 7 model sampai 2030 dan di semester II ini akan memperkenalkan ke pasar juga. Selain produk yang kita siapkan kita juga menyiapkan jaringan penjualan maupun purnajual yang saat ini telah kita miliki jadi mereka akan diberikan pengetahuan untuk nantinya menjual motor listrik," kata Johannes.
 
Kemudian, ia menuturkan, pihaknya menyiapkan ekosistem baterainya termasuk swapable dan direct charging untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
 
2. PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS)
 
PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) memproduksi berbagai produk sepeda dan sepeda motor listrik dengan merek Selis.
 
Misalnya, motor listrik kategori “E-Motor” digunakan bagi pengguna untuk jarak tempuh yang jauh dibandingkan dengan sepeda listrik, direkomendasikan sebagai pengganti kendaraan yang berpolusi saat ini.
 
Baru-baru ini, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk melalui anak perusahaan PT Juara Bike (SELIS) dengan merek dagang Selis, bekerja sama Hyundai Kefico untuk mengembangkan perluasan kendaraan listrik melalui jalur konversi.
 
Penandatanganan kerjasama ini merupakan bukti SELIS dalam mendukung program pemerintah dalam pengembangan percepatan kendaraan bermotor listrik.
 
Direktur Utama SELIS, Edi Hanafiah Kwanto mengatakan bahwa langkah konversi ini mencerminkan komitmen dalam mendukung kebijakan pemerintah Indonesia demi meningkatkan kapasitas industri dalam negeri.
 
“Tentu konversi ini membuktikan bagaimana Selis sebagai produk asli dalam negeri Indonesia yang mampu bersaing secara resmi sehingga potensi bisnisnya sangat besar untuk dikembangkan ke depan, dan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah” katanya.
 
Dari sisi produk motor listrik, Selis telah mendapatkan nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri atau TKDN untuk dua motor listrik andalannya, yakni Emax dengan nilai TKDN 53,69 persen dan Agats dengan nilai TKDN 53,37 persen.
 
Perseroan menargetkan bisa melakukan konversi setidaknya 60.000 motor konversi hingga 2024. Per Desember 2022, secara konsolidasi melalui induk perseroan, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk mencatat penjualan sebesar Rp 487,15 miliar, di mana pada 2021 sebesar Rp 448,36 miliar. Perseroan mampu membukukan laba bersih Rp 42,34 miliar, dari pada Desember 2021 senilai Rp 25,24 miliar.
 
 
2 dari 3 halaman

Emiten Lainnya

3. PT Indika Energi Tbk (INDY)
 
PT Indika Energi Tbk (INDY) bersama anak perusahaannya PT Indika Energy Infrastructure mendirikan perusahaan bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) pada 5 April 2021. Perusahaan ini bergerak di sektor kendaraan listrik. Total investasi untuk pendirian anak usaha itu senilai Rp 40 miliar dengan komposisi PT Indika Energy Tbk sebesar Rp 39,99 miliar dan PT Indika Energy Infrastructure sebesar Rp 1 juta.
 
Pada Maret 2022, perseroan bersama-sama anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, yakni PT Indika Energy Infrastructure, telah mendirikan perusahaan dengan nama PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI). Ada tiga maksud, tujuan, serta kegiatan usaha Solusi Mobilitas Indonesia.
 
Pertama, melakukan kegiatan industri sepeda motor roda dua. Kedua, melakukan perdagangan besar sepeda motor dan suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya. Ketiga, melakukan jasa konsultasi manajemen. Langkah ini sekaligus menjadi portfolio hijau Indika Energy menuju net zero emission pada 2050. Sehingga perseroan melakukan diversifikasi portofolio pada lini bisnis berkelanjutan.
 
Pada 22 September 2022, perseroan melalui anak usaha perseroan yaitu PT Mitra Motor Group (MMG) mendirikan perusahaan patungan bersama Foxteq Singapore Pte Ltd.
 
Perusahaan patungan itu bernama PT Foxconn Indika Motor (FIM). Selain itu, perseroan juga menginisiasi green business solar power dengan mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).
 
Yakni usaha patungan yang diprakarsai Indika Energy dengan Fourth Partner Energy (4PEL), pengembang tenaga surya terkemuka di India. Perusahaan patungan ini fokus menyediakan platform solusi energi terbarukan satu atap untuk sektor komersial dan industri di Indonesia.
 
PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Solusi Mobilitas Indonesia dan PT Indika Energy Infrastructure menandatangani perjanjian investasi dengan Alpha JWC III, LP (Alpha) pada 19 Mei 2022.
 
ALVA merupakan produksi PT Ilectra Motor Group (IMG), bagian dari Indika Energy, Alpha JWC Ventures, dan ventura Horizons Ventures ke sektor kendaraan listrik. IMG sendiri didirikan untuk memfasilitasi kemitraan dan membangun tidak hanya merek kendaraan roda dua, tetapi juga ekosistem pendukungnya yang masih sangat baru.
 
Adapun, Brand Lifestyle Mobility Solution yang hadir melalui motor listrik ALVA telah mengumumkan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ada di dalam motor listrik ALVA One. Persentase TKDN motor listrik ALVA One diklaim mencapai 44 persen, sehingga ALVA One memenuhi syarat bantuan pemerintah untuk pembelian motor listrik dan bisa mengikuti program tersebut.
 
“Kami mendapatkan apresiasi dari pemerintah yang dapat dilihat dari peningkatan TKDN ALVA ONE dimana hal ini kami wujudkan melalui komitmen investasi yang kami lakukan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dimana salah satu bentuk konkritnya adalah fasilitas manufaktur di Cikarang dan kolaborasi dengan mitra- mitra kami di Indonesia, ” ungkap Chief Marketing Officer ALVA Putu Yudha.
 
4. PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS)
 
PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) anggota dari grup PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melalui anak usahanya, PT Volta Indonesia Semesta memproduksi motor listrik merek Volta. 
 
Hingga saat ini Volta telah meluncurkan berbagai jenis motor listrik di antaranya seri 401, Virgo dan Mandala, serta telah membangun layanan stasiun penukaran baterai SGB yang telah mencapai lebih dari 200 titik di pulau Jawa dan Bali.
 
Selain itu, PT Volta Indonesia Semesta juga akan menggenjot produksi kendaraan listrik. Ini mengingat, pemerintah akan memberikan subsidi bagi masyarakat yang ingin membeli motor listrik.
 
"Kalau produksi motor tentunya pasti selalu ada penambahan, karena pemerintah juga baru menerbitkan melalui Kemenperin bantuan (subsidi motor listrik), tapi tidak semua kalangan dapat subsidi. Tentunya animo masyarakat jadi lebih tinggi, jadi secara pabrik kita terus produksi," kata Direktur Utama NFC Indonesia, Abraham Theofilus.
 
Menurut ia, bisnis motor listrik ini masih memiliki potensi besar ke depan. Lantaran, bisnis motor listrik ini masih di tahap awal. Dengan demikian, Volta pun berupaya memproduksi sejumlah motor listrik dengan model baru.
 
"Karena ini bisnisnya masih awal banget potensi masih banyak. Volta selalu produksi kita selalu nambah-nambah model baru baik segmen ibu rumah tangga, anak muda itu salah satunya kita menyiapkan beberapa varian dari satu baterai dua baterai," kata dia.
 
Sementara itu, jenis motor listrik Volta yang telah memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri atau TKDN baru satu, yakni seri 401. Sedangkan, untuk model Mandala dan Virgo masih dalam tahap peningkatan TKDN.
 
"Saat ini kita sedang proses lainnya untuk memenuhi TKDN ada Mandala dan Virgo. Jadi pilihan masyarakat juga lebih bayak," kata dia.
 
 
3 dari 3 halaman

Emiten Kendaraan Listrik Berikutnya

5. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 
 
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bernama Electrum. 
 
Lewat usaha patungan ini, Gojek dan TBS akan mengembangkan usaha bisnis dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik.
 
TBS Energi Utama menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex hingga USD 60 juta atau setara Rp 911,26 miliar (kurs Rp 15.187,83 per dolar AS) pada 2023.
 
Kala itu, Manajemen TBS Energi Utama menyebut belanja modal itu termasuk untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
 
6. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
 
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melalui cucu usaha, PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) memproduksi motor listrik merek Gesits. PT Wika Industri Manufaktur memiliki model Gesits G1 dengan TKDN 46,73 persen.
 
Sebagai informasi, Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengambil alih sebagian kepemilikan saham PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) di PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), sebagai produsen motor listrik Gesits sebanyak 53,93 persen saham.
 
Merujuk keterbukaan informasi di, WIKON melakukan rencana transaksi 1 yakni menjual sebagian sahamnya di WIMA kepada IBC selaku investor strategis sebanyak 34.409 lembar saham. Dengan demikian, nilai transaksi penjualan saham tersebut mencapai Rp 192 miliar.
 
Setelah pelaksanaan rencana transaksi 1, ada juga rencana transaksi 2, yakni WIMA bakal meningkatkan modal ditempatkan dan disetor WIMA melalui pengeluaran saham baru dalam simpanan (portepel) maksimal Rp 129 miliar. 
 
Adapun, nilai tersebut berasal dari setoran tunai IBC dan setoran WIKON dalam konversi utang menjadi saham (debt to equity swap) pada WIMA.
 
Langkah ini mengacu pada keyakinannya kalau pengembangan motor listrik di Indonesia cukup menjanjikan secara bisnis.
 
 
 
 
Video Terkini