Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot pada perdagangan Kamis, 20 April 2023. Hal ini seiring wall street beraksi terhadap beragam rilis laporan keuangan termasuk hasil mengecewakan dari Tesla. Investor juga menilai data baru yang menandakan ekonomi berkontraksi.
Dikutip dari CNBC, Jumat (21/4/2023), indeks Nasdaq tergelincir 0,8 persen ke posisi 12.059,56. Indeks Dow Jones terpangkas 110,39 poin atau 0,33 persen ke posisi 33.786,62. Indeks S&P 500 susut 0,6 persen ke posisi 4.129,79.
Baca Juga
Semua rata-rata indeks utama di wall street berada di jalur koreksi selama sepekan. Bahkan kinerja indeks saham secara mingguan terburuk untuk indeks Dow Jones dan S&P 500 sejak Maret 2023.
Advertisement
Indeks S&P 500 melemah 0,2 persen. Sedangkan indeks Nasdaq terpangkas 0,5 persen. Indeks Dow Jones melemah 0,3 persen dan bersiap hentikan kemenangan beruntun selama empat minggu.
“Meskipun, sejauh ini, tampaknya saham telah menguat, sentimen baik-baik saja, dan Anda melihat volatilitas saham terus menurun, cerita dari korporasi adalah margin berada di bawah tekanan dan kami terus melihat penurunan itu,” ujar Equity Strategist Wells Fargo Securities, Anna Han seperti dikutip dari CNBC.
Kekhawatiran yang memuncak atas tekanan ke bawah pada margin keuntungan bebani saham Tesla karena produsen kendaraan listrik itu memangkas harga beberapa mobilnya selama periode triwulanan baru-baru ini.
Perusahaan membukukan penurunan laba bersih lebih dari 20 persen dari tahun lalu setelah bel perdagangan Rabu pekan ini. Saham Tesla melemah hampir 10 persen.
Saham teknologi lainnya juga menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Saham Nvidia, Microsoft, Meta dan Apple tergelincir. Saham Seagate susut lebih dari 9 persen setelah meleset dari perkiraan dan mengeluarkan panduan yang mengecewakan dengan alasan permintaan yang lemah.
Sektor Energi Melemah
Sektor energi yang melemah dipicu koreksi harga minyak lebih dari 2 persen. Saham APA,Marathon Oil dan Philips 66 bebani pasar. Hasil mengecewakan dari AT&T, American Express juga pengaruhi pasar. Saham AT&T turun 10,4 persen karena kekhawatiran pertumbuhan pelanggan yang melambat. Saham American Express melemah menawarkan pandangan lain tentang kesehatan konsumen AS.
Sepanjang musim laporan keuangan ini, sekitar 16 persen perusahaan di S&P 500 telah rilis kinerja dengan sekitar 76 persen mengalahkan harapan earning per share (EPS), berdasarkan data FactSet pada Kamis pekan ini.
Banyak pelaku pasar di wall street pekan ini bersiap untuk hadapi penurunan pendapatan. Akan tetapi, kurangnya perkiraan laba secara umum telah mengkhawatirkan beberapa investor.
Ujian sebenarnya mungkin datang pekan depan karena rilis laporan keuangan meningkat dengan serangkaian rilis kinerja dari perusahaan teknologi besar. Demikian disampaikan Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan.
“Jika kita melihat banyak degradasi pekan depan karena petunjuk, itu mungkin menyebabkan kontraksi berganda dan kita mungkin melihat beberapa aksi jual di S&P 500. Tapi itu belum terjadi,” tutur dia.
Advertisement
Sentimen yang Pengaruhi Pasar
Dia menambahkan, meski data ekonomi masuk, kekhawatiran perlambatan dan krisis perbankan yang mengguncang sektor keuangan yang lebih luas bulan lalu, pasar telah diperdagangkan sideways dalam beberapa pekan terakhir.
“Kami belum menemukan sesuatu yang mematahkan semangat pasar ini, dan kami telah memberikan banyak peluang,” ujar Hogan.
Di sisi lain, serangkaian data ekonomi baru tampaknya menandakan ekonomi yang berkontraksi dan potensi perlambatan yang jauh lebih besar daripada yang diantisipasi. Indeks manufaktur the Fed Philadelphia turun lebih dari yang diharapkan ke level terendah sejak Mei 2020, sementara klaim pengangguran naik pada pekan lalu.
Pada Kamis pekan ini juga menandai pernyataan dari pejabat bank sentral AS atau the Fed jelang pertemuan kebijakan pada Mei 2023. Itu termasuk Presiden the Fed Cleveland Loretta Mester yang mengatakan suku bunga lebih tinggi kemungkinan akan terjadi.
Penutupan Wall Street 18 April 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bergejolak pada perdagangan Selasa, 18 April 2023. Hal itu terjadi di tengah rilis laporan laba perusahaan antara lain Bank of America dan Goldman Sachs.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 0,03 persen ke posisi 33.976,63. Indeks S&P 500 menguat 0,09 persen ke posisi 4.154,87. Indeks Nasdaq terpangkas turun tipis 0,04 persen ke posisi 12.153,41. Seiring musim laporan keuangan sehingga menjadi katalis untuk wall street.
Dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (19/4/2023), imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat bervariasi. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun menjadi 3,579 persen. Sedangkan imbal hasil obligasi AS bertenor 2 tahun bertambah menjadi 4,218 persen.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, sejumlah perusahaan merilis laporan keuangan terutama bank-bank besar. Bank of America membukukan laba kuartal pertama lebih baik dari perkiraan. Hal ini didukung biaya pinjaman dan suku bunga tinggi. Saham Bank of America bertambah 0,59 persen pada Selasa pekan ini.
Sementara itu, Goldman Sachs melaporkan pendapatan kuartalan yang meleset. Hal ini seiring tekanan dari perlambatan kesepakatan dan pembongkaran sebagian portofolio pinjaman pribadi Marcus. Saham Goldman Sachs turun lebih dari 3 persen pada perdagangan Selasa pagi ini.
Bank of New York Mellon mengalahkan estimasi laba kuartal I pada Selasa pekan ini diuntungkan dari kenaikan suku bunga karena meningatkan pendapatan bunga pemberi pinjaman.
Selain itu, saham Southwest Airlines melemah sekitar 1 persen setelah the Federal Aviation Authority mengatakan kalau maskapai tersebut diminta hentikan keberangkatannya karena masalah teknis internal di Southwest.”Jeda telah sepenuhnya dibatalkan,” ujar FAA.
Advertisement