Sukses

Menakar Prospek Sektor Saham Telekomunikasi, Masih Cerah?

Secara historis pergerakan saham telekomunikasi pada momen Ramadhan dan Lebaran cenderung datar alias flat. Bagaimana prospek saham telekomunikasi akan cerah ke depannya?

Liputan6.com, Jakarta - Secara historis pergerakan saham telekomunikasi pada momen Ramadhan dan Lebaran cenderung datar alias flat. Walau demikian, saham telekomunikasi ada yang tetap berpotensi menghijau pada momen Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 2023.

Lantas apakah prospek saham telekomunikasi akan cerah ke depannya? 

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, kenaikan saham telekomunikasi disebabkan oleh peningkatan mobilitas masyarakat. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan trafik serta penggunaan data seluler.

"Hal ini karena adanya peningkatan mobilitas masyarakat pada tahun ini diharapkan dapat meningkatkan traffic serta penggunaan data. Selain itu, secara teknikal beberapa saham telekomunikasi sedang mengalami fase uptrend seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT)," kata Abdul kepada Liputan6.com, dikutip Selasa (25/4/2023).Bagi para investor,

Abdul merekomendasikan beli saham TLKM dan ISAT dengan potensi kenaikan 5 sampai dengan 10 persen.

"Kami merekomendasikan trading buy untuk TLKM dan ISAT dengan potensi upside 5-10 persen," kata dia.

Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menilai saham sektor telekomunikasi masih prospektif. Ini mengingat trafik penggunaan data untuk berkomunikasi akan meningkat ketika Hari Raya Idul Fitri 2023.

Untuk para investor, Jono meremomendasikan beli saham EXCL dengan strategi membeli saat di level support atau buy on weakness. "Untuk target ke resistance terdekat, EXCL ke Rp 2.100 per saham," pungkas Jono.

 

2 dari 4 halaman

Berburu Sektor Saham Energi, Masih Menarik?

Sebelumnya, harga batu bara 2023 cenderung lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Adapun kenaikan harga batu bara sebelumnya ditengarai kondisi geopolitik Rusia-Ukraina, yang berbuntut pada gangguan pasokan energi di beberapa negara hingga sebabkan krisis. Indonesia, sebagai salah satu eksportir batu bara mendapat durian runtuh kala itu.

Namun, seiring membaiknya hubungan Australia-China, sempat dikhawatirkan ekspor batu bara Indonesia ke negeri tirai bambu bambu itu susut, digantikan pasokan dari Australia.

Akan tetapi, analis masih optimistis sektor ini masih menarik dengan asumsi jika permintaan dari China masih tinggi, artinya Indonesia masih memiliki ruang untuk memenuhi permintaan dari China.

"Jadi sektor tambang, seperti Adaro itu underperform, harga batu bara saat ini sudah lewat bottom. Dari sisi tekanan harga energi sudah berkurang. Mungkin ada upside karena di beberapa negara restock gas. Jadi ada support di market," jelas Analyst CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Peter Sutedja dalam Money Buzz, Selasa (18/4/2023).

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Saham Pilihan

"Adaro menarik di harga saat ini. ITMG, harga agak netral setelah sempat di-sell off habis ex dividen. PTBA masih agak tinggi karena investor masih tunggu dividen. Kita suka Adaro Energy (ADRO) dan Adaro Minerals (ADMR)," imbuh Peter.

Sebagai gambaran, harga saham ADRO ditutup naik 4,9 persen ke posisi 3.000 pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa 18 April 2023. Dalam sepekan, harga saham ADRO terkoreksi 1,64 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham ADRO masih naik 8,3 persen. Saham ADMR naik 2,8 persen ke posisi 1.100.

Dalam sepekan, harga saham ADMR turun 4,76 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham ADMR turun 45,81 persen. ITMG ditutup naik 4,73 perseke posisi 33.775. Dalam sepekan, harga saham ITMG turun 11,18 persen. Namun dalam satu tahun terakhir, harga saham ITMG masih tumbuh 16,57 persen. PTBA naik 2,78 persen ke posisi 4.060. Dalam sepekan, harga PTBA naik 2,01 persen, sedangkan dalam satu tahun terakhir harga saham PTBA naik 20,47 persen.

 

4 dari 4 halaman

Prediksi IHSG hingga Akhir 2023

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mencapai level 7.550 hingga akhir tahun. Analyst CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Peter Sutedja menjelaskan, proyeksi tersebut merujuk pada data ekonomi dalam dan luar negeri yang relatif stabil setelah sempat bergejolak karena inflasi.

Meski diakui, sempat terjadi aksi jual oleh investor asing lantara terjadi perpindahan dari ekuitas ke obligasi (bonds), namun belakangan Peter mencermati investor mulai kembali ke pasar ekuitas. Untuk sementara, Peter mengatakan investor masih memburu saham-saham dengan kapitalisasi besar (big cap).

"Fundamental kita baik. Pelemahan harga komoditas sudah diekspektasi pemerintah dan market. Tahun ini fundamental kita tidak ada yang berubah. Kalau kondisi eksternal stabil, flownya bisa balik lagi ke kita," kata dia dalam Money Buzz, Selasa (18/4/2023).

The Fed sendiri masih memiliki agenda rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Mei mendatang, yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga 25 bps. Di sisi lain, langkah tersebut dinilai mencerminkan keyakinan The Fed bahwa inflasi AS mulai terkendali.

"Target IHSG sejak awal 7.550. Kita suka perbankan seperti Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Konsumer ada Mayora Indah Tbk (MYOR) dan Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)," sebut Peter.

Untuk waktu dekat, Peter mengatakan sentimen dalam negeri lebih terkait kinerja kuartalan. Setelah rilis kinerja kuartalan dirilis, investor bisa mencoba melakukan sector rotation ke sektor saham yang memiliki kinerja bagus pada awal tahun ini. "Jadi bisa rotate ke sektor lain yang hasilnya bagus seperti BFI Finance Tbk (BFIN) dan Adaro Minerals Tbk (ADMR)," pungkas dia.

Â