Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI)Â mengumumkan pengunduran diri komisaris Perseroan yakni Yustinus Prastowo. Adapun Yustinus Prastowo merupakan staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (28/4/2023), PT Adhi Karya Tbk terima surat pengunduran diri Yustinus Prastowo sebagai komisaris Perseroan pada 18 April 2023. Perseroan menyatakan, pengunduran diri Yustinus Prastowo seiring hasil Rapat Umum Pemegang (RUPS) PT Semen Indonesia Tbk menetapkan Yustinus Prastowo sebagai komisaris.
Baca Juga
Adhi Karya menyatakan pengunduran diri tersebut tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, kondisi dan kelangsungan usaha. Namun, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) seiring pengunduran diri Yustinus Prastowo.
Advertisement
Sebelumnya Yustinus Prastowo menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Juni 2020. Mengutip laman Adhi karya, selain sebagai komisaris, Yustinus Prastowo menjabat sebagai staf khusus menteri keuangan bidang komunikasi strategis, advisor pada tim reformasi perpajakan kementerian keuangan dan anggota tim penguatan reformasi bea dan cukai kemenkeu.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai senior adviser Indonesia-Australia Partnership for Economic Governance (AIPEG) atau sekarang bernama Prospera, dan dosen PKN STAN.
Sebelumnya, ia menyelesaikan pendidikan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Pascasarjana Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia, dan Magister Ilmu Filsafat STF Driyakarya.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 27 April 2023, saham ADHI naik 3,33 persen ke posisi Rp 434 per saham. Saham ADHI dibuka naik 4 poin ke posisi Rp 424 per saham. Saham ADHI berada di level tertinggi Rp 444 dan terendah Rp 420 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.295 kali dengan volume perdagangan saham 304.177 saham. Nilai transaksi Rp 13,2 miliar.
Perolehan Kontrak Baru hingga Maret 2023
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru hingga Maret 2023 sebesar Rp 8,9 triliun. Capaian tersebut meningkat 109 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni senilai Rp 4,2 triliun.
Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A, Proyek Tol Probowangi Paket 1, Pekerjaan Perkerasan Jalan Pertambangan Tanjung Enim, Proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir) dan SPAM Regional Wosusokas.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto menyebutkan,lini bisnis Engineering dan Konstruksi mendominasi kontribusi kontrak baru sebesar 93 persen, lini bisnis Properti dan Hospitality sebesar 3 persen dan bisnis lainnya sebesar 4 persen.
"Berdasarkan sumber dana kontrak baru berasal dari Pemerintah sebesar 28 persen, proyek investasi dan lainnya sebesar 53 persen, serta BUMN dan BUMD sebesar 19 persen," kata Farid dalam keterangan resmi, Selasa (11/4/2023).
Perolehan kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan Jalan dan Jembatan berkontribusi sebesar 69 persen. Berdasarkan tipe gedung sebesar 14 persen, tipe infrastruktur sumber daya air sebesar 9 persen dan lainnya sebesar 8 persen.
Â
Advertisement
Proyek Adhi Karya
"Kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari proyek infrastruktur Jalan dan Jembatan sebesar 59 persen, prasarana kereta api 15 persen, proyek gedung sebesar 12 persen, serta infrastruktur pengolahan sumber air sebesar 8 persen, dan 6 persen berasal dari pekerjaan lainnya," imbuh Farid.
Proyek Adhi Karya
Adapun 5 besar proyek yang dicapai ADHI, antara lain Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A, Proyek Prasarana LRT Malolos-Clark di Filipina, Proyek Tol Probowangi Paket 1, Proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir), serta Proyek Land Development Kalimantan Timur – IKN.
ADHI juga berfokus pada pengembangan bisnis konstruksi berbasis lingkungan, seperti Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu Medan, RDF (Refuse Derived Fuel) Bantargebang, TPST Kota Denpasar, SPAM Dumai, SPAM Karian, dan lainnya. Hal ini merupakan wujud komitmen ADHI dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam pembangunan Infrastruktur.
Â