Liputan6.com, Jakarta Langkah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) untuk menerbitkan obligasi hijau (green bond) di pasar internasional dinilai bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham PGEO yang dalam beberapa waktu terakhir masih tengah dalam tekanan.
Ini diungkapkan Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto. Terlebih, kesuksesan penerbitan green bond kali ini diyakini juga bakal menjadi titik balik saham PGEO untuk kembali berkiprah di zona hijau.
"Ketika PGEO berhasil menunjukkan bahwa penerbitan green bond ini berhasil, diterima dengan baik oleh pasar, maka tentunya akan juga berdampak positif secara langsung terhadap kinerja di pasar saham," jelas dia seperti dikutip Sabtu (29/4/2023).
Advertisement
Adapun surat utang dari PGEO ini diprediksi bakal diminati dan laris manis diserbu investor lantaran tren investasi hijau di pasar global juga tengah naik daun.
Strategi ini selaras dengan tren penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan berkelanjutan di level internasional, yang mulai mereduksi penggunaan energi fosil yang dinilai kotor dan tidak ramah lingkungan.
"Pada titik ini, penerbitan green bond juga sesuai dengan core business perusahaan yang bergerak di panas bumi, yang notabene merupakan bagian dari energi baru terbarukan," ujardia.
Bagusnya respon pasar, dikatakan bisa terlihat saat penerbitan green bond yang sebelumnya telah dilakukan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
"Untuk kemudian mengikuti jejak (penerbitan green bond) BNI dan BRI yang sampai oversubscribed, tentu kupon yang diberikan harus menarik di mata investor, di tengah tren peningkatan suku bunga perbankan," tutur Eko.
Bayar Utang, Pertamina Geothermal Energy Terbitkan Green Bond Setara Rp 5,97 Triliun
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah menyelesaikan proses penentuan harga (pricing) untuk penerbitan surat utang berwawasan hijau (green bonds), dalam jumlah sebesar USD 400 juta atau setara Rp 5,97 triliun (asumsi kurs rupiah 14.931 per dolar AS) .
Surat utang tersebut memiliki bunga sebesar 5,15 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2028, di luar wilayah Republik Indonesia dengan merujuk pada ketentuan Rule 144A dan Regulation S berdasarkan US Securities Act of 1933 dan akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited.
Pada 20 April 2023, Pertamina Geothermal Energytelah menandatangani Purchase Agreement dengan Australia and New Zealand Banking Group Limited, BNP Paribas, Citigroup Global Markets Singapore Pte. Ltd., The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Mandiri Securities Pte. Ltd., MUFG Securities Asia Limited Singapore Branch, SMBC Nikko Securities (Hong Kong) Limited and United Overseas Bank Limited selaku Initial Purchasers, Joint Global Coordinators dan Joint Bookrunners (JBR). Surat utang telah mendapatkan peringkat Baa3 (Stable) dari Moody’s dan BBB- (Stable) dari Fitch.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (22/4/2023), dana bersih yang diperoleh dari penerbitan surat utang akan digunakan oleh Perseroan untuk melunasi seluruh sisa utang Perseroan berdasarkan Facilities Agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara Perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, Kreditur Sindikasi Awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Facility Agent yang akan jatuh tempo pada 23 Juni 2023 (Facilities Agreement).
Pada tanggal keterbukaan informasi ini diterbitkan, sekitar 21 April 2023, sisa jumlah kewajiban yang masih terutang berdasarkan Facilities Agreement adalah sebesar USD 400 juta.
Rencana penggunaan dana tersebut telah sesuai dengan Eligibility Criteria yang telah ditetapkan dalam green financing framework perseroan.
Advertisement
Surat Utang Bakal Diterbitkan 27 April 2023
Surat utang akan diterbitkan oleh Perseroan pada 27 April 2023 dengan penandatanganan perjanjian Indenture antara Perseroan dan The Bank of New York Mellon selaku trustee terkait penerbitan Surat Utang dan penunjukan trustee dengan yang diagendakan pada tanggal tersebut (Indenture).
Transaksi penerbitan surat utang akan memperpanjang profil jatuh tempo utang perseroan karena dana yang akan diterima dari penerbitan surat utang akan digunakan untuk melunasi sebagian utang perseroan.
Dengan diterbitkannya surat utang, maka likuiditas dan kemampuan perseron akan meningkat. Sehingga dapat membiayai pertumbuhan perseroan di masa yang akan datang.
Mengingat suku bunga surat utang yang tetap dan pembayaran pokok surta utang yang tidak teramortisasi selama periode surat utang, diharapkan nantinya perseroan dapat lebih memaksimalkan penggunaan dana dalam meningkatkan pertumbuhan laba uang nantinya juga akan memaksimalkan nilai perusahaan.