Sukses

Menakar Arah IHSG di Tengah Sentimen Sell in May and Go Away

Di pasar modal, ada pepatah sell in may and go away. Lalu dengan ada sentimen itu, bagaimana prospek gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mengalami pergerakan minim di tengah sentimen musiman sell in may and go away.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora memperkirakan, IHSG tidak akan bergerak melewati titik terendahnya pada level 6.542.

"Pergerakan IHSG walaupun turun sudah tidak akan turun banyak, karena pergerakan IHSG sudah ter-priced in dengan penurunan IHSG dari level 7.000. Walaupun adanya sentimen negative sell in may and go away, IHSG ada potensi tidak akan new low lagi dari 6.542," ujar Andhika kepada Liputan6.com, Selasa (2/5/2023).

Andhika merinci sentimen yang lebih banyak berpengaruh pada IHSG. Dari dalam negeri, dia menyebut adanya musim pembagian dividen yang menjadi katalis positif untuk IHSG. Sementara dari luar negeri yakni adanya isu gagal bayar pemerintah Amerika Serikat akan menjadi sentimen negatif untuk pergerakan IHSG.

"Pada kondisi ini, sektor saham yang dapat dicermati ada sektor poultry, sektor infrastruktur dan sektor finance," sebut Andhika.

Sebelumnya, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memperkirakan IHSG bakal menguat hingga sentuh 6.990. Pada Mei ini, pelaku pasar disebut tengah mencermati kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. "Bulan Mei ada FOMC The Fed juga. IHSG berpotensi konsolidasi menguat dengan range 6.700-6.990," kata Cheryl.

Sementara, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menyebutkan sentimen lain dari dalam negeri yang dapat mempengaruhi gerak IHSG adalah kinerja emiten pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Dalam catatannya, terjadi peningkatan revenue maupun net income emiten dibandingkan kuartal I 2022.

"Data terkumpul sementara dari 144 perusahaan tercatat terlihat menunjukkan hasil yang positif. Jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2022, revenue dan net income masing-masing naik sebesar 10,87 persen dan 4,12 persen. Selain itu beberapa perusahaan juga tengah memasuki periode pembagian dividen," kata Irvan.

 

2 dari 3 halaman

Penutupan IHSG pada 2 Mei 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,76 persen ke posisi 6.863,30 pada penutupan perdagangan Selasa, 2 Mei 2023.

Dikutip dari data RTI, IHSG susut 0,64 persen ke posisi 955,60. Sebagian besar indeks acuan kompak tertekan. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.920,33 dan terendah 6.814,34.

Sebanyak 368 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 177 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.402.310 kali dengan volume perdagangan 15,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,3 triliun.

Secara indeks sektoral saham (IDX-IC), mayoritas melemah kecuali sektor saham siklikal naik 0,32 persen dan transportasi mendaki 0,17 persen.

Sektor saham yang melemah antara lain sektor saham energi susut 3,01 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti sektor saham basic melemah 1,75 persen, sektor saham industri terpangkas 1,9 persen, sektor saham nonsiklikal susut 0,55 persen.

Kemudian sektor saham kesehatan turun 2,1 persen, sektor saham keuangan susut 0,10 persen, sektor saham properti terpangkas 0,37 persen, sektor saham teknologi melemah 1,09 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 1,07 persen.

3 dari 3 halaman

Top Gainers-Losers pada 2 Mei 2023

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham DYAN melonjak 34,78 persen
  • Saham INPS melonjak 25,75 persen
  • Saham AMAN melonjak 24,32 persen
  • Saham OBMO melonjak 18,24 persen
  • Saham PRIM melonjak 12,77 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham IPAC susut 7,25 persen
  • Saham BMSR susut 7 persen
  • Saham MBAP susut 6,99 persen
  • Saham WSKT susut 6,96 persen
  • Saham SMDM susut 6,93 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBCA senilai Rp 950 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 615 miliar
  • Saham TLKM senilai Rp 604,4 miliar
  • Saham BBRI senilai Rp 579,4 miliar
  • Saham ASII senilai Rp 500,1 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham ISAP tercatat 58.444 kali
  • Saham AWAN tercatat 57.311 kali
  • Saham PTMP tercatat 47.433 kali
  • Saham GTRA tercatat 35.621 kali
  • Saham TAXI tercatat 33.702 kali