Sukses

PGN Catat Volume Lifting Minyak dan Gas Tumbuh 7 Persen pada Kuartal I 2023

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN mencatat pertumbuhan volume lifting minyak dan gas naik 7 persen pada kuartal I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN membukukan pertumbuhan kinerja operasional pada periode tiga bulan pertama 2023. Volume lifting minyak dan gas meningkat 7 persen menjadi 27.568 BOEPD dari 26.885 BOEPD pada kuartal I 2022 dengan ada tambahan produksi & lifting Blok Fasken.

Adapun produksi minyak & gas naik 3 persen sebesar 28.685 BOEPD, transportasi minyak juga menunjukkan kenaikan kinerja cukup signifikan yang mencapai 15.718 BOEPD atau naik 66 persen Ytd. Demikian juga, kinerja LPG processing mencapai sebesar 10.846 Ton.

"Dari sisi penjualan gas ke pelanggan selama periode Januari-Maret 2023, telah mencapai 976 BBTUD. Sedangkan untuk volume transmisi sebesar 1.438 MMSCFD, yang terdapat peningkatan transmisi gas untuk kebutuhan industri, PLN, dan pupuk, diantaranya di ruas Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan,” ujar Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (2/4/2023).

PGN senantiasa menjalankan strategi yang tepat sasaran untuk mencapai target dengan menerapkan aspek keberlanjutan yang terintegrasi dengan seluruh proses bisnis serta optimasi perluasan infrastruktur gas bumi dan kehandalan pasokan. Sehingga pada kuartal I 2023, PGN mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 86 juta atau Rp 1,31 triliun, asumsi kurs Rp 15.243 per dolar Amerika Serikat.

Laba bersih pada kuartal I 2023 berasal dari pendapatan sebesar USD 933,7 juta, naik 11,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 836,92 juta.

Di tengah bisnis perusahaan yang terus bertumbuh, PGN terus menjaga kinerja di segala aspek dengan menjalankan program cost saving melalui inovasi, improvement dan peningkatan efisiensi di setiap aktivitas perseroan agar utilisasi gas bumi nasional semakin handal sebagai energi yang bersih dan ramah lingkungan pada masa transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE).

"Melalui kinerja Sub Holding Gas Grup, PGN mengoptimalkan pemenuhan pasokan gas dan kinerja layanan migas dengan komitmen HSSE untuk mencegah fatal insiden, yang salah satunya dengan melakukan assessment asset integrity management dan meningkatkan pengawasan semua kegiatan yang memiliki risiko tinggi,” tutup Haryo.

 

 

2 dari 3 halaman

Kinerja Keuangan Kuartal I 2023

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode tiga bulan pertama 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 11,57 persen menjadi USD 933,75 juta atau sekitar Rp 13,71 triliun (kurs Rp 14.683,85 per USD) dari USD 836,92 juta pada kuartal I 2022.

Melansir laporan keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Selasa (2/5/2023), beban pokok pendapatan pada kuartal I 2023 naik menjadi USD 756,9 juta dari USD 650,83 juta pada kuartal I 2023. Alhasil, PGN membukukan laba bruto sebesar USD 176,84 juta, turun dibandingkan kuartal I 2022 sebesar USD 186,08 juta.

Pada periode ini, perseroan membukukan pendapatan lain-lain sebesar USD 3,72 juta, beban umum dan administrasi USD 39,26 juta, da beban lain-lain USD 2,03 juta.

Dari rincian itu, diperoleh laba operasi sebesar USD 139,27 juta, turun dibandingkan kuartal I 2022 yang tercatat sebesar USD 154,3 juta. Bagian laba dari ventura bersama pada kuartal I 2023 tercatat sebesar USD 22,41 juta, pendapatan keuangan USd 10,81 juta, laba selisih kurs USD 3,23 juta, dan beban keuangan USD 27,4 juta.

Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar USD 118,13 juta atau sekitar Rp 1,73 triliun. laba ini turun 15,44 persen dibandingkan kuartal I 2022 sebesar USD 139,7 juta. Dari raihan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yakni sebesar USD 86,04 juta atau Rp 1,26 triliun. Laba ini susut 27,42 persen dibandingkan kuartal I 2022 sebesar USD 118,55 juta.

Sehingga laba per saham dasar ikut turun menjadi USD 0,004 dari sebelumnya USD 0,005 pada kuartal I 2022. Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 naik menjadi USD 7,36 miliar dari USD 7,19 miliar pada akhir tahun lalu.

Liabilitas naik menjadi USD 3,79 miliar dari sebelumnya USD 3,75 miliar. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 31 Maret 2023 naik menjadi USD 3,57 miliar dari USD 3,44 miliar posisi Desember tahun lalu.

 

3 dari 3 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai subholding gas PT Pertamina (Persero) menjaga kinerja operasional pada 2022 di masa normalisasi setelah pandemi COVID-19 dan situasi ketidakpastian dampak dari kondisi geopolitik global.

PGN terus mengoptimasi perluasan infrastruktur gas bumi dan kehandalan pasokan, khususnya di masa transisi menuju Net Zero Emission.

Direktur Utama PT PGN Tbk, M. Haryo Yunianto menyampaikan dalam menghadapi kondisi eksternal yang ada, pada 2022, PGN mengembangkan kebijakan penerapan strategi keberlanjutan yang terintegrasi dengan seluruh proses bisnis, optimasi dan efisiensi.

Untuk menjaga margin perusahaan, PGN meningkatkan kegiatan Niaga Gas Bumi kepada sektor-sektor baru dan moda beyond pipelines melalui inisiasi proyek LNG Retail dan pengembangan penyaluran gas via moda Compressed Natural Gas.

Dengan menjalankan strategi ini, PGN mencatatkan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk USD 326,2 juta atau Rp 4,84 triliun (kurs IDR/USD: Rp 14.850). Laba tersebut 7  persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode sama tahun lalu, laba perseroan tercatat USD 303,82 juta.

Laba bersih berasal dari pendapatan sebesar USD 3,6 miliar hingga 2022. Pendapatan tersebut tumbuh 17,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,03 miliar.

Dari pendapatan tersebut, PGN mencatatkan, laba bruto sebesar USD 780,5 juta, laba operasi sebesar  USD 592,2 juta dan EBITDA sebesar USD 1.216,8 juta.

"PGN berhasil melanjutkan kinerja positif 2022, dengan kinerja volume niaga gas periode Januari hingga Desember 2022 mencapai 896 BBTUD. Sedangkan untuk volume transmisi tahun 2022 adalah sebesar 1.190 MMSCFD,” ujar Haryo dikutip dari keterangan tertulis.