Sukses

Saham Perusahaan Meroket 340 Persen, Shunsaku Sagami Jadi Miliarder Baru di Jepang

Pendiri dan CEO M&A Research Institute Holdings, broker merger dan akuisisi , Shunsaku Sagami menjadi miliarder muda di Jepang. Berkat kenaikan harga saham perusahaan,

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri dan CEO M&A Research Institute Holdings, broker merger dan akuisisi , Shunsaku Sagami (32) menjadi miliarder baru di Jepang.

Dikutip dari Forbes, Rabu (3/5/2023), saham perusahaan yang spesialisasi dalam merger dan akuisisi (M&A) perusahaan kecil dan menengah telah meroket lebih dari 340 persen sejak pencatatan saham pada Juni lalu. Kepemilikan Sagami sebesar 73 persen di perusahaan itu sekarang bernilai lebih dari 1 miliar atau sekitar Rp 14,72 triliun (asumsi kurs Rp 14.720 per dolar AS), berdasarkan harga penutupan perdagangan Jumat, 28 April 2023 atau setara USD 74,36.

Didirikan pada 2918, M&A Research Institute memakai kecerdasan buatan untuk mencocokkan pembeli potensial dengan perusahaan yang biasanya hadapi risiko penutupan, meski menguntungkan karena pemiliknya sudah tua dan tidak dapat menemukan penggantinya.

Perusahaan Shunsaku Sagami telah menjadi mahir dalam menutup transaksi dengan cepat, rata-rata membutuhkan lebih dari enam bulan untuk menyelesaikan transaksi versus rata-rata industri dalam setahun. Pada kuartal yang berakhir Desember 2022,ia menyelesaikan 33 transaksi dengan 426 kesepakatan lainnya masih dalam proses, menurut laporan kinerja keuangan.

Aktivitas M&A telah melonjak di Jepang yang mencapai rekor tertinggi 4.304 transaksi pada 2022, menurut Recof, sebuah perusahaan Jepang yang melacak pasar M&A. Ini berkisar transaksi tiket besar hingga transaksi ukuran sedang yang Sagami targetkan.

Tahun lalu, perusahaan investasi AS KKR privatisasi perusahaan Jepang Hitachi Transport System dalam kesepakatan senilai USD 5,2 miliar. Kesepakatan M&A Research Institute pada masa lalu mencakup penjualan perusahaan TI senilai 200 juta yen tanpa penerus saingan menjadi 1,5 miliar yen (pendapatan) yang mencari ekspansi.

2 dari 3 halaman

Perjalanan Sagami Menjalankan Perusahaan

Sagami yang pekerjaan pertamanya adalah periklanan dan bukan keuangan didorong oleh pengalaman sendiri untuk terjun ke bidang M&A. Pada 2015, ia mendirikan perusahaan media mode bernama Alpaca yang diakuisisi oleh Vector, agen hubungan masyarakat yang terdaftar di Tokyo, dan kemudian berganti nama menjadi Smart Media.

Sagami yang saat itu berusia pertengahan dua puluhan, terus bekerja di perusahaan tersebut dan membantunya melakukan akuisisi lebih lanjut.

Saat berada di sana, ia melihat apa yang menurut dia, tidak efisien dalam proses pembuatan kesepakatan, tulis dia dalam unggahan di situs web M&A Research Institute.

Sementara itu, Sagami juga menyaksikan bisnis kakeknya terpaksa ditutup karena tidak ada penerus yang tetap menjalankannya. Tujuan menyeluruh Sagami adalah untuk membantu melestarikan Usaha Kecil Menengah (UKM) Jepang. Lebih dari 99 persen dari semua perusahaan di Jepang adalah UKM dan sekitar dua pertiga dari mereka tidak memiliki penerus, menurut Teikoku Databank, sebuah perusahaan riset keuangan.

3 dari 3 halaman

Kinerja Keuangan Perusahaan

M&A Research Institute menerapkan sistem pencocokan AI untuk membantu mencari calon pembeli bisnis yang pemiliknya ingin menjua. Itu bebankan biaya keberhasilan, dibayarkan hanya ketika kesepakatan selesai. Sistem penetapan harga yang ramah klien dan pendekatan berbasis AI ini telah memberikan keunggulan dalam persaingan, kata perusahaan tersebut.

Sukses mendorong Sagami untuk membawa M&A Research Institute ke publik di Tokyo Stock Exchange growth market pada Juni tahun lalu, kurang dari empat tahun setelah perusahaan itu didirikan.

M&A Research Institute melaporkan laba bersih sebesar USD 7,1 juta dengan pendapatan sebesar USD 15,7 juta pada kuartal yang berakhir pada Desember 2022.

Pendapatan tahunan perusahaan melonjak hampir 200 persen YoY menjadi USD 28,8 juta pada tahun fiskal yang berakhir pada September 2022 dengan keuntungan melonjak hampir empat kali lipat menjadi USD 9,8 juta selama periode yang sama. Jumlah penasihat M&A di perusahaan telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 90 pada akhir Desember.

Sagami kini mengembangkan perusahaan menjadi manajemen aset. Hal ini seiring menemukan pemilik bisnis yang bertanya kepada perusahaan bagaimana investasikan kekayaan barunya.

Â