Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan kenaikan dari sisi pendapatan dan laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/52023), pendapatan usaha hingga Maret 2023 naik 50,12 persen menjadi USD 1,83 miliar atau Rp 26,99 triliun (asumsi kurs Rp 14.684 per dolar AS) dari USD 1,22 miliar pada kuartal I 2022.
Baca Juga
Sementara, beban pokok pendapatan pada periode yang sama naik 72,68 persen menjadi USD 1,07 miliar dari periode yang sama sebelumnya USD 622,78 juta. Dengan demikian, laba bruto melesat 26,78 persen menjadi USD 763,11 juta pada akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar USD 601,88 juta.
Advertisement
Sepanjang kuartal I 2023, perseroan membukukan laba usaha sebesar USD 624,77 juta, naik 12,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 554,41 juta.
Laba bersih hingga Maret 2023 naik 14,49 persen sebesar USD 458,04 juta atau Rp 6,72 triliun dari USD 400,07 juta pada periode yang sama 2022.
Aset Adaro Energysampai dengan Maret 2023 menyusut menjadi USD 9,82 miliar dari USD 10,78 miliar pada Desember 2022. Liabilitas turun menjadi USD 2,77 miliar pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya USD 4,25 miliar. Sementara ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi USD 7,05 miliar dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar USD 6,52 miliar..
Gerak Saham ADRO
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 3 Mei 2023, saham ADRO melemah 1,34 persen ke posisi Rp 2.940 per saham. Saham ADRO dibuka stagnan Rp 2.980 per saham. Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 3.050 dan terendah Rp 2.930 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.218 kali dengan volume perdagangan 686.701 lot saham. Nilai transaksi Rp 203,7 miliar.
Buyback Lagi, Adaro Energy Siapkan Kocek Rp 4 Triliun
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jumlah nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali oleh perseroan, tidak melebihi 10 persen dari modal yang ditempatkan dalam Perseroan.
“Perseroan berencana untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan dengan jumlah sebanyak‐banyaknya Rp 4 triliun. ungkap Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Mahardika Putranto dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (6/4/2023).
Perseroan akan melakukan pengalihan saham atas hasil buyback dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang‐undangan yang berlaku, khususnya POJK 30/2017.
Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan melalui BEI dengan harga penawaran untuk membeli kembali saham lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi sebelumnya dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya, perseroan akan melakukan pembelian kembali saham dalam jangka waktu paling lama 18 bulan terhitung setelah tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Mengingat RUPST akan dilakukan pada 11 Mei 2023 dan apabila agenda pembelian kembali saham perseroan telah disetujui pada RUPST, maka pembelian kembali saham akan dilakukan terhitung sejak 12 Mei 2023.
“Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Perseroan tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja dan pendapatan Perseroan karena saldo laba dan arus kas Perseroan yang tersedia saat ini sangat mencukupi untuk kebutuhan dana pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Perseroan,” imbuh Mahardika.
Advertisement
Buyback Lainnya
Sebelumnya, pada 2021 perseroan telah melakukan buyback dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berdasarkan POJK 2/2013.
Periode pembelian kembali saham tersebut dilakukan dalam empat kali masa perpanjangan dengan periode yang terakhir adalah 16 September 2022 sampai dengan 16 Desember 2022.
Pada periode tersebut, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebesar 1.000.000.000 lembar saham atau 3,13 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Pada 2023, perseroan kembali melakukan pembelian kembali saham perseroan dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berdasarkan POJK 2/2013 sejak 15 Februari 2023 sampai dengan 15 Mei 2023.
Pada periode ini, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebesar 20.505.100 lembar saham atau 0,06 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.