Liputan6.com, Jakarta - PT RMK Energy Tbk (RMKE) telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 45,6 miliar pada kuartal I 2023. Realisasi belanja modal tersebut setara 13 persen dari belanja modal yang disiapkan untuk 2023.
"Capital expenditure sudah terealisasi Rp 45,6 miliar atau 13 persen dari target 2023 sebesar Rp 350 miliar," papar Direktur Keuangan RMK Energy Vincent Saputra dalam Press Conference PT RMK Energy Tbk, Rabu (3/5/2023).
Baca Juga
Adapun belanja modal tahun ini utamanya dialokasikan untuk pembangunan dua hauling road sepanjang 32 km dan 40—50 km. Sebelumnya, manajemen perseroan mengatakan, untuk hauling road sepanjang 32 km ditargetkan bisa beroperasi pada awal tahun ini. Sehingga diharapkan dapat menyumbang pada pendapatan untuk jasa batu bara.
Advertisement
"Capex untuk jalan yang 32 km sudah termasuk capex 2022 sebesar Rp 174 miliar, sementara di 2023 ada sebagian jalan yang 32 km ditambah yang 40—50 km tadi, jadi Rp 350 miliar itu sudah cover semua,” ujar Vincent, mengutip pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.
Hingga kuartal I 2023, segmen jasa batu bara perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 216,2 miliar atau meningkat sebesar 108,5 persen YoY. Kenaikan pendapatan segmen ini didukung oleh kenaikan volume jasa bongkar kereta dan muat tongkang batubara yang meningkat masing-masing sebesar 28,5 persen YoY dan 55,6 persen YoY.
Pendapatan segmen ini memberikan kontribusi sebesar 28,4 persen ke total pendapatan Perseroan. Laba kotor yang berasal dari segmen ini sebesar Rp 92,7 miliar atau meningkat sebesar 125,4 persen YoY dan berkontribusi sebesar 50 persen total laba kotor Perseroan. Adapun margin laba kotor dari segmen batubara ini adalah sebesar 42,9 persen.
Kinerja Keuangan Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil mencatatkan kinerja cemerlang pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 129,1 miliar. Laba ini meningkat 234,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan RMK Energy Vincent Saputra menjelaskan, raihan itu setara 23,1 "Capaian net profit dari target Rp 558,6 miliar untuk tahun ini, kami sudah realisasikan Rp 129,1 miliar pada kuartal I 2023. Pencapaian itu setara 23,1 persen target. Jadi pencapaian kita masih cukup in line dari proyeksi yang diberikan," beber Vincent dalam Press Conference PT RMK Energy Tbk, Rabu (3/5/2023).
Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan usaha pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 761,9 miliar atau meningkat 84,2 persen YoY. Kenaikan kinerja keuangan tersebut didukung oleh peningkatan volume batu bara di tengah normalisasi harga saat ini.
Rata-rata harga penjualan batu bara pada kuartal pertama tahun ini terkoreksi sebesar 20,8 persen YoY, namun Perseroan masih optimis kinerja tahun ini akan tumbuh dengan sangat baik karena volume permintaan batu bara yang masih terus meningkat untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Advertisement
Segmen Penjualan Batu Bara
Dari segmen penjualan batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 545,7 miliar atau meningkat sebesar 76,1 persen YoY. Dari segmen jasa batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 216,2 miliar atau meningkat sebesar 108,5 persen YoY.
"Di tengah tantangan normalisasi harga dan cuaca yang kurang baik, kami bersyukur Perseroan masih dapat membukukan kinerja keuangan yang sangat baik pada kuartal pertama tahun ini. Secara rata-rata Perseroan juga telah mencapai sekitar 25 persen target keuangan tahun 2023," imbuh Vincent.
Pencapaian target tersebut mendukung Perseroan untuk menjaga rasio keuangan (EBITDA terhadap beban kewajiban), di atas ketentuan minimum credit covenant yaitu sebesar 36,8 kali dan dapat mengelola rasio keuangan Debt to Equity (DER) sebesar 0,4 kali.
Perbaikan rasio keuangan ini juga didukung oleh peningkatan ekuitas Perseroan yang meningkat sebesar 10,7 persen YoY menjadi Rp1,3 triliun. Arus kas dari operasi Perseroan secara berkelanjutan juga semakin sehat dan tumbuh sebesar 126,0 persen YoY dengan peningkatan kontribusi jasa batu bara.