Liputan6.com, Jakarta - PT RMK Energy Tbk (RMKE) tengah fokus menggenjot pasokan batu bara untuk domestic market obligation (DMO) atau kewajiban memasok ke dalam negeri. Direktur Keuangan RMK Energy Vincent Saputra mengatakan, hal itu merujuk pada tren harga batu bara saat ini yang relatif stabil pada harga rendah.
"Harga dari awal tahun trennya turun. Jadi waktu harga masih tinggi kita nol-kan DMO nya dan kita fokus ekspor karena kita tahu pada saat tertentu akan menarik untuk kita supply DMO," kata Vincent dalam Press Conference PT RMK Energy Tbk, Rabu (3/5/2023).
Baca Juga
Sejak akhir Maret lalu hingga saat ini, perseroan lebih banyak mengalokasikan persediaan batu bara ke pasar domestik lantaran selisih harganya tidak terpaut jauh dengan ekspor. Di sisi lain, perseroan memperkirakan harga batu bara akan naik dalam dua bulan ke depan, seiring dengan cuaca ekstrim di beberapa negara dan pulihnya ekonomi China sebagai salah satu negara tujuan ekspor RMK Energy.
Advertisement
"Kita prediksi 2-3 bulan ke depan harga batu bara akan naik. Makanya kita manfaatkan momentum sekarang saat harga batu bara landai, kita kerjar supply DMO. Nanti saat tren harga naik lagi, kita akan mulai genjot ekspor. Tapi tetap secara satu tahun kita akan kejar 25 persen di DMO," imbuh Vincent.
PT RMK Energy Tbk membukukan penjualan batu bara sebesar 792 ribu metrik ton (MT) batu bara pada kuartal pertama tahun ini, atau tumbuh sebesar 146,2 persen yoy. Pertumbuhan volume penjualan ini menjadi penopang kinerja keuangan perseroan saat terjadi normalisasi harga batu bara. Kinerja segmen penjualan batu bara ini ditopang oleh pertumbuhan produksi in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 303,6 ribu MT batu bara, meningkat sebesar 110,3 persen yoy sejak beroperasi pada Februari tahun lalu.
Â
Â
Kinerja Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil mencatatkan kinerja cemerlang pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 129,1 miliar. Laba ini meningkat 234,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Direktur Keuangan RMK Energy Vincent Saputra menjelaskan, raihan itu setara 23,1
"Capaian net profit dari target Rp 558,6 miliar untuk tahun ini, kami sudah realisasikan Rp 129,1 miliar pada kuartal I 2023. Pencapaian itu setara 23,1 persen target. Jadi pencapaian kita masih cukup in line dari proyeksi yang diberikan," beber Vincent dalam Press Conference PT RMK Energy Tbk, Rabu (3/5/2023).
Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan usaha pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 761,9 miliar atau meningkat 84,2 persen YoY. Kenaikan kinerja keuangan tersebut didukung oleh peningkatan volume batu bara di tengah normalisasi harga saat ini. Rata-rata harga penjualan batu bara pada kuartal pertama tahun ini terkoreksi sebesar 20,8 persen YoY, tetapi Perseroan masih optimis kinerja tahun ini akan tumbuh dengan sangat baik karena volume permintaan batu bara yang masih terus meningkat untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Â
Advertisement
Segmen Penjualan Batu Bara
Dari segmen penjualan batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 545,7 miliar atau meningkat sebesar 76,1 persen YoY. Dari segmen jasa batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 216,2 miliar atau meningkat sebesar 108,5 persen YoY.
"Di tengah tantangan normalisasi harga dan cuaca yang kurang baik, kami bersyukur Perseroan masih dapat membukukan kinerja keuangan yang sangat baik pada kuartal pertama tahun ini. Secara rata-rata Perseroan juga telah mencapai sekitar 25 persen target keuangan tahun 2023," imbuh Vincent.
Pencapaian target tersebut mendukung Perseroan untuk menjaga rasio keuangan (EBITDA terhadap beban kewajiban), di atas ketentuan minimum credit covenant yaitu sebesar 36,8 kali dan dapat mengelola rasio keuangan Debt to Equity (DER) sebesar 0,4 kali. Perbaikan rasio keuangan ini juga didukung oleh peningkatan ekuitas Perseroan yang meningkat sebesar 10,7 persen YoY menjadi Rp1,3 triliun. Arus kas dari operasi Perseroan secara berkelanjutan juga semakin sehat dan tumbuh sebesar 126,0 persen YoY dengan peningkatan kontribusi jasa batu bara.