Sukses

Bursa Saham Asia Tergelincir Setelah The Fed Kerek Suku Bunga

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Kamis, 4 Mei 2023 mengikuti bursa saham Amerika Serikat atau wall street. Hal ini setelah the Fed dongkrak suku bunga acuan.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga 25 basis poin sesuai prediksi.

Dengan kenaikan suku bunga the Fed itu membawa kisaran suku bunga dana federal menjadi 5 persen-5,25 persen, level tertinggi sejak Agustus 2007.

Dikutip dari CNBC, the Fed mengisyaratkan kemungkinan jeda untuk menaikkan suku bunga. Pernyataan setelah pertemuan menghilangkan kalimat yang ada dalam pernyataan sebelumnya yang mengatakan, “komite antisipasi beberapa pengetatan kebijakan tambahan mungkin tepat” bagi the Fed untuk mencapai sasaran inflasi 2 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,63 persen, menjelang data perdagangan Maret 2023. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,49 persen, sedangkan indeks Kosdaq tergelincir 0,24 persen.

Indeks Hang Seng berjangka melemah ke posisi 19.656 dibandingkan penutupan terakhir di 19.699,16. Bursa saham China akan kembali buka usai libur Hari Buruh, sedangkan bursa saham Jepang libur.

Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan melemah di wall street. Indeks Dow Jones melemah 0,80 persen. Indeks S&P 500 susut 0,70 persen. Indeks Nasdaq merosot 0,46 persen.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 3 Mei 2023

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar merosot pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 seiring investor menantikan keputusan kebijakan the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

Sebagian besar ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan the Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin, dan kemudian berhenti. Indeks Hang Seng memimpin penurunan di wilayah tersebut dan anjlok 1,34 persen. Koreksi indeks Hang Seng dipimpin oleh sektor saham energi, industri dan perawatan kesehatan. Sementara itu, indeks Hang Seng teknologi susut 1,88 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,96 persen ke posisi 7.197,4. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,91 persen ke posisi 2.501,4. Indeks Kosdaq anjlok 1,45 persen ke posisi 843,18. Sedangkan bursa saham di Jepang dan China libur.

Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan merosot seiring kekhawatiran investor terhadap sektor perbankan. Indeks Dow Jones dan Nasdaq melemah 1,08 persen. Indeks S&P 500 tergelincir 1,16 persen.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 3 Mei 2023

Sebelumnya, saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023. Wall street tertekan setelah the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga 25 basis poin seperti yang diprediksi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (4/5/2023), indeks Dow Jones melemah 270,29 poin atau 0,80 persen ke posisi 33.414,24. Indeks S&P 500 terpangkas 0,70 persen ke posisi 4.090,75. Indeks Nasdaq tergelincir 0,46 persen ke posisi 12.025,33. Indeks acuan catat penurunan beruntun dalam tiga hari.

Sentimen bullish (menguat) sebelumnya agak berkurang setelah ketua the Fed Jerome Powell mengesampingkan pemangkasan suku bunga karena dia tidak berharap inflasi turun cukup cepat.

“Dalam menentukan sejauh mana pengetatan kebijakan tambahan mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen. Komite akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, perlambatan yang mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi kebijakan moneter, ekonomi dan perkembangan keuangan,” tulis Fed.

Namun, pelaku pasar memperhatikan apa yang tidak dikatakan the Fed kali ini dalam pernyataan setelah pertemuan. Mengutip CNBC, bank sentral tampaknya melunakkan bahasanya tentang kenaikan suku bunga ke depan menghilangkan garis dari pernyataan Maret yang mengatakan Komite mengantisipasi beberapa pengetatan kebijakan tambahan mungkin tepat.

Powell mengatakan, menghilangkan bahasa itu adalah “perubahan yang berarti” dan keputusan bank sentral pada Juni akan didorong oleh data yang masuk.

4 dari 4 halaman

Indeks Dolar AS Melemah

Analis senior OANDA, Ed Moya menuturkan, kenaikan suku bunga menandai kenaikan ke-10 berturut-turut oleh bank sentral. Kemungkinan akan menjadi yang terakhir dalam siklus ini.

“The Fed khawatir kondisi kredit yang lebih ketat akan membebani aktivitas ekonomi dan perekrutan, sambil membantu mempertahankan tren disinflasi,” ujar Moya.

“Pengetatan kredit akan melumpuhkan ekonomi dan tampaknya selama kita tidak mendapatkan badai sempurna dari data tenaga kerja dan inflasi yang lebih panas dari perkiraan, the Fed akan mempertahankan suku bunga setidaknya sampai akhir tahun ini,” ia menambahkan.

Adapun SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) menurun lebih dari 1 persen. ETF perbankan regional turun lebih dari 6 persen selama sesi perdagangan pada perdagangan Selasa pekan ini. Saham PacWest turun hampir 2 persen setelah susut sekitar 28 persen pada hari sebelumnya. Saham Western Alliance terpangkas 4,4 persen.

Indeks dolar AS yang melacak kinerja greenback terhadap enam mata uang global lainnya turun lebih dari 0,7 persen ke sesi terendah 101,07 pada perdagangan Rabu pekan ini. Level tersebut terendah sejak 16 April.

Video Terkini