Sukses

Pendapatan Adi Sarana Armada Merosot 25,36 Persen pada Kuartal I 2023

Adi Sarana Armada (ASSA) mencatat laba turun 28,98 persen dan pendapatan merosot 25,36 persen pada kuartal I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mencatat penurunan laba dan pendapatan selama kuartal I 2023. Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 51,83 miliar hingga kuartal I 2023. Laba tersebut susut 28,98 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 72,98 miliar.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, (4/5/2023), Perseroan mencatat pendapatan Rp 1,14 triliun pada kuartal I 2023. Pendapatan perseroan merosot 25,36 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,53 triliun.

Sementara itu, mengutip keterangan tertulis perseroan, Adi Sarana Armada mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 159 persen secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) menjadi Rp 38,5 miliar pada kuartal I 2023.

Capaian tersebut diikuti oleh perbaikan signifikan dari kinerja bisnis jasa pengangkutan, Anteraja yang mencatatkan laba operasi meningkat pesat sebesar 62 persen qoq dibandingkan dengan rugi operasional Anteraja pada kuartal IV 2022 sebesar Rp 91,7 miliar.

Beban operasional Anteraja berhasil mencatatkan penurunan sebesar 7,5 persen qoq menjadi Rp 82,9 miliar dan beban pokok pendapatan berhasil diturunkan signifikan sebesar 28 persen qoq menjadi Rp 374,9 miliar pada kuartal I 2023.

Di sisi lain, ASSA telah menyiapkan kas dan setara kas Rp 811,29 miliar, untuk mengantisipasi kondisi bisnis pada 2023 dan memastikan pertumbuhan bisnis. Secara keseluruhan, mayoritas bisnis ASSA masih mencatatkan pertumbuhan. Dari segmen bisnis penyewaan kendaraan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 11 persen yoy menjadi Rp 445,9 miliar pada kuartal I 2023. 

Dari bisnis lelang tercatat peningkatan 20 persen yoy menjadi Rp 38,6 miliar. Dari segmen bisnis logistik juga mencatatkan total pendapatan meningkat 38 persen yoy menjadi Rp 57,7 miliar pada penjualan dari segmen pelanggan eksternal pada kuartal I 2023.

ASSA mencatatkan beban pokok pendapatan menurun sebesar 29 persen yoy pada kuartal I 2023 menjadi Rp 848,7 miliar. Beban umum dan administrasi menurun 1 persen yoy menjadi Rp 186,7 miliar, dan beban penjualan meningkat 16 persen yoy menjadi Rp 4,6 miliar.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Tiga Pilar Bisnis

“Strategi efisiensi kita di tahun 2022 mulai terbukti berhasil meningkatkan efisiensi operasional dan memperbaiki kinerja di kuartal I 2023. Kini, kami memiliki struktur yang jauh lebih baik dalam operasional kami. Dengan bantuan adanya sinergi di dalam grup ASSA, kami telah merancang setiap portofolio bisnis kami untuk lebih fokus dalam mencapai pertumbuhan laba yang signifikan pada setiap pilar bisnis kita," kata Direktur Utama Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (4/5/2023)

Perseroan memiliki tiga pilar bisnis utama, yaitu bisnis transportasi (rental kendaraan, jasa pengemudi, individual car sharing), bisnis jual-beli kendaraan (Lelang-JBA dan Online to-Offline used car dealers-Caroline), serta end-to-end logistic (logistik dan kurir ekspress Anteraja). 

Pada 2023, ASSA akan fokus mengembangkan masing-masing lini bisnis. Khususnya untuk bisnis logistik, ASSA akan terus mengembangkan market B2B melalui berbagai inisiatif untuk menarik minat para pelanggan korporasi. 

Tak hanya itu, perseroan juga berfokus untuk mengembangkan logistik mid-mile melalui layanan barunya yang sedang dikembangkan, seperti Cargo Share. ASSA juga mengembangkan cold chain logistic services, yang diberi nama Coldspace. 

Dengan keunggulan ekosistemnya, Coldspace akan menjadi penyedia solusi cold chain end-to-end terintegrasi di Indonesia yang melayani B2B hingga B2C. ASSA akan terus mengembangkan bisnis logistiknya agar dapat menjadi penyedia end-to-end logistic solution dari first, mid, hingga last mile bagi para pelanggannya.

3 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022.

Pada periode tersebut pendapatan perseroan naik 15 persen menjadi Rp 5,87 triliun dari RP 5,08 triliun pada tahun sebelumnya.

Melansir laporan keuangan perseroan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 4,79 triliun dari RP 4,03 triliun pada 2021. Alhasil, perseroan membukukan laba bruto Rp 1,08 triliun, naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,06 triliun.

”Harus diakui tahun 2022 memang tahun yang penuh tantangan. Namun demikian, kita bersyukur karena Perseroan berhasil mencatatkan kinerja cukup baik, serta mampu menjaga keberlanjutan bisnis,” kata Direktur Utama PT Adi Sarana Armada Tbk, Prodjo Sunarjanto dalam keterangan resmi, sabtu (1/4/2023).

Sepanjang 2022, beban penjualan tercatat sebesar Rp 36,29 miliar, beban umum dan administrasi Rp 812,4 miliar, pendapatan operasi lainnya Rp 36, miliar, rugi pelepasan aset tetap Rp 1,76 miliar, serta laba selisih kurs Rp 388,41 juta. Dari rincian tersebut, diperoleh laba operasi sebesar Rp 267,79 miliar atau turun 42,56 persen yoy.

Pada periode yang sama, bagian rugi dari entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 21,5 miliar, pendapatan keuangan Rp 30,66 miliar, pajak final Rl 5,42 miliar, dna beban keuangan RP 264,31 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Aset Perseroan

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 103,02 miliar.

Laba ini susut 27,77 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 142,63 miliar. Sehingga laba per saham dasar juga turun menjadi Rp 28,89 dari sebelumnya Rp 41,21.

Perseroan yang memiliki tiga bisnis utama, yaitu bisnis mobilitas (rental kendaraan, jasa pengemudi, Jasa Logistik car sharing), bisnis jual-beli kendaraan (Lelang-JBA dan Online-to-Offline used car dealers-Caroline), serta end-to-end logistic (logistik dan kurir ekspress Anteraja) ini, pada akhir 2022 mencatatkan total aset lancar Rp 1,55 triliun, meningkat dibandingkan posisi 31 Desember 2021 yang sebesar Rp 1,06 triliun.

Total liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 1,79 triliun dibandingkan Rp 1,18 triliun pada akhir tahun sebelumnya. Adapun total ekuitas tercatat sebesar Rp 2,47 triliun, meningkat dari Rp 1,77 triliun pada tahun sebelumnya.