Sukses

Hartadinata Abadi Raup Pendapatan Rp 2,12 Triliun Sepanjang Kuartal I 2023

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membukukan pertumbuhan pendapatan 53,84 persen dan laba bersih naik 37,80 persen pada kuartal I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan maupun laba pada kuartal I 2023. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 2,12 triliun pada kuartal I 2023, meningkat 53,84 persen yoy dari Rp1,37 triliun pada kuartal I 2022. 

Pertumbuhan tersebut didukung oleh volume penjualan dalam emas murni yang meningkat sebesar 39,82 persen yoy menjadi 2,16 ton pada kuartal I 2023 dari 1,55 ton di kuartal I 2022. ASP (average selling price) tumbuh 10,68 persen yoy menjadi Rp 970.295 pada kuartal I 2023 dari Rp 876.675 pada kuartal I 2022. 

Laba bersih pun turut bertumbuh sebesar 37,80 persen yoy menjadi Rp 69,84 miliar pada kuartal I 2023, sementara NPM berada pada level 3,30 persen.

Penjualan kepada grosir meningkat ke level 92,54 persen mengingat adanya penjualan ekspor, diikuti oleh penjualan ritel (6,60 persen) dan bisnis gadai (0,72 persen). Sementara, ROA dan ROE berada di angka 6,60 persen/15,59 persen serta DER berada pada level di 1,36x pada kuartal I 2023. 

Direktur Utama Hartadinata Abadi Sandra Sunanto mengatakan, pada Maret 2023, perseroan memasuki pasar ekspor melalui kerja sama dengan Kundan Care Product LTD (Kundan) untuk ekspor perhiasan emas ke India. Kundan merupakan perusahaan manufaktur, refinery dan eksportir dari produk emas, perak, dan energi yang terbesar di India.

Hartadinata Abadi ditargetkan mendapatkan tambahan penjualan sebesar 400 kg – 500 kg emas per bulan dari ekspor perhiasan emas berkadar 91,6 persen kepada Kundan dimulai dari bulan Maret 2023. Nilai komersial atas transaksi ekspor perhiasan emas diestimasikan berkontribusi sebesar USD 25 juta – USD 31 juta per-bulan terhadap pendapatan konsolidasian Perseroan. 

“Potensi permintaan pasar ekspor juga masih tinggi yang juga menjadi motor pertumbuhan Perseroan ke depannya,” kata Sandra dalam keterangan resminya, Kamis (4/5/2023).

Sandra meyakini, momentum pencapaian all time highest performance perseroan pada kuartal I 2023 akan terus berlanjut tahun ini. Kinerja perseroan ke depannya akan didukung oleh insentif dari pemerintah untuk memberikan pembebasan pajak penghasilan produk emas batangan dan juga penurunan pajak pertambahan nilai perhiasan emas bagi konsumen akhir. 

 

2 dari 4 halaman

Meluncurkan Produk Baru

Pajak produk emas batangan diturunkan dari 0,45 persen untuk yang memiliki NPWP menjadi 0 persen dan pajak perhiasan emas juga diturunkan dari 2,1 persen menjadi 1,65 persen.

"Kami sangat mengapresiasi support dari pemerintah yang akan mendorong perkembangan industri perhiasan emas dan emas. Kami melihat hal ini akan menjadi katalis mengingat Indonesia masih memiliki potensi peningkatan konsumsi emas per kapita dimana per tahun 2022 konsumsi emas per kapita masih berada pada level 0,18 gram dibandingkan dengan rata – rata Asia di 0,82 gram," kata dia.

Dia menilai, inovasi yang berkelanjutan menjadi faktor kunci pertumbuhan kinerja HRTA, salah satunya dengan meluncurkan produk terbaru yaitu EMASKU. EMASKU with Secure Certificate merupakan emas batangan dengan kadar 99,99 persen yang disertai dengan sertifikat keamanan dan tersedia dengan berat 250 gram, 500 gram dan 1 kilogram. 

Selain itu, Hartadinata Abadi juga terus memudahkan masyarakat untuk bertransaksi emas melalui aplikasi EmasKITA yang telah tersedia pada Play Store dan App Store. 

Hartadinata Abadi juga bekerjasama dengan JNE, salah satu perusahaan ekspedisi barang terbesar di Indonesia, untuk menyediakan layanan pengantaran dan juga penjemputan atau pickup buyback bagi customer yang ingin membeli emas maupun menjual kembali. 

"Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan dan juga menjadi competitive advantage bagi perseroan," imbuhnya.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 4 Mei 2023, saham HRTA melemah 1,09 persen ke posisi Rp 364 per saham. Saham HRTA dibuka naik 12 poin ke posisi Rp 380 per saham. Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 390 dan terendah Rp 368 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.120 kali dengan volume perdagangan 499.893 lot saham. Nilai transaksi Rp 18,4 miliar.

3 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Hartadinata Abadi berhasil mengukuhkan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/3/2023), penjualan Hartadinata Abadi sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp 6,92 triliun. Raihan ini naik 32,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,24 triliun.

Beban pokok pendapatan ikut naik menjadi Rp 6,18 triliun dari Rp 4,67 triliun pada 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba bruto Rp 742,82 miliar, masih naik 29,73 persen dibandingkan laba bruto 2021 sebesar Rp 572,58 miliar.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban penjualan Rp 23,12 miliar, beban umum dan administrasi Rp 171,6 miliar, penghasilan keuangan Rp 2,22 miliar, serta beban keuangan Rp 217,14 miliar.

Kemudian bagi hasil utang sukuk mudharabah tercatat sebesar Rp 7,61 miliar, beban penerbitan sukuk mudharabah Rp 499,46 juta dan pendapatan lain-lain Rp 1,12 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 254,13 miliar. Laba ini naik 30,7 persen dibandingkan laba 2021 sebesar Rp 194,43 miliar.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk periode 2022 tercatat sebesar Rp 253,52 miliar. Naik 30,7 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 193,98 miliar. Sehingga laba per saham dasar ikut naik menjadi Rp 55,05 dari sebelumnya Rp 42,12.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 3,85 triliun, naik dari Rp 3,48 triliun pada akhir 2021. Liabilitas naik menjadi Rp 2,13 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,96 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas ikut naik menjadi Rp 1,72 triliun pada akhir 2022 dibandingkan posisi tahun sebelumnya Rp 1,52 triliun.

 

 

4 dari 4 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) 50 miliar pada 2023.

Director of Investor Relations PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Thendra Crisnanda menerangkan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk pembelian mesin pemurnian emas.

"HRTA menyiapkan alokasi capex berkisar Rp 50 miliar di 2023. Dana capex tersebut akan digunakan sebagai modal untuk pembelian tambahan mesin untuk lini usaha pemurnian emas, ekspansi jaringan toko, serta pengembangan kantor pusat Hartadinata,” beber Thendra kepada Liputan6.com, Rabu (11/1/2023).

Bersamaan dengan itu, perseroan mengincar pendapatan hingga Rp 10 triliun pada tahun ini, naik dari Rp 6,8 triliun pada 2022. Thendra menuturkan, optimisme itu didorong baik dari peningkatan volume penjualan dan juga kenaikan harga emas.

Harga emas diperkirakan masih tetap akan melanjutkan momentum positifnya di tengah reopening economy China. Aktivitas ekonomi yang kembali normal diharapkan dapat menjadi pendorong permintaan perhiasan emas. Lebih lanjut, untuk mendukung capaian target tersebut, tahun ini perseroan berencana mengembangkan kontribusi dari semua channel yang dimiliki.

Hartadinata Abadi sendiri, Thendra mengatakan, selain dari perluasan jaringan pemasaran, ada pula diversifikasi produk yang dijual.

"Selain itu juga, aliansi strategi dengan institusi baik di industri keuangan dan digital akan ditingkatkan dalam mendorong kontribusi penjualan perseroan,” imbuh dia.