Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali melepas saham GOTO. Kali ini dilakukan Citibank Singapore S/A Government of Singapore.
Mengutip data kepemilikan saham di atas 5 persen PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (BEI) 4 Mei 2023, ditulis Jumat (5/5/2023), pemegang saham GOTO Citibank Singapore S/A Government of Singapore melepas 586.625.000 atau 586,62 juta pada 3 Mei 2023. Dengan demikian, jumlah saham GOTO yang digenggam kini sebesar 5,43 persen atau setara 64.291.758.425.
Baca Juga
Kepemilikan saham GOTO itu antara lain digenggam oleh Citibank Singapore S/A Government of Singapore sebesar 64.151.530.725 dan The Northern-Trust Company S/A Government of Singapore sebesar 140.227.700 saham GOTO.
Advertisement
Namun, belum diketahui, harga saham GOTO yang dijual dan potensi dana yang diraup dari penjualan saham GOTO tersebut.
Sebelumnya pada 2 Mei 2023, kepemilikan saham GOTO sebesar 5,48 persen atau setara 64.878.384.025 saham. Rinciannya Citibank Singapore S/A Government of Singapore genggam 64.738.156.325 saham GOTO dan The Northern-Trust Company S/A Government of Singapore miliki 140.227.700 saham GOTO.
Selain Citibank Singapore, GoTo Peopleverse Fund juga melepas 245.962.646 saham GOTO pada 3 Mei 2023. Dengan demikian, GoTo Peopleverse Fund genggam 6,52 persen saham GOTO atau setara 77.228.692.500 saham. Sebelumnya pada 2 Mei, GoTo Peopleverse Fund memiliki saham GOTO sebesar 6,54 persen atau setara 77.474.645.146 saham GOTO.
Pada perdagangan saham Jumat, 5 Mei 2023 pukul 14.10 WIB, saham GOTO merosot 3,67 persen ke posisi Rp 109 per saham. Saham GOTO dibuka stagnan Rp 109 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 110 dan terendah Rp 104 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.391 kali. Total volume perdagangan 15.865.934 lot saham. Nilai transaksi Rp 166,1 miliar.
Kinerja Keuangan GOTO Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membukukan pertumbuhan pendapatan selama kuartal I 2023. Namun, perseroan mash catat rugi tetapi menyusut signifikan.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (28/4/2023), GoTo Gojek Tokopediamembukukan pendapatan bersih Rp 3,33 triliun hingga kuartal I 2023. Pendapatan GOTO naik 122,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,49 triliun.
Perseroan mampu tekan biaya dan beban usaha susut 20,59 persen menjadi Rp 7,37 triliun pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,29 triliun. Perseroan menekan beban umum dan administrasi dari Rp 2,58 triliun menjadi Rp 2,29 triliun pada kuartal I 2023. Beban penjualan dan pemasaran susut menjadi Rp 1,62 triliun pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,30 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan memangkas rugi usaha menjadi Rp 4,04 triliun hingga tiga bulan pertama 2023.Rugi usaha terpangkas 48,09 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,79 triliun.
GoTo Gojek Tokopedia mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas Rp 3,86 triliun hingga kuartal I 2023. Rugi tersebut susut 40,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,47 triliun.
Dengan demikian, rugi per saham dasar dan dilusi terpangkas menjadi Rp 4 pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6.
GoTo Gojek Tokopedia membukukan ekuitas Rp 120,32 triliun pada kuartal I 2023 dari periode 31 Desember 2022. Total liabilitas tercatat Rp 15,8 triliun pada kuartal I 2023 dari periode Desember 2022 Rp 16,49 triliun. Aset perseroan tercatat Rp 135,9 triliun dari periode Desember 2022 sebesar Rp 139,2 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 26,77 triliun.
Advertisement
Pelepasan Sebagian Portofolio
Aksi penjualan sebagian portofolio investasi oleh Softbank sebetulnya terjadi serempak di sejumlah perusahaan unggulan. Selain GOTO, penjualan juga dilakukan di perusahaan perangkat lunak untuk seluler berbasis di Swedia, Sinch. Lalu di Uber, Fortress Investment Group, dan juga di perusahaan aggregator asuransi, PolicyBazaar.
Penjualan saham juga dilakukan Softbank atas kepemilikannya di Paytm, Delhivery, dan Alibaba. Terutama terjadi dalam rangka menghadapi penutupan tahun fiskal perusahaan-perusahaan Jepang yang berakhir pada 31 Maret 2023.
“Memang tidak harus selalu seperti itu (lepas kepemilikan saham). Akan tetapi, memang ada kemungkinan aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari aksi strategis terkait kinerja atau laporan keuangan tahun buku 2022,” ucapnya.