Sukses

Direktur Utama Blue Bird Beli 100 Ribu Saham BIRD

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Priawan Djokosoetono membeli saham BIRD pada April 2023 dengan rogoh kocek Rp 165 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Priawan Djokosoetono membeli saham BIRD pada April 2023 secara bertahap.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (7/5/2023), Direktur Utama Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono membeli saham BIRD pada 5 dan 7 April 2023.

Pada 5 April 2023, Sigit beli 50.000 saham BIRD dengan harga Rp 1.700 per saham. Dengan demikian, nilai pembelian saham itu sebesar Rp 85 juta. Pada 13 April 2023, ia membeli 50.000 saham BIRD dengan harga Rp 1.600 per saham sehingga nilai pembelian saham Rp 80 juta. Total pembelian saham BIRD Rp 165 juta.

Adapun pembelian saham yang ditransaksikan itu 0,004 persen. Jumlah saham setelah transaksi pembelian saham BIRD, ia genggam 149.951.300 saham BIRD atau setara 5,993 persen.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Blue Bird Tbk, Jusuf Salman.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 5 Mei 2023, saham BIRD naik 0,56 persen ke posisi Rp 1.795 per saham. Saham BIRD dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.790 per saham. Harga saham BIRD berada di level tertinggi Rp 1.830 dan terendah Rp 1.760 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.234 kali dengan nilai transaksi Rp 5,2 miliar.

2 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2023

Sebelumnya, emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan peningkatan dari sisi pendapatan dan laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/4/2023), pendapatan neto Blue Bird pada kuartal I 2023 naik 55,19 persen menjadi Rp 1,04 triliun dari Rp 673,98 miliar pada kuartal I 2022.

Sementara, beban langsung pada periode yang sama naik 43,71 persen menjadi Rp 719,67 miliar dari periode yang sama sebelumnya Rp 500,75 miliar. Dengan demikian, laba bruto Blue Bird melesat 88,39 persen menjadi Rp 326,34 miliar hingga akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 173,22 miliar.

Sepanjang kuartal I 2023, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 144,90 miliar naik 314,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 34,92 miliar.

Laba bersih pada kuartal I 2023 naik 161,46 persen sebesar Rp 123,26 miliar dari Rp 47,14 miliar pada periode yang sama 2022. Sehingga laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 ikut naik menjadi Rp 49 dari kuartal I tahun sebelumnya Rp 18.

Aset perseroan sampai dengan Maret 2023 naik menjadi Rp 7,05 triliun dari Rp 6,89 triliun pada Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 1,57 triliun pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya Rp 1,54 triliun. Sementara ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi Rp 5,47 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 5,35 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Blue Bird Bakal Tambah hingga 500 Unit Mobil Listrik pada 2023

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) bakal menambah kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sekitar 200-500 unit pada tahun ini. Mobil listrik tersebut terdiri dari taksi reguler dan juga kendaraan sewa yang lainnya.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono menuturkan, sebelumnya perusahaan telah memiliki hampir 100 EV. 

"Kita sudah punya hampir 100 (kendaraan listrik), jadi penambahannya tahun ini rencananya 200-500," kata Sigit kepada awak media, Kamis, 9 Februari 2023.

Dengan demikian, Blue Bird menyiapkan belanja modal sekitar Rp 2 triliun untuk pembelian kendaraan maupun peremajaan kendaraan.

"Dari sisi capex kita merencanakan beli kendaraan hampir 6.000 unit untuk peremajaan kendaraan dan menambah kendaraan dan juga untuk menambah kendaraan," kata Sigit.

Meski demikian, Blue Bird juga akan menyesuaikan penambahan jumlah kendaraan tersebut.

"Karena kita banyak kendaraan yang harus kita remajakan, kita bisa sesuaikan nanti penambahan jumlah kendaraan itu berapa tergantung dari jumlah mobil yang diremajakan. Tapi total kendaraan pembelian kira-kira hampir 6 ribu," kata dia.

Di sisi lain, Sigit menyebutkan, peremajaan kendaraan mayoritas dilakukan untuk kategori kendaraan bahan bakar minyak (gasoline) dibandingkan listrik.

"Tentunya masih akan mayoritas di gasoline, di kendaraan bensin karena itu produk yang masih paling populer sekarang. Tapi tentunya tadi, penambahan yang hampir 500 unit kita coba lihat apakah memang bisa kita cukupi," ujar dia.

Mengapa demikian? Seperti yang diketahui, suplai kendaraan terhambat. 

"Kita tahu suplai kendaraan terhambat gitu, kita sudah siapkan capexnya, kalau suplai kendarannya cukup siap, kita bisa percepat untuk implementasi EV," ujar dia. 

Sebagai catatan, Blue Bird meremajakan hampir 4.000 lebih kendaraan pada 2023. "Kita hampir 4 ribu lebih, tapi kita masih ada kendaran yang diremajakan lebih cepat. Karena sekarang kita 4 tahun kendaraan itu bisa diremajakan," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Blue Bird Bidik Pendapatan Tumbuh hingga 30 Persen pada 2023

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 20 persen-30 persen pada 2023. 

Direktur Blue Bird Irawaty Salim mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dan belanja modal untuk merealisasikan target kinerja tersebut.

"Perseroan menargetkan adanya peningkatan pendapatan di kisaran 20 persen sampai 30 persen pada 2023," kata Direktur Blue Bird Irawaty Salim saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/1/2022).

Beberapa langkah yang akan ditempuh Blue Bird antara lain, melakukan peremajaan untuk armada-armada Perseroan untuk tetap dapat melayani customer secara prima, ekspansi penambahan armada dilakukan bedasarkan sebaran demand di masing-masing segmen bisnis Perseroan untuk menjaga tingkat utilisasi armada dilevel yang tinggi. 

Selain itu, optimalisasi kombinasi penggunaan internal kas dan pinjaman bank untuk kebutuhan ekspansi, dan terus menerus mencari opsi-opsi untuk bertumbuh, seperti peningkatan kualitas ekosistem bisnis BlueBird dan lainnya.

Dengan demikian, Blue Bird menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun pada 2023. 

Penggunaan belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pembelian lebih dari 6000 armada guna meremajakan sekaligus menambah jumlah armada Blue Bird.

Sementara itu, di tengah pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Blue Bird akan leluasa melakukan ekspansi bisnis. Ancaman resesi global juga tidak akan menghalangi langkah Blue Bird dalam mengembangkan bisnis pada tahun ini.

Kemudian, Blue Bird juga selalu siap mendukung program atau keputusan dari pemerintah. Pada saat ini, Perseroan masih mengevaluasi dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Namun, emiten berkode BIRD melihat pencabutan PPKM oleh pemerintah menjadi sinyal yang baik bagi perekonomian Indonesia pada 2023, di mana mobilisasi masyarakat berpotensi lebih tinggi.

"Perseroan akan tetap berfokus untuk melayani customer kami sesuai standar kualitas Perseroan yang baik, di mana mengutamakan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan," ujar dia.