Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Warren Buffett prediksi ekonomi lesu pada 2023. Hal ini akan berdampak terhadap kinerja keuangan perusahaan.
"Mayoritas bisnis kami akan melaporkan laba lebih rendah dari pada tahun lalu,” ujar investor dan CEO Berkshire Hathaway ini dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (7/5/2023).
Baca Juga
Perusahaan investasi Berkshire Hathaway memiliki banyak bisnis termasuk Geico, See’s Candies, dan BSF Railway. Bisnis itu beroperasi di industri termasuk asuransi, energi, real estate, kereta api, manufaktur, ritel dan layanan. Skala dan ruang lingkup operasinya berarti investor melihatnya sebagai bagian kecil ekonomi Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Warren Buffett menekankan banyak bisnis Berkshire telah berkinerja baik selama beberapa tahun terakhir. Bisnis tersebut mendapatkan manfaat dari suku bunga yang sangat rendah, dan pemerintah AS membanjiri ekonomi dengan uang untuk mengimbangi dampak pandemi COVID-19. “Periode ini telah berakhir. Ini iklim yang berbeda dari enam bulan lalu,” ujar dia.
Adapun the Federal Reserve (the Fed) telah menaikkan suku bunga dari hampir nol persen menjadi lebih dari 5 persen dalam 14 bulan terakhir, dalam upaya untuk mengekang inflasi. Tingkat suku bunga lebih tinggi mendorong penghematan daripada pengeluaran dan menaikkan biaya pinjaman yang berarti mengikis permintaan, menurunkan harga aset dan meningkatkan risiko resesi.
Selain itu, suku bunga yang lebih tinggi telah menambah tekanan pada bank dengan memangkas nilai portofolio pendapatan tetapnya. Mereka juga mendorong deposan untuk menarik uangnya dan “memarkir” di obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi dan pasar uang.
Faktor-faktor tersebut telah memicu gejolak perbankan saat ini. Silicon Valley Bank dan Signature Bank telah gagal pada Maret. Baru-baru ini, JPMorgan juga membeli First Republic Bank.
Kekacauan tersebut telah mengipasi kekhawatiran bank dalam upaya menopang keuangannya dan mempersiapkan penarikan dana lebih lanjut dapat menarik kembali pinjaman, menyebabkan krisis kredit dan menyeret ekonomi ke dalam resesi.
Buffett menekankan suku bunga lebih tinggi tidak sepenuhnya berita buruk bagi Berkshire. Dia mencatat perusahaan akan hasilkan USD5 miliar dari kas USD 125 miliar, surat berharga, dan investasi jangka pendek lainnya pada 2023, naik dari sekitar USD 50 juta beberapa tahun lalu.
Miliarder Warren Buffett Sebut Apple Jadi Portofolio Bisnis Terbaik Berkshire Hathaway
Sebelumnya,miliarder sekaligus investor Warren Buffett mengatakan, Apple Inc merupakan bisnis yang lebih baik daripada yang lain dalam portofolio Berkshire Hathaway Inc.
“Apple berbeda dari bisnis lain yang kami miliki. Kebetulan ini adalah bisnis yang lebih baik,” ujar Warren Buffett selama pertemuan tahunan Berkshire di Omaha, Nebraska, dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (7/5/2023).
Berkshire mengungkapkan kepemilikan saham Apple USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,64 triliun (asumsi kurs Rp 14.643 per dolar AS) pada Mei 2016 dan telah meningkatkan saham itu menjadi USD 151 miliar atau sekitar Rp 2.211 triliun pada Maret 2023, terhitung 46 persen dari portofolio sahamnya USD 328 miliar atau sekitar Rp 4.802 triliun.
Buffett telah lama memuji CEO Apple Tim Cook dan memandang Apple bukan sebagai perusahaan teknologi dan lebih sebagai perusahaan produk konsumen dengan produk dominan, iPhone yang diinginkan dan dibutuhkan. Berkshire baru-baru ini memegang 5,6 persen saham Apple dan Buffett menuturkan dapat membeli lebih banyak.
Kapitalisasi Pasar Bertambah USD 130 Miliar
Sementara itu, dikutip dari Nasdaq.com, saham Apple menguat setelah penjualan iPhone lebih baik dari perkiraan. Kinerja Apple mengalahkan estimasi laba dan penjualan kuartalan.
Saham Apple melonjak lebih dari 5 persen pada perdagangan Jumat, 5 Mei 2023 berkait kinerja kuartal II tahun fiskal. Sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih dari USD 2,6 triliun pada awal sesi perdagangan, kenaikan saham Apple 5 persen menambahkan kapitalisasi pasar sekitar USD 130 miliar.
Advertisement
Penjualan iPhone
Selama tiga bulan terakhir 1 April, Apple melaporkan laba per saham USD 1,52. Realisasi laba ini melampaui perkiraan analis untuk laba per saham atau earning per share (eps) USD 1,43, menurut S&P Global Markets Intelligence. Namun, pendapatan turun 3 persen menjadi USD 94,8 miliar. Akan tetapi, realisasi pendapatan di atas perkiraan pasar sebesar USD 92,8 miliar.
“Kami dengan senang hati melaporkan rekor sepanjang masa dalam layanan dan rekor untuk iPhone pada Maret meski lingkungan ekonomi makro yang menantang, dan memiliki basis terpasang perangkat aktif kami mencapai titik tertinggi sepanjang masa,” ujar CEO Apple Tim Cook.
Di sisi lain, berdasarkan riset IDC, pasar ponsel pintar global mengalami penurunan pengiriman 15 persen selama tiga bulan pertama 2023. Apple diprediksi mengikutinya. Namun, kekuatan tak terduga dalam penjualan iPhone, pendapatan naik 2 persen YoY membantu Apple melampaui harapan pasar.