Sukses

4 Emiten Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 8 Mei 2023, Ada Perusahaan Milik Raam Punjabi

Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan empat emiten baru pada Senin, 8 Mei 2023. Dengan kedatangan empat emiten itu, jumlah emiten baru mencapai 38 emiten.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan empat emiten baru pada perdagangan, Senin (8/5/2023). Dengan kedatangan empat emiten baru itu, jumlah emiten baru sepanjang 2023 sudah mencapai 38 emiten baru.

Empat emiten itu antara lain PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE), PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH), PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI), dan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM). Perusahaan tercatat itu masing-masing sebagai emiten ke-35, 36,37 dan 38 di BEI pada 2023.

Berikut sekilas mengenai empat emiten baru tersebut pada 2023:

1.PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE)

Perseroan mulai beroperasi pada Agustus 2010, dan memiliki pabrik yang berada di Serang, Banten. Perseroan dan perusahaan anak disebut grup perseroan bergerak pada bidang industri ban dan telah beroperasi sejak 1977.

Pada awalnya grup perseroan memproduksi ban dalam untuk sepeda, sepeda motor,mobil, dan truk dengan merek dagang Kingland. Pada 2010, grup perseroan juga melebarkan bisnisnya dengan didirikannya perseroan untuk produksi ban luar untuk sepeda motor.

PT King Tire Indonesia Tbkmencatatkan saham perdana di BEI pada Senin, 8 Mei 2023 di papan pengembangan dengan kode saham TYRE. Jumlah saham yang dicatatkan 3,47 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 2,77 miliar saham dan penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 700 juta saham dengan nominal Rp 50 per saham.

Perseroan menetapkan harga saham perdana Rp 138. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana IPO sebesar Rp 96,60 miliar saham dari IPO.  Perseroan akan memakai dana IPO untuk modal kerja antara lain pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran sebesar 350 juta waran seri I. Jumlah waran yang diterbitkan itu maksimal 12,60 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setiap dua saham baru hasil IPO melekat satu waran seri. Adapun harga pelaksanaan waran Rp 150. Dana hasil penerbitan waran akan digunakan untuk modal kerja. Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Victoria Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

2 dari 4 halaman

2.PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH)

Perseroan bergerak dalam bidang aktivitas perikalanan dan konsultasi manajemen biaya yang didirikan pada 2021. Perseroan pada 2021 menjalankan kegiatan usaha sebagai agency compay. Pada 2022, perseroan memiliki posisi sebagai media aggregator dan media owner yang memiliki kerja sama pengelolaan aset media di berbagai lokasi di Jawa.

Adapun perseroan mencatatkan saham di papan pengembangan BEI dengan jumlah saham yang dicatatkan 7,73 miliar saham. Saham yang dicatatkan itu terdiri dari saham pendiri sebesar 6,19 miliar saham dan IPO sebesar 1,54 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

Perseroan menetapkan harga pelaksanaan IPO sebesar Rp 100 sehingga dana yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 154,75 miliar. Dana IPO tersebut sekitar 7,07 persen untuk belanja modal dan sekitar 92,93 persen untuk modal kerja.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran 1,238 miliar waran seri I atau sebesar 20 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Setiap pemegang lima saham yang ditawarkan berhak memperoleh empat waran seri I. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp 135 setiap waran. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari hasil penerbitan waran Rp 167,13 miliar.

“Dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I ini jika dilaksanakan oleh pemegang waran, akan digunakan sepenuhnya untuk penambahan modal kerja,” tulis perseroan.

Dalam pelaksanaan IPO, perseroan telah menunjuk PT Indo Capital Sekuritas dan PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

3 dari 4 halaman

3.PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI)

PT Informasi Teknologi Indonesia yang dikenal sebagai Jatis Mobile didirikan pada 2002. Perseroan bergerak dalam bidang penyediaan solusi untuk pengiriman pesan kelas dunia dan distribusi digital untuk semua industri.

Perseroan berpengalaman selama 20 tahun fokus pada messaging solution dan application development.

Perseroan mencatatkan saham di BEI dengan kode saham JATI di papan pengembangan. Jumlah saham yang dicatatkan sebesar 3,26 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri sebesar 2,61 miliar saham dan IPO sebesar 652,50 juta saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Harga penawaran saham perdana yang dipatok sebesar Rp 100 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh sebesar Rp 65,25 miliar dari IPO. Perseroan memakai dana IPO sekitar 55,52 persen untuk belanja modal dan sisanya akan digunakan untuk keperluan modal kerja perseroan.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan 652,50 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah waran yang diterbitkan sebanyak 25 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.

Setiap pemegang satu saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp 250. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana Rp 163,12 miliar dari penerbitan waran.

“Dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan di kemudian hari,” tulis perseroan.

Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

4 dari 4 halaman

4.PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM)

Perseroan bergerak dalam bidang rumah produksi yang didirikan pada 1990 di bawah naungan PT Parkit Film yang bergerak dalam bidang pembuatan dan distribusi film di bawah naungan Ram Punjabi.

Perseroan aktif pada empat bidang usaha utama antara lain produksi film, produksi sinetron, produksi webseries, dan distribusi. Perseroan melalui perusahaan anak yaitu PT Platinum Sinema memiliki kegiatan usaha yang bergerak dan aktif pada kegiatan operasional bioskop.

PT Platinum Sinema memiliki nama dagang sebagai Platinum Cineplex yang berdiri sejak 2013 dan hingga kini memiliki 10 cabang di beberapa kota di Indonesia antara lain Ambon, Bitung, Baturaja, Lahat, Kolaka, Palopo, Magelang, Majenang, Sidoarjo dan Solo.

Perseroan mencatatkan saham perdana di papan utama BEI. Jumlah saham yang dicatatkan sebesar 6,19 miliar saham yang terdiri dari 5,26 miliar saham dan saham IPO sebesar 929,20 juta saham dengan nilai nominal Rp 60 per saham. Harga saham IPO yang dipatok sebesar Rp 234 per saham.

Perseroan memperoleh dana IPO sebesar Rp 217,43 miliar. Dana hasil IPO sekitar 81,60 persen digunakan untuk modal kerja perseroan meliputi pembiayaan kegiatan produksi film, web series/sinetron dan kegiatan pemasaran lainnya. Selain itu, sekitar 18,40 persen akan dijadikan setoran modal untuk PT Platinum Sinema. Setoran modal tersebut untuk membangun dan mengoperasikan satu teater baru di Kebumen. Teater baru itu akan beroperasi pada kuartal II 2023. Perseroan juga masih proses perolehan izin Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan Berusaha (PKKPR) dan Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk tiga teater baru yang beroperasi pada 2023 di Banyuwangi, Tabanan dan Kualakapuas. Selain itu, lima teater baru yang masih dalam proses pemerolehan izin PKKPR dan NIB, serta direncanakan beroperasi pada 2024 di Garut, Padang Sidempuan, Bondowoso, Demak dan Pangkalan Bun.

Untuk pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Sucor Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas