Liputan6.com, Jakarta - Prajogo Pangestu kembali naik menduduki posisi ke-lima sebagai orang terkaya RI. Ia menggeser posisi pemilik grup Harita, Lim Hariyanto Wijaya.
Melansir data real time billionaire Forbes, Senin (8/5/2023), kekayaan Prajogo Pangestu tercatat sebesar USD 6 miliar atau sekitar Rp 88,24 triliun (kurs Rp 14.707 per USD).
Baca Juga
Posisi Prajogo Pangestu berada di bawah Sri Prakash Lohia yang menempati posisi ke-empat dengan total kekayaan USD 7,4 miliar. Sebelumnya, posisi Prajogo sempat digeser oleh bos Harita Group, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang menempati peringkat ke-5. Saat ini, peringkat Lim berada tepat di bawah Prajogo atau di posisi ke-enam dengan kekayaan mencapai USD 5,9 miliar atau sekitar Rp 86,77 triliun.
Advertisement
Prajogo Pangestu diketahui memiliki beberapa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Gozco Plantation Tbk (GZCO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang baru saja debut pada Maret lalu.
Sementara Lim Hariyanto Wijaya Sarwono melalui Grup Harita memiliki mayoritas perusahaan tambang bauksit yang terdaftar, Cita Mineral Investindo Tbk (CITA). Perusahaan pemrosesan nikel terintegrasi milik Lim, Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) juga baru saja menyelesaikan IPO senilai Rp 10 triliun belum lama ini, menjadi salah satu yang terbesar di BEI pada 2023.
Â
Â
Emiten CUAN Milik Prajogo Pangestu Bidik Produksi Batu Bara hingga 1 Juta Ton pada 2023
Sebelumnya, emiten milik Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) optimistis kinerja meningkat seiring kenaikan harga batu bara. Selain itu, emiten CUAN optimistis dapat meningkatkan produksi batu bara pada 2023, usai menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
"Kinerja ke depan kita tentu berharap dan optimis bahwa harga indeks batu bara masih tetap baik di tahun ini dan kita berjuang untuk mencatatkan produksi yang lebih baik dari tahun sebelumnya ke depannya kita akan terus berjuang agar produksi akan naik juga," kata Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi Michael saat ditemui di BEI, Rabu (8/3/2023).
Dia bilang, sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) target produksi batu bara anak usahanya, Tamtama Perkasa sebanyak 1 juta.
"Tahun ini sesuai RKAB yang disetujui oleh ESDM untuk Tamtama Perkasa sendiri 1 juta ton. Tahun lalu kita hampir di atas 50 persen untuk target produksi," kata dia.
Sementara itu, volume penjualannya sama dengan yang diproduksi. "Jenis batu bara kalori yang kita produksi di 6.100 GAR dengan sulfur dan ash yang rendah sehingga konsumen suka produk kami karena kualitas sangat baik," ujar dia.
Selain itu, perseroan juga patuh terhadap ketentuan penjualan batu bara dalam negeri. "Ada ketentuan jual dalam negeri bagi konsumen industri yang memerlukan batu bara kami juga. Kita ekspor ke beberapa negara ada Jepang, Filipina, Eropa, Taiwan pernah Korea juga. Saat ini market terbesar kami Jepang, mungkin 40 persen most to Jepang," kata dia.
Di sisi lain, perseroan juga mendukung hilirisasi di tengah wacana pelarangan ekspor batu bara. "Tentu kita turut serta dengan peraturan yang berlaku di mana hilirisasi juga kita dukung bagaimana mekanisme hilirisasi dan skema itu mencapai 2030," imbuhnya.
Â
Advertisement
Petrindo Jaya Kreasi, Emiten Milik Prajogo Pangestu Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 8 Maret 2023
Sebelumnya, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/3/2023). Emiten milik Prajogo Pangestu ini mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-24 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham CUAN.
Petrindo Jaya Kreasi mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1,69 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode CUAN akan mencatatkan saham sejumlah 11,24 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham Rp 220 per saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Dengan demikian, Petrindo Jaya Kreasi meraup dana segar Rp 371,80 miliar. Dalam rangka penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perseroan telah menunjuk PT Henan Putihrai Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek sekaligus penjamin emisi efek.
Sementara itu, dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham ini, selanjutnya akan digunakan oleh TP sebagai modal kerja dan belanja modal yaitu termasuk untuk pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya, seiring dengan meningkatnya produksi batu bara.
Dana hasil penawaran umum perdana perseroan digunakan untuk keperluan TP, perusahaan anak, sebagaimana disebutkan di atas dengan alasan dan pertimbangan di antaranya berkontribusi secara signifikan ke pendapatan grup dan meningkatkan kapasitas produksi TP.
Â
Harga IPO Petrindo Jaya Kreasi
Sebelumnya, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang bergerak di bidang batu bara milik pengusaha Prajogo Pangestu menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 1,69 miliar saham.
Mengutip laman e-ipo, ditulis Kamis (2/3/2023), calon emiten dengan kode saham CUAN ini melepas 1,69 miliar saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham atau mewakili 15,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Adapun, harga penawaran sebesar Rp 220 per saham. Dengan demikian, Petrindo Jaya Kreasi bakal meraup dana segar Rp 371,8 miliar.
Petrindo Jaya Kreasi menunjuk PT Henan Putihrai Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek. Saat ini, saham perusahaan dimiliki oleh Prajogo Pangestu 84,97 persen dari semula 99,99 persen.
Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari IPO saham, setelah dikurangi dengan biaya emisi yang terkait dengan IPO untuk digunakan oleh TP dalam rangka pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya seiring dengan meningkatnya produksi batu bara.
Penyaluran dana IPO akan dilakukan melalui penyetoran modal oleh Perseroan kepada TP, di mana TP akan menggunakan dana tersebut sekitar 39,95 persen akan digunakan untuk belanja modal perusahaan anak, yaitu TP, untuk pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya.
Â
Advertisement