Liputan6.com, Jakarta - Lembaga penyedia pemeringkat dunia, S&P Global Ratings akuisisi 15 persen saham PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada 8 Mei 2023. Nilai akuisisi Rp 17,64 miliar.
Dikutip dari Antara, ditulis Selasa (9/5/2023), melalui akuisisi itu, S&P Global Ratings menjadi pemegang saham ketiga terbesar setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Dana Pensiun Bank Indonesia (BI) dengan jumlah kepemilikan 17.647 lembar saham.
Baca Juga
Managing Director Asia Pasific Head of Market Outreach S&P Global Ratings Ritesh Maheshwari berharap S&P Global Ratings dapat memanfaatkan wawasan pasar lokal dalam melayani pelanggan maupun investor di Indonesia maupun Asia. Hal ini seiring transaksi saham antara dua perusahaan.
Advertisement
"PEFINDO telah menjadi mitra terpercaya kami di Indonesia, dan kami sangat antusias untuk mempererat hubungan melalui kepemilikan saham ini. Kami berharap dapat bekerja lebih dekat dengan PEFINDO dan memanfaatkan wawasan pasar lokal mereka yang dalam untuk melayani pelanggan dan investor kami dengan lebih baik di pasar Indonesia dan Asia," ujar Ritesh.
Ritesh menuturkan investasi tersebut dilakukan sebagai wujud komitmen S&P Global Ratings terhadap pasar modal Indonesia sebagai negara dengan perkembangan ekonomi terbesar di dunia, serta membantu memperkuat standar pemeringkatan kredit di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama PEFINDO Irmawati Amran mengatakan, pihaknya sangat antusias dalam mempererat kerjasama dengan salah satu perusahaan penyedia pemeringkat terbaik di dunia.
"Kami sangat antusias untuk memperkuat hubungan kami dengan S&P Global Ratings, dengan keahlian dan skala globalnya akan membantu PEFINDO memperluas layanan kepada stakeholders di pasar modal Indonesia yang terus berkembang dan meningkatkan capacity building sumber daya manusia PEFINDO," ujar Irmawati.
Adapun kerjasama S&P Global Ratings dan PEFINDO telah terjalin sejak tahun 1996 melalui Perjanjian Dukungan Teknis dengan PEFINDO. Sejak saat itu, S&P Global Ratings dan PEFINDO stelah bekerjasama dalam mengadakan seminar dan pelatihan.
Pefindo Angkat Irmawati Jadi Direktur Utama
Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau PEFINDO mengumumkan pengangkatan Direktur Utama baru, Irmawati menggantikan Atep Salyadi Dariah Saputra atau Salyadi Saputra. Hal itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PEFINDO yang digelar Kamis, 17 November 2022.
"Irma menggantikan Salyadi Saputra yang telah mengundurkan diri pada September 2022 karena diangkat sebagai Direktur di PT Pertamina (Persero)," ungkap manajemen PEFINDO dalam keterangan resmi, Jumat (18/11/2022) Salyadi Saputra didapuk menjadi Direksi Pertamina melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan pada September lalu.
Adapun Irmawati sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama PT Indonesian Capital Market Electronic Library (TICMI). Dia juga tercatat sebagai Kepala Divisi Inkubasi Bisnis PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pencalonan Irmawati sebagai direktur utama PEFINDO sebelumnya telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat OJK No. S-165/PM.22/2022 tanggal 15 November 2022 perihal Keputusan atas Pencalonan Direktur Utama Perusahaan Pemeringkat Efek Atas Nama PT Pemeringkat Efek Indonesia, setelah menjalani penilaian kemampuan dan kepatutan oleh OJK.
Dengan pengangkatan direktur utama baru tersebut maka susunan Direksi PEFINDO menjadi sebagai berikut:
Direktur Utama: Irmawati
Direktur: Hendro Utomo
Direktur: Ignatius Girendroheru.
Advertisement
Mandat Obligasi
Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mendapatkan mandat untuk memproses penerbitan surat utang Rp 39,32 triliun hingga kuartal III 2022.
Mengutip data Pefindo, Selasa (25/10/2022), terkait mandat obligasi korporasi tersebut berasal dari 29 perusahaan dengan berbagai sektor.
Kemudian, untuk industri bubur kertas dan tissue mempunyai rencana emisi paling besar, yaitu Rp8,42 triliun yang terdiri dari 2 perusahaan. Lalu, industri konstruksi yang memiliki rencana emisi Rp6,40 triliun dari 2 perusahaan juga.
Selain itu, ada juga sektor lembaga keuangan khusus memiliki rencana emisi Rp 4,5 triliun dari 2 perusahaan, sektor perusahaan induk dengan rencana emisi Rp3,56 triliun berasal dari 3 perusahaan.
Adapun, sektor pertambangan dengan rencana emisi Rp3,12 triliun dari 3 perusahaan, Lalu, terdapat sektor telekomunikasi yang memiliki rencana emisi Rp 3 triliun dari 2 perusahaan.
Kepala Divisi Pemeringkatan Nonjasa Keuangan I Pefindo Niken Indriarsih menuturkan,sampai akhir kuartal III 2022 jumlah penerbitan surat utang korporasi nasional senilai Rp 131,94 triliun.
"Kalau penerbitan surat utang sampai kuartal III sudah melampaui penerbitan surat utang 2021. Kalau untuk penerbitan sampai 30 September, Rp 131,94 triliun lebih besar dari tahun lalu,” kata Niken dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (25/10/2022).
Sementara itu, jumlah emisi obligasi korporasi per September 2022 dengan rating Pefindo senilai Rp 104,06 triliun. Sedangkan, untuk lembaga pemeringkat lainnya sebanyak Rp 27,88 triliun.
Sektor multifinance memiliki total emisi terbesar dalam penerbitan obligasi korporasi sepanjang 2022, yakni sebesar Rp22,75 triliun.
Selanjutnya, ada sektor pulp & paper dengan jumlah total emisi Rp17,99 triliun dan sektor perbankan senilai Rp13,6 triliun. Tak hanya itu, untuk sektor pertambangan jumlah total emisi sebesar Rp12,2 triliun serta sektor konstruksi dengan total emisi Rp11,95 triliun. Lalu, untuk sektor pendanaan mencapai Rp 11,51 triliun.