Sukses

Umumkan Akuisisi 60 Persen Huaneng Metal, Saham Boy Thohir Merdeka Battery Materials Malah Lesu

Melansir data RTI, frekuensi transaksi saham MBMA tercatat sebanyak 1.785 kali. Volume saham yang diperdagangkan yakni 29 juta lembar senilai Rp 22,94 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) terpantau lesu pada perdagangan hari ini, Selasa 9 Mei 2023. Hingga penutupan sesi I, saham MBMA ditutup turun 1,26 persen ke posisi 875. Saham MBMA dibuka pada posisi 795 dan bergerak pada rentang 785-800.

Melansir data RTI, frekuensi transaksi saham Merdeka Battery Materials tercatat sebanyak 1.785 kali. Volume saham yang diperdagangkan yakni 29 juta lembar senilai Rp 22,94 miliar.

Penurunan harga saham MBMA terjadi usai perusahaan milik Garibaldi (Boy) Thohir itu mengumumkan rencana akuisisi 60 persen saham di PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi high-grade nickel matte (HGNM) yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Total pertimbangan untuk akuisisi yang diusulkan adalah sekitar USD 75 juta untuk 60 persen saham MBMA di HNMI, dengan anak perusahaan Tsingshan memegang 40 persen sisanya. Akuisisi yang diusulkan akan memungkinkan MBMA untuk mentransisikan basis aset RKEF yang lebih besar ke produksi nikel Kelas 1 dan membuka nilai.

Akuisisi yang diusulkan ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2023, dengan tunduk pada penyelesaian persyaratan yang lazim untuk transaksi semacam ini.

HNMI dibangun dan ditugaskan oleh Eternal Tsingshan Group Limited (Tsingshan) dan telah berproduksi secara stabil sejak 2022.

HNMI memproses nikel matte kadar rendah (LGNM) 1 yang diproduksi oleh smelter RKEF, mengurangi kandungan besi, untuk menghasilkan HGNM mengandung lebih dari 70 persen nikel.

Secara historis HNMI telah mempertahankan tingkat produksi tahunan sebesar 50.000 ton nikel dalam matte 2 nikel. Belakangan ini, produsen HGNM di IMIP telah mencapai margin EBITDA tambahan di atas nickel pig iron (NPI) sekitar USD 2.000 per ton.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Volkswagen Berniat Bangun Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Respons Merdeka Battery Materials

Sebelumnya, Volkswagen berminat membangun ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia dan akan bermitra dengan penambang seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Ford dan produsen mineral baterai Cina Zhejiang Huayou Cobalt.

Melansir Yahoo Finance, Selasa (18/4/2023), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut, Volkswagen, pembuat mobil terbesar di Eropa, akan bekerja sama dengan Vale, Ford, Huayou, penambang Perancis Eramet dan beberapa perusahaan Indonesia seperti Merdeka Gold Copper, perusahaan induk Merdeka Battery, dan perusahaan energi Kalla Group.

 

3 dari 3 halaman

Genjot Hilirisasi

Menanggapi hal tersebut, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengapresiasi langkah pemerintah tersebut. Sehingga, MBMA berpeluang bekerja sama dengan Volkswagen. 

"Kami sangat mengapresiasi MBMA bisa masuk dalam ekosistem dengan Volkswagen, bentuk kerja sama masih dalam tahap diskusi ini tahap awal yang baik untuk masuk ke dalam ekosistem dan sesuai dengan misi MBMA sendiri masuk dalam manajemen bahan baku baterai," kata Presiden Direktur Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan saat ditemui di BEI, Selasa, 18 April 2023.

Meski demikian, Devin mengaku, pihaknya belum bisa menjabarkan terkait rincian kerja sama tersebut.

"Tapi saat ini saya belum bisa kasih detailnya kita akan informasikan setelah semuanya jelas. Kami sangat senang dan terbuka dan siap bekerja sama dengan Volkswagen," kata dia.

Dia bilang, pihaknya akan terus fokus menggenjot hilirisasi dalam ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

"Terkait nanti kita lihat dengan dari Volkswagen nanti kita lihat bentuk kerja samanya seperti apa, kita terus fokus kepada hilirisasi ini dalam rantai nilai yang tercakup dalam ekosistem baterai kendaraan listrik," imbuhnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini