Liputan6.com, Jakarta Investor kawakan, Lo Kheng Hong terpantau memegang kepemilikan di sejumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengutip data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk kepemilikan efek di atas lima persen berdasarkan SID per 5 Mei 2023, Lo Kheng Hong tercatat menjadi pemegang saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dengan porsi 6,44 persen.
Baca Juga
Kemudian PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) dengan porsi 5,12 persen, PT Intiland Development Tbk (DILD) 6,62 persen, dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) 5,17 persen.
Advertisement
Selain saham-saham tersebut, Lo Kheng Hong diketahui mengempit saham beberapa emiten lain dengan porsi di bawah 5 persen. Misalnya seperti pada PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT). Melansir laporan keuangan tahunan perseroan tahun buku 2022, Lo Kheng Hong tercatat sebagai pemegang saham publik terbesar ketiga dengan porsi 0,15 persen.
Nama Lo Kheng Hong juga sempat tercatat sebagai pemegang saham publik PT ABM Investama Tbk (ABBM). Berdasarkan laporan keuangan tahunan perseroan untuk tahun buku 2021, Lo Kheng Hong tercatat sebagai pemegang saham publik terbesar keempat dengan porsi 3,1 persen.
Terungkapnya kepemilikan saham Lo Kheng Hong di bahwa 5 persen, beberapa kali diperoleh dari unggahan akun instagram @lukas_setiaatmaja, yang tak lain merupakan penulis buku Lo Kheng Hong: Orang Miskin yang Menjadi Triliuner di Bursa Efek Indonesia.
Â
Â
Pemegang Saham Terbesar
Belum lama ini, Lukas mengunggah tangkapan layar percakapannya dengan Lo Kheng Hong melalui Whatsapp mengenai kepemilikan Lo atas 120.84 juta saham PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).
Tangkapan layar itu diunggah pada 11 April 2023, menerangkan bahwa Lo sedang dalam perjalanan menuju rapat umum pemegang saham tahunan NISP mengendarai taksi blue bird.
Sebelumnya, pada 17 Maret 2023 Lukas mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan bahwa Lo Kheng Hong tercatat sebagai salah satu pemegang saham terbesar Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dengan porsi 0,05 persen.
Namun mengingat kepemilikan Lo Kheng Hong di bawah 5 persen, maka namanya tidak tercatat dalam pembaruan data KSEI. Sehingga perubahan kepemilikan teranyar Lo Kheng Hong atas saham-saham tersebut tidak bisa dipastikan.
Advertisement
Punya Gaji Rp 4 Juta, Apakah Bisa Investasi?
Dewasa ini, masyarakat sudah mulai teredukasi dengan yang namanya investasi. Bahkan, sebagian orang menjadikan investasi sebagai salah satu kegiatan penting dalam kehidupannya.Â
Investasi yang dilakukan dengan tepat akan memberikan keuntungan ke depannya. Akan tetapi, perlu diingat setiap investasi memiliki risiko. Maka dari itu, masyarakat perlu memahami investasi secara menyeluruh.
Di sisi lain, calon investor harus memperhatikan kondisi keuangannya jika ingin terjun ke dunia investasi. Ini mengingat investor hendaknya berinvestasi dengan menggunakan uang dingin atau uang yang bukan dipakai untuk kebutuhan sehari-harinya.
Lantas, apakah ada batasan gaji untuk berinvestasi? Apakah gaji Rp 4 juta mungkin untuk berinvestasi atau tidak? Liputan6.com akan mengulas terkait investasi dari laman Instagram resmi Bursa Efek Indonesia, ditulis Minggu (23/4/2023).
Penting untuk diketahui, tidak ada batasan gaji untuk memulai investasi. Namun, sebelum mulai berinvestasi, sebaiknya ada beberapa tahap yang perlu kamu dilewati sebelum memutuskan untuk memulainya, antara lain:
- Calon investor harus mempunyai pendapatan tetap yang cukup.
- Sudah memiliki dana darurat.
- Bebas dari utang piutang.
- Calon investor telah memiliki asuransi kesehatan
- Baru memulai investasi.
Kemudian, jika telah melewati semua tahapan tersebut, saatnya Anda memulai investasi dengan memilih instrumen yang cocok.
Adapun sejumlah pilihan instrumen investasi di antaranya adalah saham, reksa dana, obligasi, atau ETF.
Pilihan Investasi
1.Saham
Berarti membeli kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Sumber keuntungan investasi saham berasal dari dividen dan capital gain. Return saham cenderung lebih tinggi dibandingkan investasi lainnya, tapi juga memiliki risiko yang tinggi.
2. Reksa Dana
Ketika berinvestasi reksa dana, berarti Anda mempercayakan sejumlah dana untuk diinvestasikan dalam portofolio efek yang dikelola oleh manajer investasi. Investasi reksa dana ini cenderung lebih aman dari saham.
3. Obligasi
Investasi berbentuk surat utang jangka menengah-panjang. Keuntungan investasinya didapat dari pembayaran kupon dan pergerakan harga obligasi itu sendiri. Investasi ini cenderung aman dan lebih minim risiko.
4. ETF
Pada dasarnya, ETF adalah investasi seperti reksa dana namun dapat diperdagangkan seperti saham. Keuntungan investasi ini yaitu mudah, fleksibel, serta risiko investasi yang rendah.
Â
Advertisement