Sukses

Wall Street Beragam, Indeks Nasdaq Melonjak Usai Inflasi Amerika Serikat Melambat

Wall street beragam pada perdagangan Rabu, 10 Mei 2023. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar, sedangkan indeks Dow Jones melemah 0,09 persen usai rilis data inflasi Amerika Serikat (AS)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 10 Mei 2023. Indeks Nasdaq menguat signifikan seiring investor beralih ke saham teknologi setelah laporan inflasi yang lebih jinak dari prediksi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (11/5/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq bertambah 1,04 persen ke posisi 12.306,44. Indeks S&P 500 melonjak 0,45 persen ke posisi 4.137,64. Indeks Dow Jones melemah 0,09 persen ke posisi 33.531,33.

Harga konsumen atau inflasi naik 4,9 persen dari tahun lalu. Realisasi inflasi ini lebih rendah dari prediksi ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 5 persen. Inflasi bulan ke bulan sesuai harapan dengan kenaikan 0,4 persen pada April 2023.

Sementara itu, imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) melemah setelah laporan tersebut. Hal ini mendukung pasar saham yang khawatir tentang suku bunga lebih tinggi akan hambat pertumbuhan ekonomi.

Imbal hasil obligasi tenor dua tahun melemah 11 basis poin menjadi 3,91 persen, sedangkan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun susut 8 basis poin menjadi 3,44 persen.

“Optimisme untuk proses disinflasi tetap tinggi karena laporan ini menunjukkan harga tempat tinggal tetap tinggi yang berarti kelambatan yang kita lihat dengan harga sewa harus mulai terlihat secara berarti selama beberapa bulan,” ujar Analis Oanda, Ed Moya, dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, inflasi akan terus menurun selama beberapa bulan ke depan. Namun, menurut Ed, inflasi turun kembali ke dua persen akan jauh lebih sulit mengingat kekuatan di pasar tenaga kerja.

Keuntungan pasar secara keseluruhan tertahan karena saham siklikal yang erat kaitannya dengan ekonomi diperdagangkan lesu.

2 dari 4 halaman

Kinerja Saham di Wall Street

Saham Nike dan Caterpillar ditutup melemah seiring investor beralasan inflasi melambat karena resesi sudah dekat atau telah tiba.

Saham Airbnb dan Twilio masing-masing melemah 10,9 persen dan 12,6 persen sehari setelah melaporkan perkiraan yang lemah. Produsen kendaraan listrik Rivian tutup menguat 1,8 persen sehari setelah perusahaan membukukan kerugian yang lebih kecil dari perkiraan. Musim riilis laba berlanjut pada perdagangan Rabu pekan ini dari Disney dan Robinhood.

Namun, terlepas dari rilis inflasi terbaru, wall street tampaknya berhati-hati untuk memicu reli besar-besaran.

“Dengan berlalunya setiap bulan tanpa melambatnya inflasi inti, peluang untuk turun ke perkiraan FOMC untuk tahun ini semakin berkurang. Jadi, bagi saya, ini bukan hasil yang dovish,” ujar Ekonom Amherst Plerpont, Stephen Stanley.

Pelaku pasar juga memantau pembaruan terbaru pada plafon utang Amerika Serikat karena kekhawatiran meningkat seiring kesepakatan mungkin tidak tercapai sebelum 1 Juni 2023. Tanggal tersebut merupakan tanggal paling awal yang menurut Departemen Keuangan AS bisa gagal bayar.

3 dari 4 halaman

Saham Alphabet Menguat, Saham Bank Rontok

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengadakan pertemuan penting dengan pemimpin kongres setelah bel perdagangan Selasa pekan ini. Namun, melihat komentar dari masing-masing pimpinan tersebut menunjukkan hanya sedikit kemajuan yang dapat dicapai. Joe Biden dan pemimpin Kongres akan bertemu lagi pada Jumat pekan ini.

Di sisi lain, saham perusahaan induk Google, Alphabet menguat lebih dari 4 persen karena raksasa pencarian itu meluncurkan gadget baru dan tetail tentang alat kecerdasan buatannya.

Di antara pengumuman pada konferensi pengembang I/O di Mountain View California, Google memamerkan ponsel Android Pixel 7a. Perusahaan juga hapus daftar tunggu untuk chatbot percakapan Bard dan mengungkapkan penawaran Artificial Intelligence (AI) baru untuk bisnis pencarian dan rangkaian kantor online.

Sementara itu, saham bank mencatat kinerja buruk pada Rabu pekan ini karena pasar telah melakukan aksi jual pada awalnya. Saham Goldman Sachs melemah 1,7 persen, sedangkan saham Bank of America merosot 2,2 persen. ETF Perbankan Regional SPDR S&P susut 2,1 persen dan saham PacWest Bancorp rontok lebih dari 5 persen.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 9 Mei 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 9 Mei 2023 seiring investor bersiap untuk laporan inflasi utama yang dirilis akhir pekan ini.

Sentimen wall street juga dibayangi kemajuan mengenai diskusi batas utang Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,46 persen ke posisi 4.119,17. Indeks Nasdaq tergelincir 0,6 persen ke posisi 12.179,55. Indeks Dow Jones turun tipis 0,17 persen ke posisi 33.561,81. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu (10/5/2023).

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengadakan pertemuan dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada Selasa sore, 9 Mei 2023.

Kedua belah pihak telah memperingatkan pertemuan tersebut hanyalah sebuah kesempatan untuk melakukan percakapan, dengan kemajuan definitif untuk menaikkan batas utang tidak mungkin terjadi. Biden dan McCarthy tetap berselisih atas permintaan Ketua DPR agr kesepakatan menaikkan plafon utang dikaitkan dengan pemotongan belanja. Biden berpendapat menaikkan plafon utang tidak dapat dinegosiasikan.

Sebelumnya pada Senin, 8 Mei 2023, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menuturkan, gagal menaikkan plafon utang  akan menjadi “malapetaka ekonomi” dan regulator tidak dekat dengan kebijakan apa pun yang akan membatasi short-selling saham bank regional.

“Wall street ragu-ragu untuk mengambil posisi utama apapun sampai kami mengetahui hasil dari pembicaraan plafon utang di Gedung Putih dan apakah inflasi terbukti sangat “lengket” atau tidak,” ujar Analis Senior Oanda Ed Moya, dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, tidak ada yang meragukan tekanan bank tidak akan hilang karena kondisi pinjaman terus diperketat. “Persyaratan cadangan akan naik yang akan menyebabkan berkurangnya pinjaman dan ekonomi yang lebih lemah,” ujar dia.