Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Mitra Luas Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (11/5/2023). Sarana Mitra Luas mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-40 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Sarana Mitra Luas mencatatkan saham perdana dengan kode saham SMIL.
Baca Juga
Perseroan mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1,75 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode saham SMIL akan mencatatkan saham sejumlah 8,75 miliar saham.
Advertisement
Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 100 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 175 miliar.
Sebagai pemanis, SMIL juga secara bersamaan menerbitkan 2,45 miliar waran seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 5:7. Artinya, tiap pemegang lima saham baru akan mendapatkan tujuh waran. Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 500 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 1,22 triliun.
Perseroan menunjuk PT MNC Sekuritas, PT KB Valbury Sekuritas, dan PT Erdikha Elit Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Dana IPOÂ
Dana yang diperoleh dari hasil IPO Sarana Mitra Luas akan digunakan sekitar 43,99 persen atau sekitar Rp75,00 miliar akan digunakan untuk pembelian 250 unit forklift dan material handling equipment lainnya dalam rangka menambah kapasitas dan diversifikasi unit rental perseroan.
Sekitar 14,70 persen atau sekitar Rp25,06 miliar akan digunakan untuk pembelian 189 unit lithium battery dan 250 unit lithium battery charger dalam rangka menunjang operasional electric forklift Perseroan.
Pemakaian Dana IPO
Selain itu, sekitar 3,48 persen atau sekitar Rp5.94 miliar akan digunakan untuk pembelian 20 unit kendaraan operasional dalam rangka menunjang operasional perseroan.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, antara lain namun tidak terbatas untuk pembayaran gaji karyawan, pembelian sparepart, biaya bahan bakar, pembiayaan kegiatan operasional, dan lain-lain.
Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, antara lain namun tidak terbatas untuk pembayaran gaji karyawan, pembelian sparepart, biaya bahan bakar, pembiayaan kegiatan operasional, dan lain-lain.
Â
Â
Advertisement
OJK Sebut Ada 63 Perusahaan Antre IPO di Pasar Modal
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pasar saham pada April 2023 menguat 1,62 persen month to date (mtd) ke level 6.915,72 (Maret 2023: -0,55 persen mtd di level 6.805), dengan non-resident mencatatkan aliran dana yang masuk sebesar Rp 12,29 triliun mtd (Maret 2023: Rp 4,12 triliun mtd).Â
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mengatakan, secara year to date (ytd), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 0,95 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,91 triliun (Maret 2023: net buy sebesar 6,62 triliun ytd).
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,02 persen mtd dan 3,49 persen ytd ke level 356,80 (Maret 2023: menguat 0,96 persen mtd dan 2,44 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp173,3 miliar (mtd) atau Rp388,3 miliar (ytd).
Adapun, pasar SBN, non-resident mencatatkan inflow Rp4,16 triliun mtd (Maret 2023: inflow Rp14,21 triliun mtd) sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 7,8 bps mtd di seluruh tenor.Â
Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 22,8 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,50 triliun ytd.
Lalu, untuk industri reksa dana, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp 497 triliun atau turun 0,76 persen (mtd) dengan investor reksa dana membukukan net redemption sebesar Rp4,49 triliun (mtd). Secara ytd, NAB menurun 1,56 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp9,3 triliun.Â
"Penghimpunan dana di pasar modal di April masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp 84 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 33 emiten. Di pipeline, masih terdapat 115 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 135,31 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 63 perusahaan," kata Inarno dalam RDK OJK, Jumat (5/5/2023).
Sedangkan, untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 28 April 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 383 Penerbit, 147.142 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 828,58 miliar.
Â