Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI menetapkan penggunaan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp 839 miliar dan pembagian dividen sebesar 30 persen dari laba bersih senilai Rp 251,78 miliar. Dividen tersebut naik 14 persen dari 2021.
“Perseroan berhasil menutup tahun 2022 dengan berbagai pencapaian, baik dari sisi kinerja keuangan maupun keberlanjutan yang berfokus pada inovasi di berbagai lini. Hal ini tentu tidak lepas dari berbagai upaya efisiensi, inovasi dan penguatan sinergi dengan SIG selaku induk usaha, serta Taiheiyo Cement Corporation (TCC) yang menjadi mitra strategis kami,” kata Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo, Jumat (12/5/2023).
Baca Juga
Selain itu, RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan dengan mengukuhkan berakhirnya masa jabatan, Aulia Mulki Oemar, dari jabatan komisaris utama. Alhasil, RUPST mengangkat Prijo Sambodo sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen.
Advertisement
Sehingga, susunan pengurus perseroan yang baru adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Prijo Sambodo
- Komisaris: Herudi Kandau Nugroho
- Komisaris: Yoshifumi Taura
Direksi Perseroan
- Direktur Utama: Lilik Unggul Raharjo
- Direktur: Soni Asrul Sani
- Direktur: Ony Suprihartono
- Direktur: Yasuhide Abe
Solusi Bangun Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 2,92 Triliun pada Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang kuartal I 2023. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan tetapi laba merosot selama tiga bulan pertama 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (6/5/2023), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mencatat pendapatan Rp 2,92 triliun hingga kuartal I 2023. Pendapatan perseroan naik tipis 0,84 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,90 triliun.
Sementara itu, laba periode berjalan merosot 15,15 persen menjadi Rp 149,19 miliar hingga kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 177,91 miliar.
Beban pokok pendapatan naik 0,98 persen menjadi Rp 2,31 triliun hingga kuartal I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,29 triliun.
Dengan demikian, laba kotor bertambah 0,33 persen dari Rp 614,43 miliar hingga kuartal I 2022 menjadi Rp 616,51 miliar pada kuartal I 2023. Melihat kondisi tersebut, laba per saham dasar dan dilusi susut menjadi Rp 17 hingga kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20.
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk mencatat ekuitas Rp 12 triliun pada Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 11,86 triliun. Total liabilitas susut menjadi Rp 9,16 triliun hingga 31 Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 9,51 triliun.
Aset perseroan susut menjadi Rp 21,16 triliun hingga Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 21,37 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 294,58 miliar hingga Maret 2023.
Di sisi lain, perseroan mencatat volume penjualan semen dan terak termasuk ekspor sebesar 3,1 juta ton pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 3,3 juta ton.
Perseroan menyatakan tingginya inflasi yang turut disebabkan oleh resesi global dan mengakibatkan kenaikan harga komoditas, mempengaruhi penurunan permintaan pasar semen domestik yang terkontraksi 6,5 persen jika dibandingkan kuartal I 2022.
Advertisement
Tingginya Biaya Energi Berdampak terhadap Laba
Lini bisnis beton jadi (ready-mixed concrete) mengalami peningkatan volume penjualan yang cukup signifikan sebesar 92 persen menjadi 542 ribu m3, dan agregat naik sebesar 32 persen menjadi 203 ribu ton yang didorong oleh geliat proyek pembangunan strategis yang dilaksanakan oleh pemerintah pada awal 2023, meski terganggu dengan curah hujan yang tinggi.
Meski pasar domestik terkontraksi, sinergi pengelolaan pasar dan harga yang dilakukan bersama SIG selaku induk usaha, membantu SBI mempertahankan profitabilitas dan mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi Rp2,92 triliun.
Peningkatan beban pokok pendapatan yang masih terdampak tingginya biaya energi khususnya batu bara, dan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) untuk proses distribusi, turut berkontribusi pada penurunan Laba Periode Berjalan sebesar 16 persen menjadi Rp149 miliar.
Menanggapi hasil kinerja periode kuartal I 2023 tersebut, Direktur Utama SBI, lilik Unggul Raharjo mengatakan, meskipun beroperasi di tengah situasi market overcapacity dan tingginya biaya energi dan distribusi, SBI memiliki potensi profitabilitas melalui operasional yang efisien, bunga yang lebih rendah dari konversi utang konvensional ke sustainability linked loan, serta inovasi yang menghadirkan solusi-solusi inovatif untuk berbagai kebutuhan pembangunan pelanggan.
"Tingginya biaya energi dan tantangan penurunan emisi karbon, dapat menjadi peluang industri semen untuk mengarahkan pembangunan lebih berkelanjutan,” ujar dia.
Program Dekarbonisasi
Ia menuturkan, dukungan pemerintah untuk optimalisasi penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan, akan membantu terjadinya perubahan cara kita membangun. Peningkatan pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif dan penggunaan tingkat komponen lokal pada proses produksi bahan bangunan, hingga inovasi pada produk akhir dan layanan yang berorientasi pada konstruksi berkelanjutan. Lebih ramah lingkungan, lebih efisien dalam jangka panjang.
Dalam menjalankan operasional yang efisien dan ramah lingkungan, SBI menjalankan beberapa program dekarbonisasi. Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif termasuk refuse-derived fuel (RDF) untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi karbon dalam proses produksi, SBI juga tengah mengembangkan fasilitas energi tenaga surya hingga 7Mwh dengan sistem on grid untuk operasional pabrik, kantor, dan fasilitas pendukung di Pabrik Tuban, Jawa Timur.
SBI juga terus dipercaya oleh pemerintah daerah untuk pengerjaan proyek perbaikan jalur bus TransJakarta koridor 1-14, melalui aplikasi SpeedCrete, beton rapid setting yang memungkinkan jalan dapat kembali digunakan hanya dalam waktu 8 jam setelah aplikasi. Keunggulan solusi ini membantu penurunan emisi karbon akibat kemacetan yang disebabkan penutupan jalan karena perbaikan.
Selain solusi-solusi berkelanjutan, SBI juga berupaya menciptakan peluang melalui proyek pengembangan dermaga dan sarana produksi semen di Tuban yang merupakan salah satu realisasi kerja sama strategis antara SBI dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC).
Proyek pengembangan dermaga yang direncanakan untuk mampu memenuhi permintaan pasar ekspor semen tipe khusus sekitar 500 ribu ton semen per tahun ini, akan melengkapi kemampuan Perseroan untuk memperluas jangkauan pasar ekspor dalam sinergi bersama SIG dan TCC, di samping sinergi kemitraan lainnya.
Advertisement