Sukses

Indocement Bakal Kucurkan Dividen Rp 548,97 Miliar

RUPST Indocement Tunggal Prakarsa menyepakati pembagian dividen kepada pemegang saham mencapai Rp 548,95 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan membagikan dividen Rp 548,95 miliar kepada pemegang saham perseroan. Kesepakatan pembagian dividen tersebut telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, 17 Mei 2023.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos menuturkan, pembagian total dividen kepada  pemegang saham perseroan sebesar Rp 548,97 miliar tanpa memperhitungkan jumlah saham yang dikuasai perseroan karena pembelian kembali saham. Demikian dikutip dari Antara, ditulis Jumat (19/5/2023).

Antonius menuturkan, RUPST Indocement Tunggal Prakarsa uga menyetujui penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2022 sebesar Rp1,842 triliun. Ia menuturkan, sisa laba bersih tahun berjalan tahun buku 2022 setelah pembagian dividen tunai akan dicatat sebagai bagian dari saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya.

"Pemegang saham yang berhak atas dividen tunai adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada Selasa (30/5/2022) pukul 16.00 WIB," kata dia.

Marcos menuturkan, pembayaran dividen akan dilakukan mulai 8 Juni 2023 dan pajak atas dividen tunai akan diberlakukan sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Pemegang saham juga sepakat mengangkat FX Sutijastoto menggantikan Lorenz Nager yang telah memasuki masa pensiun untuk menjadi anggota dewan komisaris. Selanjutnya pemegang saham menyetujui mengangkat Holger Morch sebagai direktur terhitung sejak ditutupnya RUPST tersebut, sampai dengan penutupan RUPST tahun buku 2023, yang akan diselenggarakan pada 2024.

Pemegang saham juga sepakat mengangkat kembali Kevin Gerard Gluskie sebagai komisaris utama untuk masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPST tersebut sampai dengan penutupan RUPST tahun buku 2025, yang akan diselenggarakan pada 2026.

2 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengumumkan hasil kinerja keuangan hingga akhir 2022. Emiten produsen semen Tiga Roda ini membukukan pendapatan neto Rp 16,32 triliun pada 2022, meningkat 10,49 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,77 triliun. 

Mengutip laporan keuangan Indocement Tunggal Prakarsa, Rabu (29/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 11,18 triliun atau meningkat 15,97 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 9,64 triliun. 

Dengan demikian, laba kotor Indocement Tunggal Prakarsa naik 0,39 persen menjadi Rp 5,14 triliun pada 2022 dari Rp 5,12 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan peningkatan laba tahun berjalan 3,37 persen menjadi Rp 1,84 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,78 triliun. 

Hingga akhir 2022, Indocement Tunggal Prakarsa mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,84 triliun. Laba perseroan naik 3,37 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,78 triliun.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 25,70 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 26,13 triliun. Kemudian, liabilitas INTP Rp 6,13 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,51 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 19,56 triliun hingga akhir 2022 menurun dari akhir tahun lalu Rp 20,62 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Indocement Serap Buyback Rp 2,7 Triliun, Mau Perpanjang Lagi?

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) telah melakukan pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp 2,7 triliun. Jumlah pembelian itu setara 6,8 persen dari total saham yang beredar.

"Waktu itu kami melihat bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membeli kembali saham itu. Jadi, itu adalah sesuatu yang kami lakukan di akhir 2021 dan kemudian meneruskannya pada 2022 karena masih ada sekitar 1,2 triliun. Hingga total buyback sekitar seluruhnya 2,7 triliun,” terang Direktur Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, David Jonathan Clarke dalam konferensi pers usai paparan publik perseroan, ditulis Jumat (31/3/2023).

Perseroan menyiapkan dana sekitar Rp 3 triliun untuk melakukan pembelian kembali saham pada 2021. Mulanya, pembelian kembali atau buyback saham akan dilakukan secara bertahap untuk periode 3 bulan, terhitung sejak 6 Desember 2021 sampai dengan 4 Maret 2022.

Dalam kurun waktu tersebut, perseroan berhasil melakukan buyback senilai Rp 1,8 triliun. Lantaran masih memiliki sisa dana sekitar Rp 1,2 triliun, perseroan memutuskan untuk memperpanjang periode buyback hingga 6 Juni 2022.

Perseroan tercatat melakukan perpanjangan buyback hingga empat kali, dan berakhir pada 6 Desember 2022 dengan dana yang tersisa Rp sebesar 294,78 miliar. David menambahkan, perseroan belum memiliki rencana untuk melanjutkan aksi buyback pada tahun ini.

Pertimbangkan Stock Split

Mengenai aksi lainnya, David mengatakan perseroan tengah mempertimbangkan pemecahan nilai nominal saham atau stock split.

Namun seperti buyback, aksi tersebut belum akan dilakukan pada tahun ini. Adapun untuk tahun depan, perseroan masih akan mencermati situasi pasar yang terjadi. “Untuk pemecahan saham, sepertinya tidak akan terjadi tahun ini. Tapi saya pikir ini adalah sesuatu yang akan kita lihat dan berpotensi dilakukan di masa mendatang,” imbuh dia.

 

4 dari 4 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,2 triliun pada 2023.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos mengatakan besaran itu tak banyak berubah dari yang dianggarkan pada tahun sebelumnya.

"Kami secara total untuk tahun 2023 mencadangkan capex kurang lebih hampir sama dengan tahun lalu, sekitar Rp 1,2 triliun,” ungkap Antonius dalam konferensi pers paparan publik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Kamis (30/3/2023).

Dia menyebutkan, sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk instalasi infrastruktur dalam rangka meningkatkan kapasitas untuk menerima Refused derived fuel (RDF). Belanja modal yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai Rp 65 miliar.

"Jadi kami membangun alternatif fuel storage,” imbuh dia.

Selain itu, perseroan berencana mengalokasikan sekitar Rp 40 miliar untuk menambah armada truk mixer untuk memperkuat bisnis beton. Di Nambo, perseroan siapkan fasilitas feeding RDF untuk melengkapi yang sudah ada di pabrik Citeureup. Belanja modal yang dialokasikan kurang lebih Rp 50 miliar.

"Di Samarinda kami cadangkan Rp 30 miliar untuk menambah silo-silo di sana. Kami juga akan tambah vessel dan pengadaan batching,” kata Antonius.

Ekspansi di Kalimantan ini sejalan dengan perkiraan perseroan untuk dapat mendongkrak volume penjualan di daerah tersebut mencapai 500 ribu ton. Pertumbuhan permintaan di Kalimantan sejalan dengan pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) atau IKN Nusantara yang saat ini sudah mulai ada pengerjaan.