Sukses

Wijaya Karya Ajukan Penundaan Pembayaran Utang untuk Perbaiki Struktur Keuangan, Saham WIKA Lesu

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dikabarkan menunda pembayaran utang bank dan lembaga keuangan lainnya untuk memperbaiki struktur keuangan perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dikabarkan melakukan penundaan pembayaran utang bank dan lembaga keuangan lainnya. Aksi tersebut ditempuh dalam rangka memperbaiki struktur keuangan perseroan untuk jangka panjang.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Mahendra Vijaya menuturkan, saat ini Wijaya Karya mengajukan  standstill atas fasilitas pokok dan bunga kepada lembaga perbankan. Namun demikian hingga saat ini, Wijaya Karya tidak berencana untuk mengajukan penundaan kewajiban terhadap obligasi yang diterbitkan.

Di mana perseroan tetap melakukan pembayaran kupon Obligasi & Sukuk Mudharabah II Tahap II Tahun 2022 sebesar Rp 46,5 miliar yang dilakukan pada 16 Mei 2023.

"Selain itu, pengajuan standstill ini hanya terjadi pada level induk perusahaan saja. Di mana hal ini tidak berlaku bagi anak perusahaan WIKA," kata Mahendra kepada Liputan6.com, Jumat (19/5/2023).

Pengajuan standstill ini dilakukan untuk memperbaiki struktur keuangan WIKA secara jangka panjang yang disebabkan adanya pinjaman untuk pendanaan pada investasi jangka panjang yang saat ini belum dapat memberikan return bagi perusahaan, sehingga beban atas pendanaan tersebut menurunkan laba bersih Perusahaan.

"Selain itu melalui langkah tersebut, perusahaan akan dapat fokus pada core business perusahaan sebagai Kontraktor EPC ((Engineering-Procurement- Construction)," imbuh Mahendra.

Melansir laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2023, Wijaya Karya tercatat memiliki total pinjaman jangka pendek sebesar Rp 14,53 miliar. Rinciannya, sebesar Rp 9,7 miliar merupakan pinjaman jangka pendek pihak berelasi, sisanya Rp 4,66 miliar merupakan pinjaman jangka pendek pihak ketiga.

Gerak Saham WIKA

Menyusul kabar tersebut, saham WIKA amblas pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Jumat 19 Mei 2023. Saham WIKA turun 6,6 persen ke posisi 396. Saham WIKA dibuka pada posisi 418 dan bergerak di zona merah pada rentang 396-420.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham WIKA tercatat sebanyak 3.249 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 31,81 juta lembar saham senilai Rp 12,77 miliar. Dalam sepekan, harga saham WIKA telah turun 16,1 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham WIKA terkoreksi 59,18 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wijaya Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 6,1 Triliun hingga Maret 2023

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengantongi kontrak baru sebesar Rp 6,1 triliun hingga Maret 2023.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan, kontribusi terbesar pada peraihan kontrak baru tersebut berasal dari segmen industri, dilanjutkan dengan segmen energi dan industrial plant, segmen infrastruktur dan bangunan gedung, segmen realti dan properti, serta segmen investasi.

Dalam deretan kontrak baru pada periode tersebut terdapat project Pembangunan Gedung Business Centre dan Lanjutan Landscape Poltekpar Bali yang dipercayakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kepada Wijaya Karyadengan lingkup pekerjaan struktur, arsitektur, MEP, site development dan landscape senilai Rp 101,56 Miliar.

Dia bilang, proyek Gedung Business Centre dan Lanjutan Landscape Poltekpar Bali menggunakan mekanisme pembayaran monthly progress yang sesuai dengan strategi WIKA untuk memperkuat kondisi finansial WIKA.

Pada proyek ini, WIKA diberikan amanah untuk mendukung program Kemenparekraf dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang kepariwisataan yang mampu bersaing secara global melalui penyempurnaan rencana pembangunan kawasan Poltekpar.

Gedung Business Centre akan menampilkan ciri khas desain bangunan Bali yang mendetail dengan estetika tinggi dan sentuhan kemegahan pada bagian koridornya yang selaras dengan Amphitheatre serta memiliki kapasitas menampung hingga 7.500 orang.

"Kami berkomitmen untuk mengerahkan kemampuan terbaik WIKA untuk menyelesaikan proyek ini secara tepat waktu dan tepat mutu," kata Agung dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (5/5/2023). 

 

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023. Pada periode tersebut, Wijaya Karya membukukan penjualan sebesar Rp 4,35 triliun.

Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 37,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar pada penjualan tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung disusul dengan Industri, EPCC dan realti properti.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya mengungkapkan, peningkatan penjualan ini sejalan dengan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan perolehan kontrak baru pada tahun sebelumnya serta pemanfaatan digitalisasi proses yang mendorong ke arah yang lebih efektif dan efisien.

"Peningkatan perolehan kontrak baru ini kemudian menjadi modal bagi WIKA untuk menaikan produksi pada awal tahun ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ungkap Mahendra Vijaya dalam keterangan resmi, Rabu (3/5/2023).

4 dari 4 halaman

Aset Perseroan

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok pendapatan pada kuartal I 2023 membengkak jadi Rp 4,02 triliun dari Rp 2,8 triliun pada kuartal I 2023. Sehingga laba bruto perseroan turun dari Rp 358,12 miliar pada kuartal I 2022 menjadi Rp 323,11 miliar pada kuartal I 2023.

Pada periode ini, beban usaha juga meningkat menjadi Rp 236,81 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 78,82 miliar. Alhasil, laba usaha pada kuartal I 2023 susut menjadi Rp 86,3 miliar dari Rp 279,3 miliar pada kuartal I 2022. Jumlah beban lain-lain pada kuartal I 2023 naik menjadi Rp 604,99 miliar dibandingkan kuartal I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 262,46 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan rugi bersih Rp 526,53 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2022, di mana perseroan masih membukukan laba bersih Rp 9,5 miliar. Adapun rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 tercatat sebesar Rp 521,26 miliar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini