Sukses

Wall Street Tersungkur Imbas Sentimen Ketidakpastian Negosiasi Pagu Utang Amerika Serikat

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street jatuh pada perdagangan Jumat, 19 Mei 2023 seiring ketidakpastian plafon utang Amerika Serikat karena negosiator hentikan negosiasi.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street jatuh pada perdagangan Jumat, 19 Mei 2023. Hal ini seiring negosiator menghentikan negosiasi pagu utang yang sedang berlangsung. Hal itu memicu keraguan kesepakatan akan segera tercapai.

Di tengah sentimen itu pada akhir pekan, indeks S&P 50 500 membukukan kinerja terbaik sejak Maret 2023. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones jatuh 109,28 poin atau 0,33 persen ke posisi 33.426,63. Indeks S&P 500 tergelincir 0,14 persen menjadi 4.191,98. Indeks Nasdaq terpangkas 0,24 persen ke posisi 12.657,90. Demikian dikutip dari laman CNBC, Sabtu (20/5/2023).

Rata-rata tiga indeks acuan tersebut pada pekan ini menguat. Indeks S&P 500 menguat 1,65 persen, indeks Nasdaq melompat 3,04 persen. Itu adalah kinerja mingguan terbaik sejak Maret untuk dua indeks acuan tersebut. Sementara itu, indeks Dow Jones bertambah 0,38 persen.

Sebagian dari kenaikan tersebut terjadi pada Kamis, 18 Mei 2023. Hal ini seiring pelaku pasar memasang taruhan kalau kesepakatan pagu utang Amerika Serikat dapat tercapai. Komentar dari Ketua DPR Kevin McCarthy pada Kamis pekan ini tampaknya menunjukkan kemungkinan kesepakatan bisa terjadi paling cepat pekan depan.

Namun, saham berbalik memerah pada Jumat, 19 Mei 2023 setelah negosiator GOP keluar dari pertemuan plafon utang. Anggota Partai Republik Garret Graves menuturkan, tim gedung putih tidak masuk akal. “Kami tidak akan duduk di sini dan berbicara sendiri,” ujar dia.

 

2 dari 3 halaman

Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell Beri Angin Segar

Namun, koreksi perdagangan saham pada Jumat pekan ini tetap terkendali setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menuturkan, suku bunga mungkin tidak harus naik sebanyak yang diharapkan untuk meredam inflasi.

“Pasar mengalami minggu yang cukup konstruktif dan diperdagangkan lebih baik seperti pada perdagangan hari ini, sebagian besar karena sentimen yang lebih konstruktif atau positif seputar negosiasi batas utang,” ujar Art Hogan dari B.Riley Financial.

Ia menambahkan, hal itu mengalami sedikit hambat karena negosiasi telah terhenti.

“Saya tidak berpikir itu adalah akhirnya. Tapi saya yakin memasuki akhir pekan, dengan ketidakpastian tentang plafon utang, itu akan menyebabkan sedikit aksi jual,” tutur dia.

Mark Haefele dari UBS Global Wealth Management mencatat investor mungkin lebih baik bermain bertahan dalam portofolionya, mengingat kondisi itu.

“Pasar saham tetap tenang, tetapi beberapa pekan ke depan kami dapat menguji batas seberapa besar risiko yang dapat mereka serap,” ujar dia.

Ia melihat risiko  imbalan dalam portofolio obligasi berkualitas tinggi lebih baik dari pada indeks saham Amerika Serikat. “Dan memilih emas sebagai lindung nilai portofolio,” tulis Haefele.

3 dari 3 halaman

Penutupan Wall Street pada 18 Mei 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 18 Mei 2023. Indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq mencatat kenaikan hingga membukukan level penutupan tertinggi sejak Agustus 2022 seiring pelaku pasar masih fokus pada negosiasi plafon utang.

Dikutip dari CNBC, Jumat (19/5/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,94 persen ke posisi 4.198,05. Indeks Dow Jones melambung 115,14 poin atau 0,34 persen ke posisi 33.535,91 setelah diperdagangkan melemah untuk sebagian besar sesi perdagangan. Indeks  Nasdaq naik 1,51 persen ke posisi 12.688,84. Penguatan tersebut melanjutkan kenaikan dalam dua sesi berturut-turut.

Kenaikan wall street pada Kamis, 18 Mei 2023 mendorong penguatan selama sepekan untuk indeks saham. Indeks Nasdaq telah memimpin penguatan dengan melambung 3,3 persen. Indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik 1,8 persen dan 0,7 persen.

Ketua DPR Kevin McCarthy optimistis negosiator kongres dapat mencapai kesepakatan pada waktunya untuk pemunguatan suara DPR pekan depan.

“Saya melihat jalan di mana kitab isa mencapai kesepakatan. Dan saya pikir kami memiliki struktur sekarang dan semua orang bekerja keras, dan maksud saya, kami bekerja dua atau tiga kali sehari, lalu kembali mendapatkan lebih banyak angka,” ujar dia.

Komentar tersebut datang sebelum tanggal 1 Juni, yang merupakan hari paling awal Amerika Serikat dapat gagal bayar. CEO KKM Financial, Jeff Killburg menuturkan, pelaku pasar telah mampu “meneliti” sejumlah sejumlah drama seputar negosiasi plafon utang.

“Saya pikir plafon utang secara pribadi banyak kebisingan, tapi saya pikir investor dan bahkan pelaku pasar kesulitan mengabaikannya,” ujar dia.

“Saya memiliki optimisme di pasar, tetapi juga optimisme kami akan menemukan cara untuk maju. Pemerintah Amerika Serikat tidak akan pernah benar-benar meninggalkan gagal bayarnya,” ujar dia.

 

Video Terkini