Liputan6.com, Jakarta - PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau disebut Protelindo menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap III tahun 2023 senilai Rp 1,09 triliun. Obligasi tersebut bagian dari obligasi berkelanjutan III sebesar Rp 5 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (19/5/2023), oblibasi berkelanjutan III tahap III Tahun 2023 ini terdiri dari dua seri yakni obligasi seri A dan B. Obligasi seri A yang ditawarkan sebesar Rp 797,50 miliar dengan tenor 370 hari. Obligasi tersebut menawarkan tingkat bunga sebesar 6,15 persen.
Baca Juga
Sementara itu, obligasi seri B yang ditawarkan sebesar Rp 296 miliar dengan tenor tiga tahun. Tingkat bunga yang ditawarkan sebesar 6,50 persen.
Advertisement
Bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama masing-masing seri akan dilakukan pada 8 September 2023, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi pada 18 Juni 2024 untuk seri A dan 8 Juni 2026 untuk seri B.
“Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan III Protelindo Tahap III tahun 2023 untuk melunasi dan atau pembayaran sebagian dari utang bank perseroan,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Perseroan telah menunjuk PT BNI Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Sedangkan yang bertindak sebagai wali amanat yakni PT Bank Permata Tbk.
Perseroan juga telah memperoleh hasil pemeringkatan obligasi AAA (idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia.
Untuk jadwal penawaran obligasi sebagai berikut:
- Masa penawaran: 31 Mei-5 Juni 2023
- Tanggal penjatahan: 6 Juni 2023
- Tanggal pengembalian uang pemesanan: 8 Juni 2023
- Tanggal distribusi obligasi secara elektronik (tanggal emisi: 8 Juni 2023
- Tanggal pencatatan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI): 9 Juni 2023
Penawaran Obligasi Berkelanjutan Tahap II Tahun 2023
Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (PRTL) atau dikenal sebagai Protelindo, melakukan penerbitan obligasi berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 dengan jumlah pokok sebesar Rp 2,9 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (5/3/2023), obligasi ini terdiri dari dua seri, yaitu obligasi seri A dan seri B yang masing-masing ditawarkan sebesar 100 persen dari jumlah pokok obligasi.
Untuk rinciannya, jumlah obligasi seri a yang ditawarkan adalah sebesar Rp 2,76 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,35 persen per tahun. Jangka waktu obligasi seri A adalah 370 hari kalender terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat tanggal jatuh tempo.
Sedangkan, jumlah obligasi seri B yang ditawarkan anak usaha Sarana Menara Nusantara ini adalah sebesar Rp 145,35 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,60 persen per tahun. Jangka waktu obligasi seri B adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat tanggal jatuh tempo.
Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan (tiga bulan) sejak tanggal emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama masing-masing seri akan dilakukan pada 21 Juni 2023 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi adalah pada 31 Maret 2024 untuk seri A dan 21 Maret 2026 untuk seri B.
Advertisement
Kinerja 2022
Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Perseroan membukukan pendapatan Rp 11,03 triliun, melambung 27,80 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,63 triliun.
Mengutip laporan keuangan Sarana Menara Nusantara, ditulis Selasa (28/3/2023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 2,91 triliun atau naik 24,35 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 2,34 triliun.
Dengan demikian, laba bruto Sarana Menara Nusantara melesat 29,09 persen menjadi Rp 8,12 triliun pada 2022 dari Rp 6,29 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 26,53 persen menjadi Rp 6,82 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 5,39 triliun.
Hingga akhir 2022, Sarana Menara Nusantara mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,44 triliun. Laba bersih perseroan naik 0,58 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,42 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 65,62 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 65,82 triliun. Kemudian, liabilitas TOWR Rp 51,19 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 53,76 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 14,43 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 12,06 triliun.