Liputan6.com, Jakarta - Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok yang rusak dan ketegangan yang meningkat atas Taiwan membuat para pemimpin bisnis yang berpengaruh antara lain Elon Musk dan Warren Buffett mengomentari tentang kemungkinan invasi. Menurut mereka masalah ini kemungkinan besar akan membayangi pemilu AS 2024.
China sudah pasti akan menjadi masalah besar dalam kampanye AS karena Presiden Xi Jinping mendorong untuk memperluas kekuatan bangsanya. Kebijakan China terkait Taiwan, pemimpin dunia dalam industri semikonduktor, pada akhirnya dapat menjadikannya fokus yang lebih besar.
Baca Juga
“Kebijakan resmi China adalah Taiwan harus diintegrasikan. Seseorang tidak perlu membaca yang tersirat, seseorang cukup membaca baris-barisnya,” kata CEO Tesla, Elon Musk, dikutip dari CNBC, Sabtu (20/5/2023).
Advertisement
Musk menambahkan, ada beberapa situasi yang tak terhindarkan dan itu akan berdampak buruk bagi perusahaan mana pun di dunia.
Tesla bulan lalu mengumumkan rencana untuk membuka pabrik baru di Shanghai yang akan membangun baterai "Megapack".
Pernyataan Musk muncul setelah CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett mengungkapkan dalam pengajuan mereka telah sepenuhnya meninggalkan sahamnya yang baru diakuisisi di Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, yang dulu bernilai lebih dari USD 4 miliar atau setara Rp 59,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.936 per dolar AS)..
Pembuat chip terbesar di dunia, yang berbasis di Hsinchu, Taiwan, memproduksi sebagian besar semikonduktor canggih yang digunakan oleh perusahaan teknologi terkemuka seperti Apple, Amazon, Google, Qualcomm, dan banyak lagi.
Perselisihan Taiwan dan China Jadi Pertimbangan
Buffett mengatakan dalam beberapa pekan terakhir perselisihan geopolitik atas Taiwan tentu saja menjadi pertimbangan dalam keputusannya untuk melepas saham selama dua kuartal fiskal terakhir.
Selain itu, dalam panggilan analis awal bulan ini, Buffett mengatakan perusahaan itu luar biasa, tetapi dia telah mengevaluasi kembali posisinya mengingat hal-hal tertentu yang sedang terjadi.
“Saya merasa lebih baik tentang modal yang kami gunakan di Jepang daripada Taiwan. Dan saya berharap tidak demikian, tapi saya pikir itu kenyataan, ”kata Buffet.
Dia juga mencatat Berkshire Hathaway masih memegang saham di BYD, pembuat mobil listrik yang berbasis di Shenzhen, China. Perusahaan Buffett telah menjual lebih dari setengah saham BYD yang dipegangnya pada tahun lalu.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Perusahaan Investasi Warren Buffett Lepas Seluruh Saham di TSMC
Sebelumnya, Warren Buffett telah menjual sisa sahamnya di pembuat chip terbesar dunia, TSMC. Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway mengungkapkan pihaknya tidak lagi memegang saham di Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company/TSM) pada akhir kuartal pertama 2023.
Dalam beberapa minggu terakhir, Warren Buffett telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas masa depan Taiwan. Di mana kepemimpinan Komunis China telah lama mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun tidak pernah menguasainya.
Pada Februari lalu, Berkshire mengungkapkan telah menjual 86 persen sahamnya di TSMC, yang dibeli hanya beberapa bulan sebelumnya seharga USD 4,1 miliar. Penjualan yang cepat itu dianggap tidak biasa karena Buffett dikenal sering berinvestasi untuk jangka panjang.
"Saya tidak suka lokasinya, dan saya telah mengevaluasinya kembali.Saya merasa lebih baik mengalokasikan modal kami di Jepang daripada di Taiwan,”kata Buffett, dikutip dari laman CNN, Selasa (16/5/2023).
Terlepas dari aksi penjualan saham ini, Buffett memuji TSMC sebagai salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik dan perusahaan paling penting di dunia. Menurut dia, tidak ada satupun perusahaan di industri chip yang setara dengan mereka.
Macquarie Tingkatkan Kepemilikan Saham
TMSC sendiri dianggap sebagai sumber kekayaan nasional di Taiwan, memasok semikonduktor ke raksasa teknologi global termasuk Apple (AAPL) dan Qualcomm (QCOM).
Perusahaan ini memproduksi semikonduktor tercanggih di dunia secara massal, komponen yang sangat penting untuk kelancaran segala sesuatu mulai dari telepon pintar hingga mesin cuci. Perusahaan tersebut adalah produsen chip terbesar di dunia, menurut Gartner. Juga merupakan salah satu perusahaan tercatat paling berharga di dunia, dengan kapitalisasi saat ini sekitar USD 415,3 miliar.
Ketika Berkshire Hathaway mengungkapkan aksi jual, investor terkemuka lainnya justru bertaruh pada saham tersebut. Menurut pengajuan, Macquarie telah meningkatkan kepemilikan sahamnya di TSMC, sementara Tiger Global juga ikut membeli. Saham TSMC naik 2 persen pada hari Selasa di Taipei, sementara sahamnya yang terdaftar di AS tergelincir 0,5 persen.
Advertisement