Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) bakal membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 Rp 548,97 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 160 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Senin (22/5/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 17 Mei 2023.
Baca Juga
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 1,84 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 17,37 triliun serta total ekuitas senilai Rp 19,56 triliun.
Advertisement
Jadwal
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 26 Mei 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 29 Mei 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 30 Mei 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 31 Mei 2023
- Recording date: 30 Mei 2023
- Pembayaran dividen: 8 Juni 2023
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan membagikan dividen Rp 548,95 miliar kepada pemegang saham perseroan. Kesepakatan pembagian dividen tersebut telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, 17 Mei 2023.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos menuturkan, pembagian total dividen kepada pemegang saham perseroan sebesar Rp 548,97 miliar tanpa memperhitungkan jumlah saham yang dikuasai perseroan karena pembelian kembali saham. Demikian dikutip dari Antara, ditulis Jumat, 19 Mei 2023.
Antonius menuturkan, RUPST Indocement Tunggal Prakarsa uga menyetujui penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2022 sebesar Rp1,842 triliun. Ia menuturkan, sisa laba bersih tahun berjalan tahun buku 2022 setelah pembagian dividen tunai akan dicatat sebagai bagian dari saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya.
"Pemegang saham yang berhak atas dividen tunai adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada Selasa, 30 Mei 2023 pukul 16.00 WIB," kata dia.
Pembayaran Dividen
Marcos menuturkan, pembayaran dividen akan dilakukan mulai 8 Juni 2023 dan pajak atas dividen tunai akan diberlakukan sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Pemegang saham juga sepakat mengangkat FX Sutijastoto menggantikan Lorenz Nager yang telah memasuki masa pensiun untuk menjadi anggota dewan komisaris. Selanjutnya pemegang saham menyetujui mengangkat Holger Morch sebagai direktur terhitung sejak ditutupnya RUPST tersebut, sampai dengan penutupan RUPST tahun buku 2023, yang akan diselenggarakan pada 2024.
Pemegang saham juga sepakat mengangkat kembali Kevin Gerard Gluskie sebagai komisaris utama untuk masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPST tersebut sampai dengan penutupan RUPST tahun buku 2025, yang akan diselenggarakan pada 2026.
Advertisement
Indocement Serap Buyback Rp 2,7 Triliun, Mau Perpanjang Lagi?
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) telah melakukan pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp 2,7 triliun. Jumlah pembelian itu setara 6,8 persen dari total saham yang beredar.
"Waktu itu kami melihat bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membeli kembali saham itu. Jadi, itu adalah sesuatu yang kami lakukan di akhir 2021 dan kemudian meneruskannya pada 2022 karena masih ada sekitar 1,2 triliun. Hingga total buyback sekitar seluruhnya 2,7 triliun,” terang Direktur Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, David Jonathan Clarke dalam konferensi pers usai paparan publik perseroan, ditulis Jumat (31/3/2023).
Perseroan menyiapkan dana sekitar Rp 3 triliun untuk melakukan pembelian kembali saham pada 2021. Mulanya, pembelian kembali atau buyback saham akan dilakukan secara bertahap untuk periode 3 bulan, terhitung sejak 6 Desember 2021 sampai dengan 4 Maret 2022.
Dalam kurun waktu tersebut, perseroan berhasil melakukan buyback senilai Rp 1,8 triliun. Lantaran masih memiliki sisa dana sekitar Rp 1,2 triliun, perseroan memutuskan untuk memperpanjang periode buyback hingga 6 Juni 2022.
Perseroan tercatat melakukan perpanjangan buyback hingga empat kali, dan berakhir pada 6 Desember 2022 dengan dana yang tersisa Rp sebesar 294,78 miliar. David menambahkan, perseroan belum memiliki rencana untuk melanjutkan aksi buyback pada tahun ini.
Pertimbangkan Stock Split
Mengenai aksi lainnya, David mengatakan perseroan tengah mempertimbangkan pemecahan nilai nominal saham atau stock split.
Namun seperti buyback, aksi tersebut belum akan dilakukan pada tahun ini. Adapun untuk tahun depan, perseroan masih akan mencermati situasi pasar yang terjadi. “Untuk pemecahan saham, sepertinya tidak akan terjadi tahun ini. Tapi saya pikir ini adalah sesuatu yang akan kita lihat dan berpotensi dilakukan di masa mendatang,” imbuh dia.
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,2 triliun pada 2023.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos mengatakan besaran itu tak banyak berubah dari yang dianggarkan pada tahun sebelumnya.
"Kami secara total untuk tahun 2023 mencadangkan capex kurang lebih hampir sama dengan tahun lalu, sekitar Rp 1,2 triliun,” ungkap Antonius dalam konferensi pers paparan publik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Kamis (30/3/2023).
Dia menyebutkan, sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk instalasi infrastruktur dalam rangka meningkatkan kapasitas untuk menerima Refused derived fuel (RDF). Belanja modal yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai Rp 65 miliar.
"Jadi kami membangun alternatif fuel storage,” imbuh dia.
Selain itu, perseroan berencana mengalokasikan sekitar Rp 40 miliar untuk menambah armada truk mixer untuk memperkuat bisnis beton. Di Nambo, perseroan siapkan fasilitas feeding RDF untuk melengkapi yang sudah ada di pabrik Citeureup. Belanja modal yang dialokasikan kurang lebih Rp 50 miliar.
"Di Samarinda kami cadangkan Rp 30 miliar untuk menambah silo-silo di sana. Kami juga akan tambah vessel dan pengadaan batching,” kata Antonius.
Ekspansi di Kalimantan ini sejalan dengan perkiraan perseroan untuk dapat mendongkrak volume penjualan di daerah tersebut mencapai 500 ribu ton. Pertumbuhan permintaan di Kalimantan sejalan dengan pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) atau IKN Nusantara yang saat ini sudah mulai ada pengerjaan.
Advertisement