Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dibayangi sentimen positif untuk harga sahamnya dalam jangka pendek. Ini mengingat, Indocement Tunggal Prakarsa akan membagikan dividen dalam waktu dekat.
"Tetapi mengingat rasio dividen yield yang tidak terlalu besar, mungkin sentimennya tidak terlalu signifikan," kata Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei kepada Liputan6.com, Selasa (23/5/2023).
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, penguatan saham INTP yang terjadi pada Senin,. 22 Mei 2023 disertai dengan munculnya volume pembelian.
Advertisement
"Dari sisi indikator, MACD masih menunjukkan tanda lanjutan penguatan untuk menuju ke area positif dengan Stochastic yang akan menuju ke area overboughtnya," kata Herditya.
Bagi para investor, Herditya merekomendasikan buy on weakness saham INTP dengan support Rp 10.000 per saham dan resistance Rp 10.500 per saham.
Tak hanya itu, Research Analyst CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Bob Setiadi melihat prospek saham INTP masih menarik ke depannya. Sebab,di mana alokasi DMO batu bara yang lebih baik dapat mendorong upgrade forecast dari konsensus.
"Kami mempertahankan rating Add dengan target price (TP) berbasis-DCF tetap di Rp12,400. INTP saat ini diperdagangkan di 8.8x 12M forward EV/EBITDA (-1.1 standar deviasi dari rata-rata 5-tahun)," kata Bob.
Meski demikian, ia menyebut, terdapat sejumlah risiko untuk Indocement Tunggal Prakarsa, misalnya permintaan yang lebih lemah dari perkiraan.
"Dan implementasi pajak karbon dan peraturan “over dimension overload” (ODOL). Katalis re-rating adalah pelemahan harga batu bara yang terus berlanjut dan peningkatan volume penjualan domestik," ujar dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Tebar Dividen 2022
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) bakal membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 Rp 548,97 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 160 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Senin (22/5/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 17 Mei 2023.
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 1,84 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 17,37 triliun serta total ekuitas senilai Rp 19,56 triliun.
Jadwal
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 26 Mei 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 29 Mei 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 30 Mei 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 31 Mei 2023
- Recording date: 30 Mei 2023
- Pembayaran dividen: 8 Juni 2023
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan membagikan dividen Rp 548,95 miliar kepada pemegang saham perseroan. Kesepakatan pembagian dividen tersebut telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, 17 Mei 2023.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos menuturkan, pembagian total dividen kepada pemegang saham perseroan sebesar Rp 548,97 miliar tanpa memperhitungkan jumlah saham yang dikuasai perseroan karena pembelian kembali saham. Demikian dikutip dari Antara, ditulis Jumat, 19 Mei 2023.
Antonius menuturkan, RUPST Indocement Tunggal Prakarsa juga menyetujui penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2022 sebesar Rp1,842 triliun. Ia menuturkan, sisa laba bersih tahun berjalan tahun buku 2022 setelah pembagian dividen tunai akan dicatat sebagai bagian dari saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya.
"Pemegang saham yang berhak atas dividen tunai adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada Selasa, 30 Mei 2023 pukul 16.00 WIB," kata dia.
Advertisement
Pembayaran Dividen
Marcos menuturkan, pembayaran dividen akan dilakukan mulai 8 Juni 2023 dan pajak atas dividen tunai akan diberlakukan sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Pemegang saham juga sepakat mengangkat FX Sutijastoto menggantikan Lorenz Nager yang telah memasuki masa pensiun untuk menjadi anggota dewan komisaris. Selanjutnya pemegang saham menyetujui mengangkat Holger Morch sebagai direktur terhitung sejak ditutupnya RUPST tersebut, sampai dengan penutupan RUPST tahun buku 2023, yang akan diselenggarakan pada 2024.
Pemegang saham juga sepakat mengangkat kembali Kevin Gerard Gluskie sebagai komisaris utama untuk masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPST tersebut sampai dengan penutupan RUPST tahun buku 2025, yang akan diselenggarakan pada 2026.
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,2 triliun pada 2023.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos mengatakan besaran itu tak banyak berubah dari yang dianggarkan pada tahun sebelumnya.
"Kami secara total untuk tahun 2023 mencadangkan capex kurang lebih hampir sama dengan tahun lalu, sekitar Rp 1,2 triliun,” ungkap Antonius dalam konferensi pers paparan publik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Kamis (30/3/2023).
Dia menyebutkan, sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk instalasi infrastruktur dalam rangka meningkatkan kapasitas untuk menerima Refused derived fuel (RDF). Belanja modal yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai Rp 65 miliar.
"Jadi kami membangun alternatif fuel storage,” imbuh dia.
Selain itu, perseroan berencana mengalokasikan sekitar Rp 40 miliar untuk menambah armada truk mixer untuk memperkuat bisnis beton. Di Nambo, perseroan siapkan fasilitas feeding RDF untuk melengkapi yang sudah ada di pabrik Citeureup. Belanja modal yang dialokasikan kurang lebih Rp 50 miliar.
"Di Samarinda kami cadangkan Rp 30 miliar untuk menambah silo-silo di sana. Kami juga akan tambah vessel dan pengadaan batching,” kata Antonius.
Ekspansi di Kalimantan ini sejalan dengan perkiraan perseroan untuk dapat mendongkrak volume penjualan di daerah tersebut mencapai 500 ribu ton. Pertumbuhan permintaan di Kalimantan sejalan dengan pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) atau IKN Nusantara yang saat ini sudah mulai ada pengerjaan.
Advertisement