Liputan6.com, Jakarta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menanggapi isu penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) lini bisnis data center.
VP Investor Relations Telkom Indonesia Edwin Sebayang menegaskan, pihaknya belum memiliki rencana untuk membawa anak usaha bisnis data center melantai di Bursa Efek Indonesia dalam waktu dekat. Sebab, masih ada proyek data center di Cikarang yang harus diselesaikan.
Selain itu, Telkom juga memiliki proyek serupa di Batam. Dengan demikian, perseroan memilih langkah untuk mencari mitra strategis.
"Belum, karena kami sekarang ini namanya masih dalam tahap pembangunan dan menyelesaikan di Cikarang. Lalu juga hyperscale di Batam, kami belum berpikir kesana (IPO)," kata Edwin di sela Media Gathering, Kamis (25/5/2023).
Alhasil, untuk saat ini Telkom berfokus untuk menggarap rencana ekspansi yang ada terlebih dahulu, seperti penambahan jaringan telekomunikasi maupun pembangunan fasilitas data center dan lainnya.
Akan tetapi, tidak termasuk memboyong anak usaha untuk IPO. "Mungkin bisa saja kami lebih berpikir kepada partnership, enggak melulu harus IPO. Untuk jangka pendek belum ada ke arah sana," kata dia.
2 dari 3 halaman
VP Investor Relations Telkom Indonesia Edwin Sebayang
Emiten telekomunikasi BUMN, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengusulkan pembagian dividen tunai dengan rasio sekitar 70 sampai dengan 80 persen dari laba bersih tahun berjalan 2022.
Kepastian pembagian dividen ini akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar pada 30 Mei 2023.
VP Investor Relations Telkom Indonesia Edwin Sebayang menyatakan, rasio pembagian dividen telah disesuaikan dengan kondisi kas yang kuat seiring penurunan utang perusahaan.
"Karena kita kan punya cash kuat, lalu juga kita punya utang semakin turun," kata Edwin di sela Media Gathering, Kamis (25/5/2023).
Di sisi lain, ia juga berharap terdapat kenaikan EBITDA maupun pendapatan setiap tahunnya. "Harapan kami adalah kenaikan daripada ebitda ataupun revenue setiap tahunnya,” kata dia.
Sebelumnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau disebut Telkom Indonesia membukukan kinerja keuangan beragam pada 2022. Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi laba merosot.
Advertisement
3 dari 3 halaman
Kinerja
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/3/2023), Tekom meraup pendapatan Rp 147,30 triliun sepanjang 2022. Pendapatan perseroan naik 2,86 persen dari periode 2021 sebesar Rp 143,2 triliun.
Perseroan mencatat kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi naik menjadi Rp 38,18 triliun dari periode 2021 sebesar Rp 38,13 triliun.
Beban penyusunan dan amortisasi naik menjadi Rp 33,25 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,81 triliun.
Beban umum dan administrasi Telkom Indonesia naik menjadi Rp 5,85 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 5,01 triliun.
Beban pemasaran bertambah menjadi Rp 5,44 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 5,18 triliun. Namun, beban karyawan susut menjadi Rp 14,90 triliun hingga 2022 dari 2021 sebesar Rp 15,52 triliun.
Selain itu, perseroan mencatat kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi sebesar Rp 6,43 triliun pada 2022 dari 2021 untung Rp 3,43 triliun.
Di sisi lain, perseroan mencatat laba selisih kurs naik menjadi Rp 256 miliar pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 50 miliar.
Sementara itu, laba usaha tercatat Rp 39,58 miliar pada 2022. Laba usaha perseroan merosot 16,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 47,56 miliar.
Selain itu, laba tahun berjalan susut 18,46 persen dari Rp 33,94 miliar pada 2021 menjadi Rp 27,68 miliar pada 2022.