Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Indogen Capital dan SAKe Capital berpartisipasi dalam acara Indonesia-Japan Corporate Exchange Exclusive Business Matching Event yang diselenggarakan di Tokyo pada 22 Mei 2023.
Acara tersebut buat kerja sama dengan bekerja sama dengan Japan External Trade Organization (JETRO) . JETRO merupakan organisasi yang dinaungi oleh pemerintah Jepang yang bertujuan untuk mempromosikan mutual bisnis antara pengusaha Jepang dengan negara-negara lain di belahan dunia.
Baca Juga
Dalam kesempatan tersebut, BEI dibantu oleh Indogen Capital yang merupakan venture capital berfokus pada pendanaan yang dilakukan setelah seed funding dan SAKe Capital yang merupakan advisor bisnis dan investasi perusahaan.
Advertisement
"BEI memperkenalkan Perusahaan Tercatat dan perusahaan potensial IPO, yang merupakan klien dari Indogen dan SAKe Capital kepada 30 perusahaan Jepang untuk menjajaki potensi bisnis bilateral yang dapat terjalin antar perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam kegiatan ini," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, dikutip Jumat (26/5/2023).
Terjalinnya kerja sama antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Jepang ini diharapkan dapat meningkatkan eksposur bisnis para pengusaha. Sehingga semakin berdampak kondusif bagi perekonomian masing-masing negara dan meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan Jepang.
Salah satu perusahaan Indonesia yang berpartisipasi dalam acara tersebut adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Buka Peluang Kerja Sama
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Ahmad Yuniarto menyampaikan kegiatan ini sangat strategis untuk membuka peluang kerjasama antara perusahaan Jepang dan Indonesia dalam menciptakan sinergi positif bagi kedua belah pihak.
“Kehadiran PGE pada forum Business Matching yang diadakan oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (IDX/BEI) menjadi tanda bahwa usaha yang kami kembangkan memiliki potensi market besar di mata investor asing, khususnya negara-negara yang sudah sangat menaruh perhatian besar bagi pengembangkan energi bersih,” ujar Ahmad Yuniarto.
Selanjutnya, Ahmad menjelaskan bahwa energi panas bumi Indonesia saat ini memiliki potensi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Dia menjelaskan, panas bumi bisa menjadi sumber energi yang bersifat ramah lingkungan dan stabil yang dapat menjadi base load (beban dasar) sustainable di masa mendatang.
"PGE sebagai pemimpin di sektor panas bumi akan terus berupaya mengembangkan potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi dengan sejumlah pihak sangat penting untuk dilakukan,” kata dia.
Advertisement
Investor Asing Getol Beli Saham di BEI
Selama dua hari belakangan ini investor asing melakukan aksi beli (net buy) dalam jumlah besar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, satu hari saja bisa melakukan aksi beli di atas Rp 700 miliar.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, aksi beli tersebut disebabkan adanya kepercayaan investor asing terkait prospek ekonomi Indonesia yang dapat dinilai positif.
"Kalau melihat adanya inflow asing ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hal tersebut berarti adanya kepercayaan investor asing akan prospek ekonomi Indonesia yang dapat dikatakan positif, hal ini juga ditambah dengan masih negatifnya sentimen dari global terutama AS," kata Herditya kepada Liputan6.com, Kamis (25/5/2023).
Bagi para investor, Herditya merekomendasikan beberapa saham mulai dari sektor perbankan hingga telekomunikasi, seperti saham BBRI, BBNI, ANTM dan TLKM.
Selain itu, Head of Online Trading PT Ciptadana Sekuritas Asia Zabrina Raissa melihat investor asing dalam dua hari ini mayoritas memborong saham-saham bank kapitalisasi besar seperti BBRI, BBCA dan saham-saham kapitalisasi besar lainnya seperti ASII dan ICBP.
"Hal inilah yang membuat IHSG mendapatkan net foreign buy dan membuat IHSG rebound dalam jangka pendek. Seperti yang kita lihat, BBRI mencetak all time high (ATH) menyentuh 5.600 karena net foreign buy yg cukup masif selama seminggu terakhir," kata Zabrina.
Setali tiga uang, saham BBCA, ICBP dan ASII selama seminggu terakhir juga mengalami penguatan harga cukup signifikan.
"Aksi beli oleh investor asing ini dilakukan mungkin karena secara makro ekonomi Indonesia berjalan dengan baik dibandingkan negara-negara lain yang sudah jelas mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.