Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kenaikan jumlah penggalangan dana lewat aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Hingga 29 Mei 2023, Bursa mencatat penggalangan dana lewat aksi ini telah mencapai Rp 22,8 triliun. "Per 29 Mei 2023 terdapat 17 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 22,8 triliun," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Â kepada wartawan, dikutip Selasa (30/5/2023).
Baca Juga
Nyoman menambahkan, angka itu mengalami kenaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, periode Januari-Mei 2021 terdapat 9 perusahaan tercatat yang melaksanakan rights issue dengan nilai fundraised mencapai Rp 4,5 triliun.
Advertisement
Sedangkan pada periode Januari-Mei 2022 terdapat 13 perusahaan tercatat yang melaksanakan rights issue dengan nilai fundraised mencapai Rp 14,3 triliun. Sedangkan data teranyar per 29 Mei 2023, terdapat 17 Perusahaan dengan nilai fundraised sebesar Rp 22,8 triliun.
"Hal ini menunjukkan tren kenaikan dalam 3 tahun terakhir baik dari sisi jumlah perusahaan yang melakukan rights issue maupun nilai dana yang dihimpun," kata Nyoman.
Sebelumnya, BEI mencatat terdapat 25 perusahaan dalam pipeline rights issue per 26 Mei 2023, dengan asumsi saat itu baru ada 16 perusahaan yang gelar rights issue.
Adapun rincian emiten dalam pipeline rights issue berdasarkan sektornya adalah sebagai berikut:
• 1 Perusahaan dari sektor basic materials
• 7 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 5 Perusahaan dari sektor energy
• 7 Perusahaan dari sektor financials
• 0 Perusahaan dari sektor healthcare
• 0 Perusahaan dari sektor industrials
• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 0 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Â
Â
Â
43 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI, Dominan Aset di Bawah Rp 250 Miliar
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan tengah antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO). Adapun sampai dengan 26 Mei 2023, terdapat 40 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 40 emiten itu sebesar Rp 32,7 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 43 perusahaan yang siap debut di Bursa.
Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.
“Hingga saat ini, terdapat 43 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Jumat (26/5/2023).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 5 Perusahaan dari sektor basic materials
• 8 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 5 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 3 Perusahaan dari sektor energy
• 2 Perusahaan dari sektor financials
• 1 Perusahaan dari sektor healthcare
• 4 Perusahaan dari sektor industrials
• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 5 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 4 Perusahaan dari sektor technology
• 3 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Â
Advertisement
5 Emiten Naik Kelas ke Papan Utama BEI, Siapakah Itu?
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan daftar emiten atau perusahaan tercatat yang mengalami perpindahan papan dari papan pengembangan ke papan utama. Perubahan penempatan papan pencatatan tersebut berlaku sejak 31 Mei 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (26/5/2023), terdapat lima emiten yang naik kelas dari papan pengembangan ke papan utama.
Adapun kelima emiten tersebut, yakni PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN).
"Kami sampaikan bahwa berdasarkan ketentuan tersebut Bursa berwenang untuk melakukan penilaian atas pemenuhan persyaratan dan perpindahan papan yang dilakukan setiap Mei dan November," tulis Manajemen BEI, dikutip Jumat (26/5/2023).
Selain itu, BEI juga memindahkan sejumlah emiten dari papan utama ke papan pengembangan, yakni PT Hero Supermarket Tbk (HERO) PT City Retail Developments Tbk (NIRO), dan PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY).
"Jika terdapat hal atau peristiwa tertentu yang terjadi pada perusahaan tercatat sebelum tanggal efektif perpindahan papan, Bursa berwenang melakukan perubahan atas pengumuman ini," tulisnya.
Â