Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyebut jumlah jemaah haji yang diangkut oleh maskapai pelat merah tersebut terus meningkat.Â
Jemaah haji Indonesia yang diangkut oleh Garuda Indonesia mengalami lonjakan sebesar 117 persen menjadi 104.172 orang dari 2022 sebanyak 47.915 orang.Â
Baca Juga
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, peningkatan tersebut seiring dengan bertambahnya kuota haji Indonesia. Sebab, sekarang akses masuk ke Arab Saudi sudah semakin longgar sejalan dengan berakhirnya pandemi Covid-19.
Advertisement
"Volume jemaah haji 117 persen tumbuh. Kami masih konfirmasi tambahan kuota haji seluruh Haji dari Indonesia," kata Irfan dalam paparan publik, Selasa (30/5/2023).
Bahkan, ada kemungkinan Kementerian Agama (Kemenag) akan menambah kuota jemaah haji. Saat ini, Garuda Indonesia menunggu perkembangan lebih lanjut.Â
Dengan demikian, perjalanan haji ini akan menjadi salah satu penopang pendapatan Garuda Indonesia dari rute internasional. Di sisi lain, Garuda Indonesia juga membidik pertumbuhan pendapatan operasional sekitar 84 persen hingga 87 persen pada 2023.
Selain itu, perseroan juga mengincar pertumbuhan EBITDA (Earning Before Interest Depreciation and Amortization) sebesar 20 persen sampai dengan 25 persen pada tahun ini. Dalam rangka mencapai peningkatan pendapatan, perseroan akan melakukan penguatan dan restorasi armada.
"Garuda akan fokus pada layanan penerbangan yang berorientasi meningkatkan profitabilitas," imbuhnya.
Â
Garuda Indonesia Incar Pertumbuhan Pendapatan Operasional hingga 87 Persen pada 2023
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengincar pertumbuhan pendapatan operasional sekitar 84 persen hingga 87 persen pada 2023. Sebab, industri penerbangan sudah mulai pulih usai meredanya pandemi Covid-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, pihaknya juga membidik pertumbuhan EBITDA (Earning Before Interest Depreciation and Amortization) sebesar 20 persen sampai dengan 25 persen pada tahun ini. Dalam rangka mencapai peningkatan pendapatan, perseroan akan melakukan penguatan dan restorasi armada.
"Garuda akan fokus pada layanan penerbangan yang berorientasi meningkatkan profitabilitas," kata Irfan dalam paparan publik, Selasa (30/5/2023).Â
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio menegaskan, pihaknya berfokus pada pengelolaan keuangan dan menajemen risiko. Salah satunya, dalam upaya perbaikan ekuitas.Â
"Posisi ekuitas terus menunjukkan perbaikan dari posisi pada 31 Desember 2021 (audited) sebelum restrukturisasi sebesar. Konsolidasi USD 6,1 miliar, kemudian pada posisi pada 31 Desember 2022 (audited) sebesar USD 1,6 miliar (secara konsolidasi)," kata Prasetio.
Selain itu, kucuran dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun masih terasa dampaknya secara signifikan bagi kelangsungan bisnis Garuda hingga saat ini. Sebab, dari total Rp 7,5 itu sekitar 60 persen digunakan untuk kebutuhan maintenance aset-aset penting perusahaan. Sedangkan, 40 persen sisanya dialokaskan untuk kebutuhan modal kerja.
Garuda Indonesia memiliki armada sebanyak 68 unit pada akhir tahun lalu. Jumlah tersebut meyusut daripada 2019 sebelum pandemi Covid-19 sebanyak 142 unit.
Adapun, hingga akhir 2022, Garuda Indonesia melayani 65 rute perjalanan domestik dan 31 rute perjalanan internasional. Angka tersebut berkurang dari 2019. Saat itu, perusahaan pelat merah ini melayani 133 rute perjalanan domestik dan 39 rute perjalanan internasional.
Advertisement
Bos Garuda Indonesia Sebut Penerbangan Domestik Hampir Pulih 100 Persen, Kinerja Bakal Moncer?
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) saat ini melihat geliat industri penerbangan lebih baik usai pandemi COVID-19. Ini mengingat, penerbangan domestik maupun internasional mengalami peningkatan.Â
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, pemulihan industri penerbangan dari sisi domestik sudah mendekati 100 persen. Bahkan, pemulihan tersebut diperkirakan lebih cepat pulih dibandingkan penerbangan internasional.
"Internasional ada beberapa penundaan karena ketersediaan pesawat dan dari diskusi ada membatasi perjalanan bisnis karena lebih fleksibel dengan zoom (aplikasi pertemuan virtual)," kata Irfan dalam paparan publik Garuda Indonesia, Selasa (30/5/2023).Â
Meski demikian, Garuda Indonesia optimistis tahun ini cukup baik di atas rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Selain itu, industri penerbangan tidak bergantung dengan momentum Lebaran maupun liburan akhir tahun. Lantaran banyak acara besar berskala internasional yang diselenggarakan di Indonesia.Â
"Kita akhirnya menyaksikan peak season trafik itu bukan karena seasonal saja, tetapi juga terkait dengan event. Kita ada beberapa event seperti KTT Asean, KTTÂ G20Â kita bawa official pendukung acara tersebut sangat banyak. Kedua, ada beberapa musik event yang cukup banyak, sehingga banyak yang menggunakan pesawat," kata dia.
Di samping itu, Irfan mengatakan, pihaknya juga menadah berkah dari peningkatan jumlah jamaah Haji yang menggunakan layanan Garuda Indonesia. Jamaah Haji pun mengalami peningkatan 117 persen menjadi 104.172 orang dari 2022 sebanyak 47.915 orang.
"Volume jamaah haji 117 persen tumbuh. Kami masih konfirmasi tambahan kuota haji seluruh Haji dari Indonesia," imbuhnya.
Dengan demikian, Garuda Indonesia optimistis kinerja perusahaan dapat meningkat pada 2023. Dalam rangka mencapai peningkatan pendapatan, perseroan melakukan penguatan dan restorasi armada.