Sukses

RUPS Bisa Jadi Jalan Mengetahui Jurus Pertamina Raih Laba Rp 56 Triliun

Pertamina akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam waktu dekat.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina mengantongi laba terbesar mencapai Rp 56,6 triliun, meningkat tajam 86 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. BUMN ini juga akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam waktu dekat.

Melalui RUPS Pertamina ini, Pengamat ekonomi dan bisnis Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi menilai, bisa menjadi jalan menyimak rahasia bagaimana BUMN ini meraih laba terbesar pada tahun lalu.

Serta bisa menunjukkan bukti BUMN tersebut menjawab tantangan dengan memberikan kontribusi terbesar bagi negara.

“Ya (menarik sekali RUPS nanti). Karena direksi akan menjelaskan mengenai capaian-capaian luar biasa Pertamina sepanjang 2022. Jadi, mari sama-sama kita tunggu,” kata dia melansir Antara di Jakarta, Sabtu (3/6/2023).

Apalagi, capaian tersebut sangat membanggakan diraih BUMN energi itu di tengah kondisi yang masih diliputi ketidakpastian.

Menurut dia, salah satu faktor yang diperkirakan menjadi penyebab tingginya tingkat pencapaian laba pada 2022 adalah digitalisasi yang dilakukan Pertamina, dari hulu ke hilir.

Melalui digitalisasi, Pertamina bisa meningkatkan efisiensi dengan signifikan, sehingga keuntungan perusahaan menjadi jauh meningkat.

"(Digitalisasi Pertamina) ini luar biasa sekali. Saya sangat mengapresiasi jika benar bahwa digitalisasi menjadi bagian dari Pertamina untuk meningkatkan efisiensi," ujar Acu.

Acu menambahkan, digitalisasi dari sektor upstream, midstream, hingga downstream, akan membuat seluruh aliran bisnis Pertamina menjadi sangat terkontrol, termasuk pengawasan terhadap rantai produksi hingga distribusi.

 

2 dari 2 halaman

Digitalisasi

Terkait hal itu, menurut dia, penjelasan direksi pada RUPS mengenai faktor digitalisasi juga sangat menarik untuk disimak.

Di sisi lain, ia memperkirakan, setidaknya terdapat beberapa faktor yang juga turut berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Pertamina yakni dukungan pemerintah melalui perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.159/2022 sehingga dana kompensasi bisa cair lebih cepat.

“Kondisi tersebut, jelasnya, sangat mempengaruhi kondisi likuiditas dan pada akhirnya mempengaruhi kesehatan keuangan Pertamina,” jelasnya.

Kemudian, penyaluran gas untuk rumah tangga yang sangat prospektif, terkait strategi monetisasi dolar AS untuk transaksi luar negeri yang relatif baik, efisiensi dari sisi transportasi yang akan berkontribus terhadap penurunan biaya.

"Saya kira kombinasi-kombinasi itu bisa memperbaiki likuiditas dari pendapatan Pertamina sehingga kinerja semakin baik,” katanya. 

  • Pertamina merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bertugas mengelola pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.

    Pertamina

  • RUPS