Sukses

Telkom Siap Tebar Dividen Rp 167,59 per Saham, Kapan Waktunya?

Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) bakal membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 Rp 16,6 triliun. Hal itu telah diputuskan dalam RUPST 30 Mei 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) bakal membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 Rp 16,6 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp 167,59 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (6/6/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom Indonesia pada 30 Mei 2023.

Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 20,75 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 4,15 triliun serta total ekuitas senilai Rp 149,26 triliun.

Jadwal

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 9 Juni 2023
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 12 Juni 2023
  • Cum dividen di pasar tunai: 13 Juni 2023
  • Ex dividen di pasar tunai: 14 Juni 2023
  • Recording date: 13 Juni 2023
  • Pembayaran dividen: 5 Juli 2023

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) telah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 30 Mei 2023. Pada rapat tersebut, pemegang saham perseroan menyetujui pembagian dividen senilai Rp 16,6 triliun atau Rp 167,6 per saham.

Besaran dividen itu setara 80 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022. "RUPST menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 16,6 triliun atau 80 persen dari perolehan laba bersih tahun buku 2022. Dividen itu mengalami pertumbuhan sebesar 11,7 persen dari tahun sebelumnya," ungkap Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah dalam konferensi pers usai RUPST Telkom Indonesia, Selasa, 30 Mei 2023.

Dividen tersebut akan dibayarkan paling lambat pada 5 Juli 2023 bagi pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada penutupan perdagangan 13 Juni 2023. Adapun sisa laba bersih sebesar 20 persen atau Rp 4,2 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan.

 

2 dari 4 halaman

Susunan Pengurus

Sepanjang 2022, Telkom membukukan pendapatan Rp 147,30 triliun, naik 2,86 persen dari periode 2021 sebesar Rp 143,2 triliun. Sayangnya, laba perseroan justru susut 16,18 persen menjadi Rp 20,75 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 24,7 triliun.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham dasar turun menjadi 209,49 pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 249,94. Selain pembagian dividen, pemegang saham menyetujui perubahan susunan manajemen melalui pengangkatan Silmy Karim sebagai Komisaris perseroan dan Honesti Basyir sebagai Direktur.

Sehingga susunan manajemen menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris Telkom

  • Komisaris Utama/Komisaris Independen: Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
  • Komisaris Independen: Wawan Iriawan
  • Komisaris Independen: Bono Daru Adji
  • Komisaris Independen: Abdi Negara Nurdin
  • Komisaris: Arya Mahendra Sinulingga
  • Komisaris: Marcelino Pandin
  • Komisaris: Ismail
  • Komisaris: Rizal Mallarangeng
  • Komisaris: Isa Rachmatarwata
  • Komisaris: Silmy Karim

Dewan Direksi Telkom

  • Direktur Utama: Ririek Adriansyah
  • Direktur Enterprise & Business Service: FM Venusiana R
  • Direktur Digital Business: Muhamad Fajrin Rasyid
  • Direktur Human Capital Management: Afriwandi
  • Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Heri Supriadi
  • Direktur Network & IT Solution: Herlan Wijanarko
  • Direktur Strategy Portfolio: Budi Setyawan Wijaya
  • Direktur Wholesale & International Service: Bogi Witjaksono
  • Direktur Group Business Development: Honesti Basyir

 

 

3 dari 4 halaman

Bidik Pertumbuhan Pelanggan, Telkom Indonesia Perkuat Bisnis FMC

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membidik pertumbuhan jumlah pelanggan melalui Fixed Mobile Convergence (FMC) atau gabungan dua teknologi yang berbeda antara teknologi seluler dan Wi-Fi menjadi satu bentuk layanan yang terintegrasi dalam satu ponsel. 

"Kita fokus ke enterprise dan solution, untuk awal perwakilan wilayah akan fokus ke consumer. Sampai akhir tahun ini Telkom Indonesia menargetkan FMC bisa menggaet hingga 1 juta pelanggan. Bukan dari yang baru tapi dari cross selling yang di dalam," kata Corporate Communication and Investor Relation Telkom Ahmad Reza saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/5/2023). 

Dalam kesempatan yang sama, VP Investor Relations Telkom Indonesia Edwin Sebayang menegaskan, pelaksanaan FMC ini bertujuan untuk efisiensi belanja modal (capital expenditure/capex) dan biaya operasional (operational expenditure/opex).

Dengan demikian, dia memproyeksikan dalam lima tahun mendatang belanja modal perusahaan bisa dipangkas sekitar 10 persen. Sehingga, belanja modal yang dibutuhkan perseroan berpotensi turun menjadi 22 persen dari total pendapatan perusahaan.

Di sisi lain, ia juga optimis EBITDA maupun pendapatan setiap tahunnya bisa meningkat seiring efisiensi. "Harapan kami adalah kenaikan daripada ebitda ataupun revenue setiap tahunnya,” imbuhnya.

 

4 dari 4 halaman

Telkom Indonesia Tegaskan Soal Teka-Teki IPO Bisnis Data Center

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menanggapi isu penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) lini bisnis data center. 

VP Investor Relations Telkom Indonesia Edwin Sebayang menegaskan, pihaknya belum memiliki rencana untuk membawa anak usaha bisnis data center melantai di Bursa Efek Indonesia dalam waktu dekat. Sebab, masih ada proyek data center di Cikarang yang harus diselesaikan.

Selain itu, Telkom juga memiliki proyek serupa di Batam. Dengan demikian, perseroan memilih langkah untuk mencari mitra strategis.

"Belum, karena kami sekarang ini namanya masih dalam tahap pembangunan dan menyelesaikan di Cikarang. Lalu juga hyperscale di Batam, kami belum berpikir kesana (IPO)," kata Edwin di sela Media Gathering, Kamis (25/5/2023).

Alhasil, untuk saat ini Telkom berfokus untuk menggarap rencana ekspansi yang ada terlebih dahulu, seperti penambahan jaringan telekomunikasi maupun pembangunan fasilitas data center dan lainnya.

Akan tetapi, tidak termasuk memboyong anak usaha untuk IPO. "Mungkin bisa saja kami lebih berpikir kepada partnership, enggak melulu harus IPO. Untuk jangka pendek belum ada ke arah sana," kata dia.