Sukses

Startup eFishery Tampil di Wall Street Setelah Kantongi Pendanaan Seri D Rp 1,6 Triliun

PT Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery) hadir di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (AS) setelah meraih pendanaan Rp 1,6 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Startup agritech Indonesia PT Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery) berkesempatan tampil di Bursa Efek New York (NYSE) di Wall Street, Amerika Serikat.

Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah mengunggah cuitan di media sosial Twitter pada Rabu, 7 Juni 2023. Dalam cuitannya, ia juga menyertakan beberapa foto yang isinya logo eFishery terpampang di layar LED kantor Bursa Efek New York.

Tidak hanya itu, dalam layar tersebut terdapat tulisan yang berisi informasi bahwa eFishery berhasil mendapatkan pendanaan Series D senilai USD 108 juta atau Rp 1,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.855 per dolar AS).

"Tidak setiap hari Anda melihat wajah petambak ikan atau udang Indonesia di lantai bursa saham AS. Dan lebih baik lagi, kami mendapatkan coverage ini secara gratis," cuit Gibran melalui akun Twitter-nya, dikutip Liputan6.com, Rabu (7/6/2023).

Tak lupa, Gibran turut menyampaikan rasa terima kasih atas ucapan selamat dari NYSE. 

"Terima kasih atas kata-kata baiknya, @NYSE ! Mungkin lain kali Anda akan memberi selamat kepada kami dengan ticker $FISH?," sambungnya.

eFishery merupakan startup Aqua-Tech pertama di Asia, membangun ekosistem Akuakultur berkelanjutan dengan teknologi yang membantu budidaya ikan atau udang. 

Startup asal Bandung ini bertujuan untuk menyediakan produk perikanan sebagai sumber utama protein hewani yang tidak hanya kaya nutrisi tetapi juga dapat diakses oleh semua kalangan. Maka dari itu, e-Fishery hadir untuk turut andil dalam revolusi Akuakultur.

 

 

2 dari 3 halaman

CEO eFishery Buka-bukaan soal Peluang Investasi Sektor Perikanan di Indonesia

Sebelumnya, potensi investasi di sektor kelautan dan perikanan di Indonesia masih sangat besar. Hal ini merujuk pada tingginya minat pasar global atas produk perikanan Indonesia. Hal ini juga didukung dengan ketersediaan lahan untuk budidaya masih besar.

CEO eFishery Gibran Huztaifah mengatakan, potensi ini juga didukung oleh kekayaan sumber daya ikan yang cukup beragam di lautan Indonesia. Belum lagi, sudah tersedianya inovasi teknologi untuk mendukung peningkatan volume dan kualitas produk yang dihasilkan.

"Kalau kita ngomongin budidaya, Indonesia ini paling besar. Sayangnya prosesnya selama ini tidak dikelola secara profesional," kata Catur, Jakarta, Kamis (20/1/2022).

Catur mengatakan, langkah KKP melakukan revitalisasi 45.000 hektare tambak udang tradisional menjadi modern menurutnya sangat tepat. Dengan demikian, volume produksi bisa bertambah dan kelestarian lingkungan tetap bisa terjaga.

"Nah dengan adanya program tersebut sangat tepat, karena potensi market global sangat besar, dan kita cukup kompetitif, asal kita mengelola ini bersama-sama secara profesional sehingga hasilnya optimal," paparnya.

 

3 dari 3 halaman

Peluang Investasi

Direktur Usaha dan Investasi, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Catur Sarwanto mengatakan, mayoritas investasi sektor perikanan didominasi oleh budidaya perikanan, pengolahan, lalu penangkapan disusul oleh perdagangan.

Prognosa investasi bidang kelautan dan perikanan 2021 sebesar Rp 6,02 triliun. Investasi terbesar ada di perikanan budidaya sebanyak 30 persen, disusul pengolahan 27 persen, lalu penangkapan (perikanan tangkap) serta perdagangan.

Untuk mempromosikan peluang investasi tahun ini, KKP akan menggelar Marine and Fisheries Business and Investment Forum pada Maret 2022. Di sini KKP akan membeberkan data peluang usaha bidang kelautan dan perikanan, serta menyosialisasikan kebijakan-kebijakan sebagai dasar kemudahan investasi.

"Di sini ajang bagi investor untuk mendapat informasi dan kita beri ruang untuk mendapatkan data peluang-peluang investasi apa aja. Ini tentunya upaya kita melakukan akselerasi," kata Catur.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com