Sukses

Tinggalkan Rentenir, Menteri Teten Genjot UMKM IPO

Menandatangani MoU dengan BEI, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap kerja sama itu dapat percepat UMKM go public.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyebut masih ada 6 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang masih mengakses pinjaman ke rentenir.

Dengan begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI) meneken nota kesepahaman bersama Kemenkop UKM mendukung UMKM naik kelas melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kerja sama tersebut diharapkan bisa mempercepat UMKM untuk go public, memanfaatkan pembiayaan di luar perbankan. 

"Sebenarnya sebagian besar UMKM juga masih belum memanfaatkan pinjaman perbankan, sekitar 30 juta UMKM masih menggunakan pembiayaan pribadi atau keluarga, dan ada 6 juta UMKM yang masih mengakses pinjaman ke rentenir," kata Teten di BEI, Rabu (7/6/2023). 

Dia bilang, kontribusi UMKM ke perekonomian nasional itu memang cukup besar, ke lapangan kerja bahkan mencapai 97 persen.

"Justru ini yg menjadi PR kita, karena yg 97 persen itu disediakan oleh mikro, bisa dibayangkan bagaimana kualitas lapangan kerja kita," kata dia.

Menurut ia, jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Seoul sama juga struktur ekonominya ditopang oleh UMKM. Hanya saja UMKM di sana sangat maju karena didukung oleh inovasi teknologi sehingga pertumbuhan ekonominya terus membaik. Bahkan, dari sisi skala, UMKM di sana cukup besar. 

"Oleh karena itu kita harus memperkuat struktur ekonomi kita agar usaha yang skalanya kecil bisa naik jadi menengah. Pasar modal dengan papan akselerasi ini sangat bagus, tapi yang perlu kita bangun juga yaitu ekosistem bisnisnya," kata dia. 

 

2 dari 4 halaman

Percepat Pertumbuhan UMKM

Selain didukung kebijakan pemerintah yang tepat, asosiasi bisnis juga harus kredibel. Akan tetapi, ia melihat di Indonesia masih kurang. 

"Karena itu kita saya lihat angkanya berpuluh-puluh tahun struktur ekonominya berat di mikro. Kerja sama ini saya kira akan mempercepat pertumbuhan UMKM dan bisa segera IPO," ujar dia.

Di samping itu, Kemenkop UKM akan melihat usaha mana yang bisa dilakukan inkubasi dan didorong untuk IPO.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, papan akselerasi disediakan khusus perusahan yang siap naik kelas. Selain itu, jumlah emiten yang berada di papan akselerasi saat ini sekitar 10 persen dari total perusahaan yang tercatat di BEI.

"Yang kita masukan papan akselerasi bukan hanya sekedar sizenya kecil, kita tidak melihat itu, tapi yang lebih penting bagaimana perusahaan ini perusahaan yang berbeda dari yang lain artinya ada inovasi ada hal-hal yang kita lihat growth opportunity nya ke depan," kata Nyoman. 

Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, pihaknya melakukan kerja sama dengan Kemenkop UKM dengan tujuan memperkenalkan pasar modal dengan pelaku UMKM untuk masuk ke pasar modal melalui pencatatan saham di Bursa. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara agar UMKM mendapatkan pembiayaan usaha dengan skema IPO.

"Kebanyakan UMKM pendanaan mereka dari pinjaman perbankan. Padahal skema pendanaan yang lain yang bisa dimanfaatkan seperti ekuitas," kata Iman.

 

3 dari 4 halaman

Meriahkan Papan Akselerasi, BEI Gandeng Menteri Teten Dukung UMKM Melantai di Pasar Modal

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) dalam rangka mendukung usaha mikro kecil menengah (UMKM) melantai di pasar modal.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, pihaknya melakukan kerja sama dengan Kemenkop UKM dengan tujuan memperkenalkan pasar modal dengan pelaku UMKM untuk masuk ke pasar modal melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara agar UMKM mendapatkan pembiayaan usaha dengan skema IPO.

"Kebanyakan UMKM pendanaan mereka dari pinjaman perbankan. Padahal skema pendanaan yang lain yang bisa dimanfaatkan seperti ekuitas," kata Iman dalam konferensi pers di BEI, Rabu (7/6/2023).

Dalam rangka membantu UMKM naik kelas, BEI pun telah menyediakan platform yang bisa dimanfaatkan, yakni papan akselerasi. Hingga saat ini, sudah ada 33 perusahaan yang berasal dari UMKM tercatat di BEI.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, ekosistem bisnis UMKM ini perlu ditingkatkan. Dengan begitu, usaha kecil tersebut bisa naik kelas.

"Jadi ini papan akselerasi ini suatu kebijakan yang bagus untuk memberi kemudahan bagi UMKM untuk listing di Bursa," kata Teten.

Di samping itu, ia juga membidik 100 UMKM bisa listing di BEI. Teten berharap kerja sama Kemenkop UKM dengan BEI bisa mempercepat UMKM melantai di pasar modal.

"Targetnya ada 100 lah kira-kira UMKM yang bisa listing di Bursa ini. Kalau dengan MoU ini harusnya bisa lebih cepat," imbuhnya. 

 

4 dari 4 halaman

Menteri Teten dan BEI Bakal Teken MoU Bawa UMKM IPO

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki berencana akan melakukan Nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU), dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait mempersiapkan inkubator bagi UMKM agar bisa Initial Public Offering (IPO).

Sebagai informasi IPO sebutan bagi perusahaan privat yang akan menjual sebagian kepemilikan sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya. IPO memberikan keuntungan baik bagi perusahaan itu sendiri maupun kepada publik.

"Kemarin saya bicara dengan direktur BEI untuk menyiapkan inkubator juga di BEI. Jadi, nanti akan saya follow up MOU nya dan teknisnya. Saya kira itu bagus, nanti kita siapkan UMKM yang IPO bisa lebih terencana, saya kira banyak potensinya UMKM kita yang bisa cari pembiayaan modal murah dari pasar modal," kata MenkopUKM saat ditemui di Bali, Selasa (9/8/2022).

Teten optimis, jika MoU dilakukan maka akan lebih banyak lagi UMKM yang menyusul PT Sari Kreasi Boga Tbk UMKM produsen kebab yang berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Bakal banyak nanti setelah MOU insyallah, jadi saya baru pembicaraan dengan direktur BEI agar mereka menyiapkan inkubatornya supaya BEI jemput bola juga," ujarnya.

Sebelumnya, Teten mengatakan ini menjadi bukti UMKM yang dikelola dengan baik akan mampu naik kelas dan menjadi unit usaha yang bisa bersaing dengan perusahaan besar lainnya.

MenKopUKM Teten Masduki menambahkan, perusahaan yang memiliki kode saham RAFI ini awalnya adalah UMKM yang terkenal dengan brand Kebab Turki Baba Rafi. Sebelum menjadi perusahaan besar seperti saat ini, PT Sari Kreasi Boga Tbk hanya berjualan dengan gerobak di pinggir jalan.

Saat ini peluang UMKM untuk naik kelas bahkan bisa IPO semakin besar. Lantaran pemerintah terus memberikan kemudahan dan dukungan terhadap UMKM agar terus tumbuh.